Retribusi Daerah Blok Penerimaan Fiskal Daerah

Pajak daerah setelah desentralisasi fiskal mengalami peningkatan yang signifikan dibanding sebelum desentralisasi fiskal yang ditandai oleh tanda positif dan signifkan pada variabel dummy desentralisasi fiskal. Kebijakan desentralisasi fiskal signifikan dalam meningkatkan pajak daerah karena setelah desentralisasi fiskal daerah berusaha untuk meningkatkan kemampuan fiskalnya dari sumber- sumber pajak daerah.

5.1.3 Retribusi Daerah

Dalam upaya kemandirian fiskal, pemerintah daerah dapat meningkatkan penerimaan retribusi atas pelayanan yang telah diberikan kepada masyarakat. Pada Tabel 16 menunjukkan bahwa potensi ekonomi daerah yang ditunjukkan oleh PDRB berpengaruh positif terhadap penerimaan retribusi. Penerimaan retribusi tidak responsif terhadap variabel PDRB dalam jangka pendek, hal ini ditunjukkan oleh nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.0433 artinya apabila terjadi peningkatan aktivitas ekonomi sebesar 1 juta rupiah maka penerimaan retribusi akan meningkat sebesar Rp43 300. Namun dalam jangka panjang variabel retribusi responsif terhadap PDRB. Perubahan PDRB yang sifatnya sementara tidak memberikan respon pada penerimaan retribusi tetapi perubahan PDRB yang sifatnya jangka panjang akan memberikan respon pada penerimaan retribusi. Populasi penduduk juga berpengaruh positif terhadap perkembangan retribusi disuatu daerah karena apabila populasi penduduk bertambah banyak, maka transaksi yang terjadi pada sumber-sumber retribusi akan meningkat, misalnya semakin banyak kendaraan yang menggunakan layanan parkir, peningkatan pada retibusi penggantian biaya cetak kartu penduduk dan akte catatan sipil. Sebagai instrumen kebijakan fiskal, retribusi mempunyai kemampuan yang strategis yaitu meningkatkan kemampuan daerah dalam pembiayaan PAD, dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu apabila pemerintah daerah akan meningkatkan penerimaan retribusi harus digunakan untuk pembiayaan pembangunan daerah, serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Namun dalam pemungutan retribusi sebaiknya dilakukan secara selektif karena peningkatan pungutan retribusi dapat berdampak pada ekonomi biaya tinggi sehingga mengakibatkan penurunan kinerja ekonomi. Tabel 16 Faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan retribusi di Indonesia Elastisitas Variabel Parameter Estimasi t-statistik Prob Jangka Pendek Jangka Panjang Label Variabel Intercep -23689.1800 -4.3240 0.0000 - - PDRB 0.0001 1.8836 0.0597 0.0433 1.0452 PDRB LRETR 0.9229 48.1286 0.0000 - - Lag Retribusi POP 0.0026 6.1823 0.0000 0.1423 1.1659 Populasi DDF 36404.6900 5.8494 0.0000 - - Dummy Desentralisasi F hitung = 2707.23 R 2 Adj= 0.9601 D h = 1.39 Sumber : Data diolah

5.1.4 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak