Mode l Pengambilan Keputusan dengan Analisis Multikriteria

Beberapa asumsi dasar yang harus dibangun agar penilaian terhadap sumberdaya alam tidak bias melalui TCM sebagaimana dikemukakan oleh Haad dan McConnel 2002 diacu dalam Fauzi 2004, yaitu : i biaya perjalanan dan biaya waktu digunakan sebagai proxy atas harga rekreasi; ii waktu perjalanan bersifat netral, artinya tidak menghasilkan utilitas maupun disutilitas; dan iv biaya perjalanan merupakan perjalanan tunggal bukan multiple travel. Selain itu, Fauzi 2004 juga mengemukakan bahwa oleh karena TCM harus dibangun berdasarkan asumsi bahwa setiap individu hanya memiliki satu tujuan untuk mengunjungi tempat wisata yang dituju sehingga tidak menganalisis aspek kunjungan ganda multipurpose visit. Selanjutnya, para pengunjung atau individu juga harus dibedakan tempat mereka berasal untuk memilah pengunjung yang datang dari wilayah setempat penduduk di sekitar lokasi wisata.

2.9. Mode l Pengambilan Keputusan dengan Analisis Multikriteria

Model Pengambilan Keputusan Berbasis Multikriteria atau Multi-Criteria Decision Making MCDM adalah teknik pengambilan keputusan multi-variabel berbasis non-parametrik. Dalam operasionalnya, model MCDM menempatkan pembobotan sebagai faktor kunci, karena didalamnya melibatkan beragam kriteria atau variabel. Selain kriteria, MCDM juga melibatkan alternatif atau pilihan yang dapat diambil. MCDM dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan karena dalam pemilihan alternatif terbaik mempertimbangkan setiap kriteria atau variabel dari alternatif-alternatif tersebut Fauzi 2005b. MCDM terdiri atas beberapa jenis yang dibagi berdasarkan ada atau tidaknya informasi terhadap permasalahan yang dilihat. Secara skematis, pembagian MCDM disajikan dalam Gambar 5. Sumber : Fauzi 2005b. Modeling with Multi-Criteria Decision Making Gambar 5. Klasifikasi dan Jenis MCDM MCDM merupakan alat analisis kebijakan yang menyangkut sumberdaya alam. Pendekatan MCDM mengakomodasikan berbagai kriteria yang dihadapi, namun relevan dalam mengambil keputusan tanpa harus mengkonversi ke pengukuran moneter dan proses normalisasi Rahardjo 2003. Secara umum, struktur MCDM disusun berdasarkan matrik seperti Tabel 3 Fauzi dan Anna 2001. Tabel 3. Matrik Keputusan MCDM Kriteria C 1 C 2 C 3 .. C n Alternatif W 1 W 2 W 3 .. W n A 1 a 11 a 12 a 13 .. a 1n A 2 a 21 a 22 a 23 .. a 2n A 3 a 31 a 32 a 33 .. a 3n .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. A m a m1 a m2 a m3 .. a mn Keterangan : A i i=1,2,3,....m : alternatif pilihan yang ada C j j=1,2,3,....n : kriteria dengan bobot W j a 12 i=1...m; j=1...n : pengukuran keragaan dari satu alternatif A i berdasarkan kriteria C j Menurut Fauzi 2005b, operasionalisasi MCDM terdiri atas tiga tahapan berikut, yaitu : 1. Menentukan kriteria dan alternatif yang relevan atau sesuai 2. Menentukan pengukuran numerik bobot terhadap kriteria dan alternatif 3. Memproses nilai numerik menjadi alternatif terbaik Secara skematis, proses pengambilan keputusan dengan Metode MCDM digambarkan sebagai berikut : Sumber : Rahardjo 2003. Analisis Kebijakan Pengelolaan Perikanan Budidaya Laut di Kepulauan Seribu Gambar 6. Tahapan Proses Pengambilan Keputusan dengan Metode MCDM Berdasarkan Gambar 6, analisis MCDM dimulai dengan menetapkan alternatif keputusan yang mungkin akan diambil. Selanjutnya, analisis memerlukan penetapan kriteria yang dapat digunakan untuk menilai pemilihan alternatif tersebut di atas. Setiap kriteria pada alternatif keputusan tertentu akan mendapatkan nilai skor tertentu pula. Kemudian, pada setiap kriteria, seorang pengambil keputusan dapat memberikan bobot yang lebih atau kurang dibandingkan dengan kriteria yang lain berdasarkan pertimbangan penting atau tidaknya kriteria tersebut menjadi penilai di dalam pengambilan keputusan. Tahapan ini disebut juga sebagai tahapan preferensi kriteria atau pembobotan kriteria, yang mana jumlah bobot seluruh kriteria harus sama dengan satu W 1 , W 2 , W 3 ,…., W n =1. Tahapan pokok di dalam analisis MCDM disebut sebagai tahapan fungsi agregasi aggregation function. Tahapan ini merupakan perhitungan matematis untuk memberikan penilaian akhir terhadap setiap alternatif keputusan dengan rumus matematis tertentu. Fungsi agregasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Weighted Sum Methode WSM. Dengan menggunakan WSM sebagai fungsi agregasi, akan diperoleh nilai akhir dari setiap alternatif keputusan. Besaran nilai akhir dari setiap alternatif keputusan tersebut merupakan dapat digunakan untuk menentukan prioritas dari berbagai alternatif yang ada.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama dua minggu, mulai 6 sampai dengan 15 Agustus 2005. Waktu tersebut seluruhnya digunakan untuk pengumpulan data primer di lapangan atau lokasi TWA Laut Pulau Weh. Pengumpulan data sekunder dilakukan sebelum dan sesudahnya di Kota Sabang, Kota Banda Aceh, Bogor, dan Jakarta.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi obyek penelitian ini adalah TWA Laut Pulau Weh, berada di Kelurahan Iboih, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peta wilayah administrasi Kota Sabang dan lokasi penelitian disajikan dalam Lampiran 2 .

3.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam melakukan penilaian ekonomi TWA Laut Pulau Weh adalah metode deskriptif. Digunakannya metode tersebut menurut Nazir 1983 adalah untuk mendapatkan realitas dan kebenaran pada kawasan tersebut, sehingga dapat memberikan gambaran dari kondisi kekiniannya current condition. Nazir 1983 memberikan pengertian metode deskriptif sebagai suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Adapun tujuan penggunaannya adalah untuk memberikan deskripsi, gambaran atau fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik, dan alat yang digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian deskriptif dibagi atas beberapa jenis, salah satunya adalah metode survai. Lebih lanjut, Nazir 1983 mendefinisikan metode survai sebagai kegiatan penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual. Metode ini membedah serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung.