Pariwisata Bahari sebagai Ekoturisme

atas permukaan laut maupun kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan laut. Jenis-jenis kegiatan yang termasuk didalamnya berdasarkan pengertian tersebut adalah memancing atau sport fishing, snorkling, diving, dan lain-lain.

2.1.4. Taman Laut

Taman laut didefinisikan sebagai kawasan perairan lautan yang diperuntukkan sebagai ”showroom” keindahan alam bawah air dan habitat satwa air serta dipelihara dan dilindungi untuk kepentingan ilmu pengetahuan penelitian dan rekreasi pariwisata. Adapun Munasef 1995:200 memberikan pengertian taman laut sebagai wilayah laut yang memiliki ciri khas berupa keindahan atau keunikan yang diperuntukkan secara khusus sebagai kawasan konservasi laut, untuk dibina dan dipelihara yang berguna bagi perlindungan plasma nutfah, rekreasi, pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan.

2.2. Pariwisata Bahari sebagai Ekoturisme

Ekoturisme dalam teori dan prakteknya tumbuh dari kritik terhadap kegiatan pariwisata yang dipandang cenderung merusak sumberdaya alam dan nilai-nilai budaya serta tradisi masyarakat yang menjadi objek wisata. Kritik ini melahirkan berbagai istilah baru dengan beragam konsep yang ditawarkan, antara lain pariwisata alternatif, pariwisata yang bertanggung jawab, pariwisata berbasis komunitas, dan ekoturisme. Alasan-alasan penggunaan konsep ini adalah karena dapat mengambarkan kegiatan pariwisata yang termasuk bukan pariwisata berskala besar atau massal dan mengikuti prinsip-prinsip keberlanjutan sumberdaya alam Dephutbun 2000. Diantara konsep-konsep tersebut, ekoturisme dianggap paling populer, karena dapat mengakomodasikan kebutuhan-kebutuhan dari gerakan konservasi lingkungan dan menerjemahkan prinsip-prinsip ekologi ke dalam praktik pengelolaan kegiatan pariwisata yang berkelanjutan. Di samping itu, didukung dengan adanya trend pasar terbaru seperti perjalanan pertualangan adventure travel dan gaya hidup “kembali ke alam” back to nature. Oleh karena itu, menurut Dephutbun 2000, gerakan konservasi lingkungan menganggap konsep ekoturisme ini sebagai suatu instrumen konservasi yang bersifat mandiri karena beberapa alasan, yaitu : 1. Dapat memodali sendiri kegiatan usahanya. 2. Menciptakan suatu alternatif untuk menghadapi eksploitasi sumberdaya alam. 3. Sarana pendidikan bagi masyarakat dalam menjaga dan memelihara kelestarian sumberdaya alam. Dalam perkembangannya, beberapa kriteria standar tentang bagaimana seharusnya ekoturisme digalakkan agar dapat memenuhi tujuan dan sesuai dengan prinsip-prinsip yang diterapkan. Kriteria-kriteria tersebut sebagaimana ditetapkan Dephutbun 2000 adalah harus : 1. Melestarikan lingkungan; karena apabila ekoturisme bukan merupakan suatu instrumen konservasi maka hancurlah landasan sumberdayanya. 2. Menguntungkan secara ekonomis; jika tidak menguntungkan, maka tidak akan ada modal yang kembali untuk kepentingan konservasi dan tidak akan ada insentif bagi pemanfaatan sumberdaya alternatif. 3. Memberikan manfaat bagi masyarakat; karena akan berdampak pada bergulirnya kegiatan ekonomi masyarakat yang pada akhirnya dapat mensejahterakannya.

2.3. Pembangunan Berkelanjutan