bahwa kantong kemiskinan masih berada di daerah pedesaan, dimana sebagian besar pekerjaannya merupakan petani. Peningkatan pada pengeluaran sektor
pertanian diharapkan dapat mendorong perekonomian daerah serta mengatasi masalah kemiskinan.
Pengeluaran sektor ketenagakerjaan digunakan untuk meningkatkan fasilitas dan layanan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pekerja, sehingga dapat meningkatkan pendapatan pekerja sekaligus
mendorong perekonomian daerah. Pengeluaran sektor kesehatan digunakan untuk mendukung upaya
percepatan pembangunan dan penyediaan infrastruktur guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Peningkatan pengeluaran kesehatan terutama berkaitan
dengan upaya pemerintah untuk mewujudkan agenda pembangunan nasional, yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan akses masyarakat
terhadap layanan kesehatan yang berkualitas. Pengeluaran sektor pendidikan digunakan untuk mewujudkan misi
pembangunan nasional yaitu mewujudkan bangsa Indonesia yang sejahtera melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas.
Outcome yang diharapkan adalah peningkatan perluasan akses pendidikan,
peningkatan pemerataan akses pendidikan, serta meningktanya mutu dan daya saing pendidikan. Peningkatan baik pada pengeluaran kesehatan maupun
pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga pada akhirnya akan mendorong perekonomian daerah serta mengurangi
angka kemiskinan.
5.2.1 Pengeluaran Pembangunan Sektor Pertanian
Hasil estimasi menunjukkan bahwa pengeluaran pembangunan sektor pertanian secara signifikan dipengaruhi oleh total penerimaan daerah Trevd,
serta pengeluaran pembangunan sektor pertanian tahun sebelumnya. Total penerimaan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengeluaran sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian pemerintah daerah terhadap sektor pertanian masih cukup besar, oleh karena itu ketika total
penerimaan meningkat maka direspon pemerintah daerah dengan meningkatkan pengeluaran sektor pertanian. Besarnya perhatian pemerintah daerah terhadap
sektor pertanian mengingat masih besarnya kontribusi sektor tersebut terhadap perekonomian daerah. Bila dilihat dari PDRB maka dari 26 provinsi yang menjadi
objek penelitian ini, terdapat 15 provinsi dimana sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar terhadap perekonomian daerahnya. Provinsi tersebut antara
lain adalah Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, serta Maluku. Berdasarkan elastisitasnya pengeluaran sektor pertanian tidak responsif
terhadap perubahan total penerimaan dalam jangka pendek, namun responsif dalam jangka panjang yang ditandai dengan nilai elastisitas sebesar 1.1535.
Tabel 18 Faktor-faktor yang memengaruhi pengeluaran sektor pertanian di Indonesia
Elastisitas Variabel
Parameter Estimasi
t-statistik Prob Jangka Pendek
Jangka Panjang
Label Variabel Intercep -1403.4400
-0.1472 0.8830 -
- Trevd
0.0049 4.4149 0.0000 0.1331 1.1535 Total
Penerimaan LPPptn
0.9120 30.6653 0.0000 -
- Lag Pengeluaran
pertanian DDF
53174.2800 4.1197 0.0000
- - Dummy
desentralisasi F hitung = 1374.86
R
2
Adj= 0.8904 D
h =
1.80 Sumber : Data diolah
Selanjutnya pengeluaran sektor pertanian tahun sebelumnya berpengaruh nyata dalam meningkatkan pengeluaran sektor pertanian, dimana pemerintah
daerah menargetkan pengeluaran sektor pertanian paling tidak harus lebih besar daripada tahun sebelumnya. Pengeluaran sektor pertanian mengalami peningkatan
yang signifikan setelah desentralisasi fiskal, ditandai dengan tanda positif dan signifikan pada dummy desentralisasi fiskal. Signifikannya pengeluaran sektor
pertanian setelah desentralisasi fiskal menandakan bahwa setelah desentralisasi fiskal pemerintah daerah serius dalam meningkatkan pembangunan sektor
pertanian.
5.2.2 Pengeluaran Pembangunan Sektor Ketenagakerjaan