Dengan menggunakan IPM, UNDP membagi status pembangunan manusia di kabupatenkota ke dalam empat kategori dengan kriteria sebagai berikut :
a. Rendah, bila angka IPM 50.
b. Menengah Bawah, bila angka 50
≤ IPM 66. c.
Menengah Atas, bila angka 66 ≤ IPM 90.
d. Tinggi, bila angka IPM
≥90. Dalam
Human Development Reports HDR 2010 yang diterbitkan United
Nations For Development Programes UNDP, indikator penyusun IPM
mengalami perubahan yaitu pada dimensi pendidikan dan standar hidup. Indikator angka melek huruf pada dimensi pendidikan diganti dengan ekspektasi lama
sekolah, sedangkan indikator PDB per kapita pada dimensi standar hidup diganti dengan indikator pendapatan nasional bruto per kapita. Begitu juga dengan
penghitungan IPM yang sebelumnya menggunakan rata-rata sederhana, pada HDR 2010 menggunakan rata-rata geometri.
2.1.10 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Desentralisasi Fiskal
Desentralisasi fiskal secara tidak langsung mempunyai hubungan terhadap pertumbuhan ekonomi karena dapat meningkatkan efisiensi dalam
alokasi sumber daya. Hal ini disebabkan 1 Pemerintah Daerah memiliki
keuntungan yang lebih baik dibandingkan Pemerintah Pusat dalam memberikan pelayanan dan penyediaan barang-barang publik yang sesuai dengan preferensi
dan kebutuhan-kebutuhan daerah itu sendiri. 2 Menstimulus Pemerintah Daerah untuk lebih kreatif, inovatif dan akuntabilitas terhadap daerahnya dalam upaya
merespon kebutuhan masyarakat dan upaya meningkatkan kemakmuran di daerah melalui optimalisasi sumberdaya yang ada secara efisien dan mengurangi
pemborosan. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah diharapkan mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada, baik sumber daya alam maupun
sumberdaya manusia untuk meningkatkan kemakmuran bagi masyarakat daerah itu sendiri yang secara tidak langsung berdampak pada meningkatnya laju
pertumbuhan ekonomi. 3 Adanya kebijakan desentralisasi akan ditandai dengan penyediaan infrastruktur di daerah yang secara tidak langsung sangat sensitif
terhadap kondisi regional atau daerah, dimana lebih efektf dalam mendorong
pembangunan ekonomi daripada kebijakan yang ditetapkan Pemerintah Pusat yang seringkali mengabaikan adanya perbedaan geografis antar daerah.
Esensi mengenai hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan desentralisasi fiskal setidaknya mempunyai tiga pertimbangan. Pertama,
pertumbuhan dilihat sebagai sesuatu yang objektif dari desentralisasi fiskal dan efisiensi dalam alokasi sumberdaya dalam sektor publik. Kedua, secara eksplisit
bahwa pemerintah berusaha untuk mengadopsi berbagai kebijakan-kebijakan untuk mendorong ke arah peningkatan dalam pendapatan per kapita. Ketiga,
pertumbuhan per kapita relatif lebih mudah untuk diukur dan dinterpretasikan dibanding indikator-indikator ekonomi lainnya.
2.1.11 Hubungan Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah juga digambarkan oleh kurva Scully yang merupakan hasil penelitian yang dilakukan
oleh professor Gerald Scully, yang menerangkan hubungan antara peran pengeluran pemerintah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Dalam model
kuadratik yang diformulasikan Scully, porsi pengeluaran pemerintah menjadi variabel independent dan pertumbuhan ekonomi menjadi variabel dependen. Dari
model yang dapat disimpulkan bahwa : peningkatan porsi pengeluaran pemerintah terhadap PDRB sampai pada tingkat tertentu memberikan pengaruh yang lebih
tinggi pada pertumbuhan, namun pada porsi yang lebih tinggi lagi melebihi tingkat optimal maka porsi pemerintah semakin besar akan berdampak lebih
rendah bahkan dapat mencapai nol. Secara grafis dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Hubungan antara tingkat pertumbuhan ekonomi dengan porsi pengeluaran pemerintah terhadap PDRB
Po rsi p e ng e lua ra n p e me rinta h Ti
n g
k a
t P
e rt
u m
b u
h a
n
g t
Sumber: Kharisma, 2006
2.1.12 Pengeluaran Pemerintah dan Kemiskinan