Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Secara umum penerapan kebijakan desentralisasi fiskal berpengaruh nyata terhadap kinerja fiskal daerah. Setelah kebijakan tersebut diterapkan, total penerimaan pemerintah daerah dan total pengeluaran pemerintah daerah secara signifikan menjadi lebih tinggi. Dari sisi penerimaan, pajak daerah, retribusi, bagi hasil pajak dan bukan pajak, serta dana alokasi umum DAU secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sebelum penerapan kebijakan desentralisasi fiskal. Komponen terpenting dari sisi penerimaan adalah DAU. Terdapat kecenderungan umum bahwa pemerintah daerah sangat tergantung pada DAU. Dengan kata lain, effort untuk meningkatkan pendapatan asli daerah PAD relatif kecil atau belum optimal. Dilema yang dihadapi dalam konteks ini adalah pengurangan ketergantungan pada DAU melalui peningkatan PAD yaitu dengan meningkatkan pajak dan retribusi daerah dapat menimbulkan ekonomi biaya tinggi, akhirnya dapat mengurangi daya saing usaha yang hendak dijalankan di daerah yang bersangkutan. Oleh sebab itu, perlu dicari titik keseimbangan antara DAU dan PAD, dimana besaran PAD yang hendak dikumpulkan jangan sampai menghambat perkembangan dunia usaha di daerah. Dari sisi pengeluaran, seiring dengan peningkatan penerimaan, pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan secara absolut menjadi lebih tinggi pada periode setelah diterapkannya kebijakan desentralisasi fiskal. Pengeluaran pembangunan memiliki proporsi yang secara relatif jauh lebih kecil dibandingkan dengan pengeluaran rutin. Namun demikian, pengeluaran pembangunan untuk pertanian dan tenaga kerja secara signifikan menjadi relatif lebih tinggi. Sebaliknya, pengeluaran pembangunan untuk kesehatan dan pendidikan tidak signifikan perubahannya. Hasil simulasi model dari sisi penerimaan secara umum menunjukkan bahwa peningkatan DAU lebih berpengaruh dan efektif dalam meningkatkan kinerja pembangunan sosial ekonomi dibandingkan dengan peningkatan pajak dan BHPBP. Dari sisi pengeluaran, pengeluaran pembangunan sektor pertanian lebih berpengaruh nyata dan efektif dalam meningkatkan kinerja perekonomian dan penurunan tingkat kemiskinan di Pulau Sumatera, Kalimantan, serta Sulawesi. Sedangkan pengeluaran sektor pendidikan dan sektor kesehatan memberikan dampak yang lebih besar terhadap peningkatan PDRB serta penurunan kemiskinan di Pulau Jawa-Bali dan Papua.

7.2 Saran