Objek Daya Tarik Wisata

Berdasarkan gambaran tersebut dan sesuai dengan ketentuan skoring yang ditetapkan, dapat disimpulkan bahwa aksesibilitas ke lokasi wisata di TWA Laut Pulau Weh saat ini adalah tidak mudah atau sulit, karena sarana trasportasi yang kurang lengkap, sehingga diberikan skor 1. Untuk alternatif kebijakan “MPA” berdasarkan kriteria aksesibilitas, diberikan skor 2. Kriteria aksesibilitas lokasi TWA Laut Pulau Weh untuk ditetapkan sebagai MPA mengacu kepada persyaratan penetapan kawasan MPA sebagaimana dikemukakan Salm dan Clark 2002 diacu dalam Satria et al. 2002 dan Gubbay 1995. Persyaratan tersebut menyebutkan adalah kawasan MPA harus mudah diakses, baik dari daratan maupun lautan. Dalam kondisi “PP”, sarana dan prasarana transportasi dalam rangka mendukung kegiatan pariwisata di Kota Sabang diasumsikan akan sangat lengkap, sehingga wisatawan akan sangat mudah untuk mengakses lokasi-lokasi wisata yang ada termasuk TWA Laut Pulau Weh. Oleh karena itu, diberikan skor 3 untuk kriteria aksesibilitas dalam alternatif kebijakan “PP”. Hal ini berdasarkan hasil penelitian Saifullah 2005 yang menyatakan bahwa salah satu kelemahan dalam pengembangan kegiatan pariwisata di Kota Sabang adalah keterbatasan sarana dan prasarana termasuk transportasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam upaya mengembangkan kegiatan pariwisata di Kota Sabang adalah memperbaiki dan melengkapi sarana dan prasarana.

4.2.11.11. Objek Daya Tarik Wisata

Samsuridjal dan Kaelany 1997 mengatakan bahwa berhasil tidaknya kegiatan pariwisata di daerah tujuan wisata sangat tergantung pada tiga faktor utama, yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Secara umum, atraksi suatu wisata dapat berupa kebudayaan tradisi masyarakat, bangunan bersejarah, dan lain-lain dan sumberdaya alam keindahan, ekosistem, tanaman langka, landmark, dan atau satwa. Ada tidaknya suatu atraksi juga merupakan alasan kuat muncul dan tumbuhnya kegiatan wisata. Berdasarkan konsepsi tersebut, secara implisit dapat dimaknai bahwa sesungguhnya atribut-atribut dari atraksi tersebut merupakan daya tarik yang dimiliki sekaligus berfungsi sebagai komponen penawaran supply dari suatu objek wisata. Menurut Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan 2001, kriteria objek wisata alam yang berbentuk kawasan perairan laut dan pantai, setidaknya harus memenuhi 13 unsur. Unsur-unsur tersebut disajikan dalam Tabel 20. Tabel 20. Kriteria Objek Daya Tarik Wisata Berbentuk Perairan Tahun 2005 No Bentuk Kawasa n Unsur I Laut 1. Keindahan 2. Keanekaragaman jenis 3. Keunikan dan keindahan dalam laut 4. Keutuhan potensi 5. Kejernihan air tampak sampai kedalaman m 6. Banyak lokasi yang mempunyai kedalaman sama 7. Situasi pandangan dan kenyamanan pantai 8. Kebersihan II Pantai 1. Keindahan 2. Keselamatankeamanan pantai 3. Pasir 4. Variasi kegiatan 5. Kebersihan Sumber : Ditjen PHKA Departemen Kehutanan 2001 Unsur-unsur yang menjadi kriteria objek wisata dalam Tabel 20 tersebut akan digunakan sebagai dasar penentuan skor. Skor tertinggi 3 atau sangat menarik diberikan untuk kondisi dimana terdapat seluruh unsur dalam kriteria dari suatu objek wisata di atas dapat terpenuhi. Apabila hanya terpenuhi 10 unsur, diberikan skor 2 menarik. Selanjutnya, skor 1 kurang menarik diberikan untuk kondisi yang hanya terdapat kurang dari 10 unsur. Berdasarkan pengamatan langsung di lokasi penelitian dan data sekunder tentang kondisi bio-fisik perairan, terumbu karang dan biota laut lainnya, secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh kriteria yang ditetapkan terdapat di kawasan TWA Laut Pulau Weh. Artinya, objek daya tarik wisata yang ada di TWA Laut Pulau Weh memenuhi seluruh persyaratan sebagaimana ditetapkan Ditjen PHKA, sehingga dapat disimpulkan bahwa objek daya tarik wisatanya sangat menarik dan diberikan skor tertinggi, yaitu 3. Rincian lengkap mengenai penilaian kondisi alam TWA Laut Pulau Weh berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan disajikan dalam Lampiran 8 . Selanjutnya, untuk altenatif kebijakan “MPA”, kriteria objek daya tarik wisata diasumsikan sama nilainya dengan kondisi sekarang SQ, sehingga skornya adalah 3 atau sangat menarik. Pertimbangannya adalah pemberlakuan TWA Laut Pulau Weh sebagai kawasan MPA tidak akan mengubah kondisi bio-fisik dan keadaan alam serta keanekaragaman hayati yang ada. Bahkan diperkirakan akan bertambah bagus dan sangat menarik lagi dari sisi pariwisata karena secara konseptual, penetapan suatu kawasan MPA akan menambah keanekaragaman hayati, keunikan, produktivitas kawasan, dan kealamiannya. 9 Daya tarik wisata dari TWA Laut Pulau Weh dalam alternarif kebijakan “PP” diperkirakan akan mengalami beberapa perubahan dari kondisi existing pada saat ini. Perubahan tersebut mutlak diperlukan karena dalam konsep kebijakan PP, karena biasanya tuntutan permintaan yang tinggi dari pasar akan mengabaikan kondisi daya dukung lingkungan sehingga lambat laun akan terjadi perubahan terhadap kondisi lingkungan, terutama bio-fisiknya. Untuk alternatif kebijakan ini, dalam kriteria daya tarik wisata diberikan skor 2 menarik.

4.2.11.12. Sarana dan Prasarana