Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak

selektif karena peningkatan pungutan retribusi dapat berdampak pada ekonomi biaya tinggi sehingga mengakibatkan penurunan kinerja ekonomi. Tabel 16 Faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan retribusi di Indonesia Elastisitas Variabel Parameter Estimasi t-statistik Prob Jangka Pendek Jangka Panjang Label Variabel Intercep -23689.1800 -4.3240 0.0000 - - PDRB 0.0001 1.8836 0.0597 0.0433 1.0452 PDRB LRETR 0.9229 48.1286 0.0000 - - Lag Retribusi POP 0.0026 6.1823 0.0000 0.1423 1.1659 Populasi DDF 36404.6900 5.8494 0.0000 - - Dummy Desentralisasi F hitung = 2707.23 R 2 Adj= 0.9601 D h = 1.39 Sumber : Data diolah

5.1.4 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak

Persamaan lain yang berada dalam blok penerimaan fiskal daerah adalah bagi hasil pajak dan bukan pajak. Hasil estimasi menunjukkan bahwa seluruh variabel yang diduga berpengaruh terhadap bagi hasil pajak memiliki dampak positif dan signifikan terhadap bagi hasil pajak dan bukan pajak. Variabel-variabel yang mempengaruhi bagi hasil pajak dan bukan pajak tersebut adalah PDRB dan bagi hasil pajak bukan pajak tahun sebelumnya. PDRB positif dan signifikan memengaruhi bagi hasil pajak. Seperti penjelasan sebelumnya, PDRB merupakan indikator berjalannya perekonomian, sehingga jika PDRB meningkat maka sumber-sumber penerimaan bagi hasil pajak juga akan meningkat. Bagi hasil pajak tahun sebelumnya positif dan signifikan mempengaruhi bagi hasil pajak. Hal tersebut dikarenakan dalam menentukan target bagi hasil pajak, pemerintah daerah berpatokan paling tidak jumlahnya harus lebih besar dari bagi hasil pajak tahun sebelumnya. Oleh karena itu setiap tahunnya pemerintah daerah berusaha untuk meningkatkan penerimaan bagi hasil pajak sehingga diharapkan jumlahnya tidak kurang dari tahun sebelumnya. Bagi hasil pajak setelah desentralisasi fiskal mengalami peningkatan yang signifikan dibanding sebelum desentralisasi yang ditandai oleh tanda positif dan signifikan pada variabel desentralisasi fiskal. Kebijakan desentralisasi fiskal signifikan dalam meningkatkan bagi hasil pajak karena mulai tahun 2001, daerah memperoleh bagi hasil dari pajak penghasilan PPh orang pribadi personal Income tax . Selain itu, pemerintah daerah mulai serius dalam mengelola sumber- sumber penerimaan bagi hasil pajaknya karena didesak untuk membiayai pengeluaran daerah yang semakin meingkat. Tabel 17 Faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan bagi hasil pajak dan bukan pajak di Indonesia Elastisitas Variabel Parameter Estimasi t-statistik Prob Jangka Pendek Jangka Panjang Label Variabel Intercep -98102.7300 -0.9894 0.3225 - - PDRB 0.0027 4.0549 0.0001 0.1348 1.1558 PDRB LBHPBP 0.9322 37.8062 0.0000 - - Lag BHPBP DDF 313637.6000 2.6885 0.0072 - - Dummy Desentralisasi F hitung = 949. 91 R 2 Adj= 0.8487 D h = 9.19 Sumber : Data diolah

5.2 Blok Pengeluaran Daerah