Persepsi dan Partisipasi Masyarakat

dan tradisi setempat, serta dapat mengeliminasi konflik kepentingan pemanfaatan ruang. Selanjutnya, secara ekonomi kawasan tersebut harus dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat setempat. Adapun dalam aspek ekologi, status TWA Laut Pulau Weh sebagai MPA harus memiliki kekayaan keanekaragaman ekosistem, lingkungannya tidak mengalami kerusakan, memiliki spesies yang unik dan endemik, serta kawasan ini harus berperan sebagai ”pemasok” atau nursery ground biota laut dan ikan bagi wilayah perairan di sekitarnya. Selanjutnya, secara manajerial dan keuangan, MPA harus dikelola secara sungguh-sungguh oleh otoritas tertentu pemerintah dan atau swasta. Dalam menjalankan tugas pengaturan tersebut, diperlukan kemampuan finansial, sehingga otoritas tersebut mampu menghidupi dirinya sendiri. Berikut ini akan diuraikan secara terperinci mengenai implikasi kebijakan sebagai akibat dari penetapan TWA Laut Pulau Weh sebagai MPA. Uraian implikasi kebijakan ini didasarkan pada beberapa aspek yang telah disebutkan di atas. Masing-masing implikasi kebijakan akan menguraikan kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi seiring penetapan TWA Laut Pulau Weh sebagai MPA.

4.2.14.1. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat

Penetapan TWA Laut Pulau Weh sebagai MPA mutlak memerlukan partisipasi masyarakat sebagaimana dipersyaratkan Salm dan Clark 2000 diacu dalam Satria et al. 2002 yang menyatakan bahwa secara sosial MPA harus dapat diterima oleh masyarakat lokal. Pengertian masyarakat dalam terminologi ini tidak hanya terbatas pada masyarakat yang berdomisili di sekitar TWA Laut Pulau Weh saja, tetapi mencakup seluruh pihak yang berkepentingan terhadap keberadaan kawasan ini. Penerimaan terhadap MPA pada gilirannya akan menciptakan partisipasi aktif dari masyarakat dalam keikutsertaannya untuk melakukan kegiatan konservasi di TWA Laut Pulau Weh. Untuk mewujudkan penerimaan masyarakat tersebut, diperlukan sosialisasi yang kontinu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kriteria dan karakteristik MPA secara sosial, ekonomi, ekologi, dan pengembangan wilayah. Dengan upaya tersebut, diharapkan akan tumbuh kesamaan persepsi dan pemikiran mengenai pentingnya MPA sebagai salah satu dari ciri pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan. Penerimaan masyarakat juga diperlukan untuk menumbuhkan rasa kepemilikan sense of belonging terhadap TWA Laut Pulau Weh, sehingga muncul kesadaran untuk senantiasa melestarikan kawasan perairan tersebut. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa TWA Laut Pulau Weh memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi, yaitu sekitar 3,7 milyar. Nilai ini tidak akan berarti apa-apa apabila tidak mendapat dukungan dari masyarakat yang ada di sekitar TWA Laut Pulau Weh. Artinya, nilai ekonomi tersebut terlebih dahulu harus dipertimbangkan dengan biaya sosial yang harus dibayar manakala kawasan tersebut akan ditetapkan sebagai MPA. Berdasarkan pengamatan di lapangan, selain berfungsi sebagai pusat kegiatan wisata di Kota Sabang, di sekitar TWA Laut Pulau Weh juga terdapat kawasan pemukiman penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Artinya, pemanfaatan kawasan ini mencakup dua kepentingan di dalamnya, yaitu pariwisata dan perikanan. Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat setempat, diperoleh gambaran bahwa meskipun tidak terjadi konflik pemanfaatan ruang secara nyata, namun masih terdapat kekurangpahaman dari masyarakat sekitar tentang keberadaan kawasan TWA Laut Pulau Weh sebagai kawasan konservasi. Hal ini terbukti dengan adanya praktik illegal fishing di dalam wilayan perairan TWA Laut Pulau Weh berupa pengeboman dan peracunan ikan dan biota laut lainnya. Beberapa isu penting mengenai penetapan MPA di TWA Laut Pulau yang harus disosialisasikan meliputi keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan dan pengelolaan kawasan dan aksesibilitas masyarakat. Khusus dalam hal aksesibilitas, harus ada penjelasan bahwa penetapan TWA Laut Pulau Weh sebagai MPA tidak akan menjadikan kawasan tersebut sebagai wilayah yang tertutup closed area atau sebagai no-take zone yang mana akan ada pelarangan bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonominya.

4.2.14.2. Nilai Ekonomi Kawasan