Analisis Alternatif Kebijakan Hasil 1. Sejarah Kota Sabang

Tabel 18. Perkiraan Jumlah Hari Kunjungan Efektif dan Biasa serta Jumlah Pengunjung TWA Laut Pulau Weh dalam Setahun Tahun 2005 Uraian Hari Efektif Hari Biasa Jumlah Hari 2 5 Jumlah Minggu 4 4 Jumlah Bulan 12 12 Jumlah Pengunjung Rata-rata 200 10 Total Pengunjung 19.200 2.400 Sumber : Data Primer 2005, Diolah Hari kunjungan efektif di TWA Laut Pulau Weh terjadi pada setiap akhir pekan yaitu Sabtu dan Minggu, sehingga jumlah hari kunjungan efektif selama satu tahun adalah 96 hari. Dengan jumlah wisatawan atau pengunjung rata-rata sekitar 200 orang dalam hari efektif tersebut, maka jumlah pengunjungnya sebanyak 19.200 orang. Adapun jumlah wisatawan yang berkunjung ke TWA Laut Pulau Weh pada hari biasa rata-rata sepuluh orang setiap hari, sehingga dengan jumlah hari biasa dalam setahun sebanyak 240 hari, maka jumlah pengunjung atau wisatawan adalah sebanyak 2.400 orang. Dengan demikian, jumlah wisatawan yang berkunjung ke TWA Laut Pulau Weh selama satu tahun diperkirakan mencapai 21.600 orang. Dengan biaya masuk tiket per orang sebesar Rp1.000,00, maka dihasilkan penerimaan sebesar Rp21.600.000,00 selama satu tahun.

4.2.9.2. Nilai Potensial

Nilai ekonomi potensial TWA Laut Pulau Weh didefinisikan sebagai penerimaan optimal yang dapat diperoleh dari biaya masuk tiket apabila kawasan tersebut dikunjungi oleh wisatawan dalam jumlah yang sama setiap harinya. Diasumsikan bahwa jumlah pengunjung setiap harinya sebanyak 200 orang dan setiap pengunjung atau wisatawan dikenakan biaya masuk tiket sebesar Rp1.000,00 per orang, maka akan diperoleh penerimaan optimal sebesar Rp73.000.000,00 dalam setahun 365 hari.

4.2.10. Analisis Alternatif Kebijakan

Keberadaan TWA Laut Pulau Weh sebagai objek wisata utama sekaligus andalan sektor pariwisata di Kota Sabang selama ini telah memberikan arti tersendiri bagi pemerintah Kota Sabang dan masyarakatnya serta kepada wisatawan yang sudah pernah mengunjunginya. Dinamika dan kelangsungan kegiatan pariwisata di TWA Laut Pulau Weh berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan di Kota Sabang, meliputi aspek sosial, ekonomi, ekologi, budaya, politik, dan lain sebagainya. Dalam aspek sosial dan budaya, kegiatan pariwisata di TWA Laut Pulau Weh telah menciptakan interaksi timbal balik antara pengunjung dan masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi TWA Laut Pulau Weh. Dari interaksi tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung membawa pengaruh dalam hal pergaulan sehari-hari, misalnya menjadikan masyarakat di sana menjadi lebih terbuka. Secara ekonomi, kegiatan pariwisata telah mengakibatkan berlangsungnya kegiatan ekonomi yang faktor pengganda ekonominya economic multiplier effect turut dinikmati oleh masyarakat. Bahkan, kontribusi ekonomi yang disumbangkan sektor paraiwisata dalam mendongkrak pendapatan daerah secara relatif mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. TWA Laut Pulau Weh yang mengandalkan sumberdaya alam sebagai basis kegiatan pariwisata tidak terlepas dari daya dukung lingkungan yang ada. Dengan demikian, keseimbangan ekologi sangat menentukan dalam rangka menjaga dan memelihara lingkungan sumberdaya alam di TWA Laut Pulau Weh agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Secara politik, keberadaan TWA Laut Pulau Weh telah lama menjadi sorotan masyarakat, berkaitan dengan status wilayah Kota Sabang yang berada dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Hal ini disebabkan oleh adanya regulasi pemerintah yang dalam kurun waktu tertetu 1999-2004 memperketat prosedur kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Sabang, utamanya ke TWA Laut Pulau Weh. Dengan kebijakan pemerintah tersebut, secara politik telah menstimulasi konflik yang ada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ke tingkat yang lebih tinggi, padahal Kota Sabang dikenal sangat aman dan kondusif. Berdasarkan tinjauan berbagai aspek tersebut, kiranya keberadaan TWA Laut Pulau Weh di Kota Sabang memiliki dinamika yang tinggi dalam keberlangsungannya pada saat ini dan masa mendatang. Dalam rangka mengakomodasikan seluruh kepentingan dari aspek-aspek tersebut untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam pengelolaan TWA Laut Pulau Weh, perlu dilakukan analisis untuk mendapatkan alternatif dan prioritas kebijakan kawasan wisata tersebut. Alat analisis yang digunakan adalah MCDM dengan WSM sebagai fungsi agregasinya. Berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki serta aspek-aspek yang mempengaruhinya sebagaimana telah diuraikan di atas, maka beberapa alternatif kebijakan yang akan diambil untuk pengelolaan TWA Laut Pulau Weh adalah : i status quo SQ; ii pemberlakuan seluruh kawasan TWA Laut Pulau Weh sebagai Marine Protected Area MPA; dan iii pengembangan yang berioentasi pasar lokal, domestik, dan luar negeri. Untuk melakukan analisis WSM tersebut, diperlukan nilai skor dari masing- masing kriteria yang dirumuskan. Kriteria-kriteria tersebut merupakan atribut dari aspek-aspek yang mempengaruhi kebijakan pengelolaan TWA Laut Pulau Weh. Nilai skor dari masing-masing kriteria ditentukan berdasarkan tingkat kepentingan kriteria-kriteria tersebut. Dalam analisis WSM ini, aspek ekonomi yang dipertimbangkan meliputi kontribusi sektor pariwisata dalam perekonomian Kota Sabang PDRB selama beberapa tahun terakhir dan penyerapan tenaga kerja dalam sektor pariwisata. Selanjutnya, untuk aspek sosial, kriteria yang dipertimbangkan mencakup konflik pemanfaatan kawasan TWA Laut Pulau Weh, persepsi masyarakat terhadap kegiatan wisata, dan partisipasi masyarakat yang berdomisili di sekitar TWA Laut Pulau Weh. Dalam aspek ekologi, kriteria yang dipertimbangkan adalah praktik illegal fishing dan adanya fenomena alam karena wilayah Kota Sabang secara keseluruhan merupakan sebagai salah satu wilayah yang termasuk dalam peta bencana alam gempa bumi dan tsunami. Secara politik, terdapat dua kriteria utama yang dimasukkan, yaitu faktor keamanan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan kebijakan pemerintah. Sebagaimana diketahui, dalam kurun waktu tahun 2000 sampai dengan 2004, pemerintah menetapkan kebijakan yang ketat terhadap keberadaan orang luar dan warga negara asing asing di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam, termasuk untuk kegiatan pariwisata. Aksesibilitas TWA Laut Pulau Weh oleh wisatawan menjadi kriteria yang dipertimbangkan berdasarkan aspek geografis. Untuk yang terakhir, yaitu berdasarkan aspek teknis, kriteria yang termasuk ke dalamnya adalah daya tarik wisata yang ada serta kondisi sarana dan prasarana.

4.2.11. Analisis Penentuan Skor untuk Masing-masing Kriteria