serta bagi hasil pajak dan bukan pajak, sedangkan dari sisi pengeluaran, dilakukan simulasi dengan mengasumsikan adanya kenaikan pada pengeluaran
pembangunan sektor pertanian, sektor kesehatan, serta sektor pendidikan. Analisis simulasi dilakukan menurut pulau.
6.2.1 Peningkatan Dana Alokasi Umum Sebesar 16
Dampak peningkatan DAU sebesar 16 menyebabkan dampak yang beragam pada setiap pulau. Kenaikan DAU sebesar 16 pada Pulau Sumatera
menyebabkan peningkatan dana perimbangan sebesar 10.43, selain itu juga memberikan stimulus pada peningkatan PAD sebesar 0.89, sehingga
penerimaan pemerintah meningkat sebesar 7.94. Pemerintah daerah merespon kenaikan penerimaan ini dengan meningkatkan pengeluaran baik untuk
pembangunan maupun untuk kegiatan rutin. Peningkatan pengeluaran di Pulau Sumatera sebagian besar digunakan untuk pengeluaran rutin. Pada pengeluaran
pembangunan peningkatan pengeluaran tertinggi terjadi pada pengeluaran sektor pendidikan yaitu sebesar 9.49. Total peningkatan pengeluaran pemerintah di
Pulau Sumatera sebesar 10.18, mendorong meningkatnya perekonomian Sumatera yang ditandai dengan peningkatan PDRB sebesar 1.94. Selain itu
kinerja pembangunan sosial juga menunjukkan hasil yang menggembirakan yang ditandai dengan penurunan kemiskinan sebesar 1.49 dan peningkatan
pembangunan manusia sebesar 0.06. Peningkatan DAU yang disertai optimalisasi alokasi pengeluaran kepada sektor-sektor yang pro kesejahteraan
ternyata mampu meningkatkan pembangunan sosial ekonomi di Sumatera. Peningkatan DAU sebesar 16 di Pulau Jawa-Bali, menyebabkan
peningkatan dana perimbangan sebesar 11.00, sehingga total penerimaan pemerintah meningkat sebesar 7.83. Respon pemerintah daerah di Pulau Jawa-
Bali sebagai akibat dari peningkatan penerimaan sama dengan pemerintah daerah di Pulau Sumatera. Hal ini dilihat dari peningkatan pengeluaran rutin yang lebih
besar daripada pengeluaran pembangunan. Pengeluaran pembangunan meningkat sebesar 9.58, sedangkan pengeluaran rutin meningkat sebesar 10.50 sebagai
akibat peningkatan DAU sebesar 16. Peningkatan pengeluaran pembangunan dialokasikan kepada sektor-sektor yang pro kepada kesejahteraan publik, terlihat
peningkatan tertinggi terjadi pada pengeluaran sektor pendidikan dan kesehatan masing-masing sebesar 8.03 dan 7.51. Peningkatan pengeluaran rutin dan
pengeluaran pembangunan menyebabkan peningkatan total pengeluaran sebesar 10.24, selanjutnya memberikan imbas kepada peningkatan PDRB,
pembangunan manusia, serta penurunan angka kemiskinan. Dampak Peningkatan DAU sebesar 16 mampu meningkatkan PDRB sebesar 1.63, pembangunan
manusia sebesar 0.18, serta mampu menurunkan angka kemiskinan sebesar 1.12. Hal ini diduga akibat dari besarnya peningkatan pengeluaran
pembangunan yang kemudian dialokasikan kepada sektor-sektor yang mampu menciptakan kesejahteraan penduduknya seperti sektor pendidikan dan kesehatan.
Tabel 26 Dampak peningkatan DAU 16 terhadap kinerja fiskal daerah
Kawasan Barat Indonesia
Kawasan Timur Indonesia
Variabel Endogen Sumatera Jawa-Bali Kalimantan Sulawesi
Papua Pajak
1.269 0.838 1.284 3.091 8.909 Retribusi
0.303 0.218 0.495 0.360 2.271 PAD
0.888 0.668 0.919 1.657 4.742 BHPBP
0.712 0.970 0.632 0.772 2.040 Dana
Perimbangan 10.428 11.001 10.188 10.661 11.714
Kapasitas Fiskal
0.780 0.808 0.732 1.005 2.725 Total
Penerimaan 7.937 7.829 8.107 9.271 8.292
Pengeluaran Kesehatan 7.769 7.513 7.797 9.482 9.250
Pengeluaran pendidikan 9.489
8.032 9.796
14.002 10.417
Pengeluaran Pertanian
2.808 4.872 2.686 2.375 4.597 Pengeluaran Tenaga Kerja
6.781 7.274
6.837 7.507
8.204 Pengeluaran
Pembangunan 6.574 9.576 4.818 10.226 6.013
Pengeluaran Rutin
12.254 10.504 12.185 14.549 13.258 Total
Pengeluaran 10.178
10.236 9.004 13.312 10.111 Sumber : Data diolah
Dampak peningkatan DAU sebesar 16 di Pulau Kalimantan memberikan stimulus terhadap peningkatan PAD sebesar 0.92 melalui peningkatan pajak dan
retribusi. Sebagai komponen dari dana perimbangan, peningkatan pada DAU menyebabkan peningkatan dana perimbangan sebesar 10.19. Peningkatan
komponen PAD dan dana perimbangan selanjutnya mendorong peningkatan total
penerimaan sebesar 8.11. Pemerintah daerah di Pulau Kalimantan merespon peningkatan penerimaan ini dengan meningkatkan pengeluaran sebesar 9.00,
yang dialokasikan untuk pengeluaran rutin serta pengeluaran pembangunan. Peningkatan pengeluaran terbesar terjadi pada pengeluaran rutin yaitu sebesar
12.18, sedangkan pengeluaran pembangunan hanya meningkat sebesar 4.82. Pada pengeluaran pembangunan, peningkatan tertinggi terjadi pada pengeluaran
sektor pendidikan dan sektor kesehatan masing-masing sebesar 9.80 dan 7.80. Akibat peningkatan pengeluaran pemerintah menyebabkan perekonomian daerah
meningkat yang ditandai dengan peningkatan PDRB sebesar 1.79, begitu juga dengan pembangunan manusia yang meningkat sebesar 0.06. Peningkatan
pengeluaran pemerintah sebagai akibat dari meningkatnya DAU juga mampu menurunkan angka kemiskinan di Pulau Kalimantan sebesar 2.81. Tingginya
peningkatan pengeluaran sektor pendidikan dan kesehatan diduga menjadi salah satu penyebabnya. Pendidikan akan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
di masa yang akan datang sehingga pada akhirnya dapat mengeluarkan manusia dari jeratan kemiskinan.
Tabel 27 Dampak kenaikan DAU 16 terhadap pembangunan sosial ekonomi daerah
Kawasan Barat Indonesia
Kawasan Timur Indonesia
Variabel Endogen Suma
tera Jawa-Bali Kaliman
tan Sulawesi Papua
PDRB Primer 1.063
1.506 1.041
1.590 3.298
PDRB Sekunder 2.484
1.328 2.150
9.200 13.632
PDRB Tertier 2.281
1.967 2.084
4.124 7.863
Total PDRB 1.941
1.629 1.787
3.735 7.090
Kemiskinan 1.488 1.119
2.815 1.379
4.300 Pembangunan Manusia
0.063 0.177
0.060 0.048
0.140 Sumber : Data diolah
Dampak peningkatan DAU sebesar 16 di Pulau Sulawesi memberikan stimulus terhadap peningkatan PAD sebesar 1.66 melalui peningkatan pajak
sebesar 3.09 dan retribusi 0.36. Peningkatan DAU sebesar 16 mendorong peningkatan dana perimbangan sebesar 10.66, sehingga total penerimaan daerah
meningkat sebesar 9.27. Dampak dari meningkatnya DAU sebesar 16 menyebabkan peningkatan pengeluaran pemerintah sebesar 13.31. Besarnya
peningkatan pengeluaran pemerintah yang disertai pengalokasian pada sektor- sektor yang diduga dapat meningkatkan kesejahteraan menyebabkan bergeraknya
roda perekonomian di Pulau Sulawesi yang ditandai dengan peningkatan PDRB sebesar 3.73. Selain itu tingkat kemiskinan juga berkurang sebesar 1.38, serta
pembangunan manusia meningkat sebesar 0.05. Pada Pulau Papua peningkatan DAU sebesar 16 memberikan stimulus
terhadap peningkatan PAD sebesar 4.74. Selain itu dana perimbangan juga meningkat sebesar 11.71. Peningkatan kedua komponen penerimaan ini
menyebabkan total penerimaan daerah di Pulau Papua meningkat sebesar 8.29. Peningkatan penerimaan menyebabkan total pengeluaran meningkat sebesar
10.11. Bila dilihat dari sisi pengeluaran, peningkatan pengeluaran rutin lebih besar dari peningkatan pengeluaran pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan dana alokasi umum sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan rutin seperti belanja pegawai serta belanja barang, sedangkan untuk
pengeluaran pembangunan masih sangat minim. Peningkatan pengeluaran mendorong peningkatan PDRB sebesar 7.09 serta pembangunan manusia
sebesar 0.14. Tingkat kemiskinan di Pulau Papua juga mengalami penurunan sebesar 4.30.
Dari hasil perbandingan antar pulau, peningkatan DAU sebesar 16 ternyata paling efektif dalam meningkatkan pembangunan sosial ekonomi daerah
di Pulau Papua. Sebagai salah satu instrumen dalam menciptakan pemerataan pendapatan, aliran DAU ke Papua ternyata sangat membantu dalam pembangunan
sosial ekonomi daerah.
6.2.2 Peningkatan Pajak Sebesar 20