Topografi Geologi dan Tanah Hidrologi

4.1.4. Gambaran Umum TWA Laut Pulau Weh 4.1.4.1. Letak Geografis TWA Laut Pulau Weh terletak pada ujung paling barat wilayah Indonesia, tepatnya sebelah utara Pulau Weh dan sebelah Barat dari Kota Sabang serta berbatasan langsung dengan lautan lepas dari sebelah utara. Secara geografis, TWA Laut Pulau Weh terletak pada 5 50’30 ’’ -5 54’15’’ Lintang Utara dan 95 12’30 ’ ’ -95 15’4 ’’ Bujur Timur. Dalam administrasi pemerintahan, lokasi TWA Laut Pulau Weh berada di wilayah Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 4.1.4.2. Sejarah dan Institusi Pengelola Sejarah penetapan TWA Laut Pulau Weh dimulai dengan keluarnya Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 928KptsUm121982 tanggal 24 Desember 1982 tentang Penunjukan Gugusan Pulau Weh Beserta Perairan Laut di Sekitarnya Seluas 3.900 Hektar Termasuk Pulau Rubiah dan Pulau Seulako Menjadi Taman Wisata Alam dengan nama Taman Wisata Alam Laut Pulau Weh. Selain itu, juga terdapat Taman Wisata Alam Iboih yang merupakan kawasan hutan lindung yang secara ekosistem terintegrasi dengan TWA Laut Pulau Weh. Hal ini karena letak kawasan hutan lindung tersebut berbatasan langsung dengan kawasan perairan TWA Laut Pulau Weh. Pemberlakuan Taman Wisata Alam Iboih ditetapkan dalam Keputusan yang sama dengan penetapan TWA Laut Pulau Weh. Dari segi pengelolaannya, TWA Laut Pulau Weh sepenuhnya berada dalam kewenangan Resort Konservasi Sumber Daya Alam Iboih dan masuk pada Balai Konservasi Sumberdaya Alam BKSDA Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dalam hierarki organisasi yang lebih tinggi, BKSDA Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan Unit Pelaksana Teknis UPT dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan Republik Indonesia.

4.1.4.3. Topografi

Keadaan lapangan pada TWA Laut Pulau Weh pada umumnya merupakan pungung-pungung gunung tak teratur di atas batuan vulkanik berbasal dengan kemiringan antara 41-60. Puncak tertingginya adalah Gunung Iboih yang berada pada ketinggian 480 meter di atas permukaan laut. Daerah-daerah yang keadaan datar merupakan bagian kecil dan kawasan umumnya berada di sekitar pantai antara lain daerah Ujung Campli Buta sampai Ujung Sirawan dan Ujung Bau, tepatnya di sekitar Tugu Nol Kilometer Indonesia. Topografi di Pulau Rubiah sebagai salah satu pulau yang termasuk dalam kawasan TWA Laut Pulau Weh, keadaan datar pada umumnya berada di sekitar punggung bukit yang memanjang dan pantai-pntai yang curam.

4.1.4.4. Geologi dan Tanah

Keadaan jenis geologi batuan yang terdapat dalam kawasan TWA Laut Pulau Weh termasuk batuan beku basa yang terdiri atas andesit, basalt, tefra berbutit halus, dan tefra berbutir kasar. Adapun kelompok besar tanahnya terdiri atas humitropepts dengan tektur halus, dystrandepts dengan tektur cukup atau agak halus dan tropohumulus dengan tektur agak halus. Batasan sistem lahan pada kawasan TWA Laut Pulau Weh dan sekitarnya adalah sebagai berikut : 1. Mutu air tanah; kualitas air tanah berpengaruh terhadap air minum dan sifat tanah. 2. Sumber air minum; air yang dapat diminum merupakan sumber yang mungkin sekali dapat dimanfaatkan. 3. Karakteristik tanah; a. Tektur; sangat kasar pada lapisan atas 0-30 cm b. Kedalaman; tanah non organik dangkal 25 cm c. Drainase; lahan jenuh air, drainase tanah sangat jelek sepanjag tahun menghalangi tumbuhnya akar d. Kesuburan; kekurangan unsur hara, kelebihan hara bisa meracuni keadaan asam sulfat yang kuat e. Kemiringan; lereng-lereng curam yang menyulitkan pembangunan dan pemeliharaan jalan kecenderungan terkikisnya tanah yang dapat mengakibatkan degradasi tanah.

4.1.4.5. Hidrologi

Secara umum, keadaan lapangan TWA Laut Pulau Weh dan sekitarnya merupakan daerah perbukitan berbatu yang ditumbuhi hutan alam campuran. Pada beberapa bagian kawasan, terdapat sumber-sumber air dan aliran sungai kecil yang berada di sekitar daerah tepian Iboih, Ujung Raya, dan Ujung Putro. Di lokasi Pulau Rubiah yang merupakan bagian dari TWA Laut Weh, terdapat beberapa sumber air dan sumur yang digali pada masa lalu.

4.1.4.6. Aksesibilitas