Nilai Ekonomi Kawasan Pengelolaan Wilayah Pesisir

Weh, sehingga muncul kesadaran untuk senantiasa melestarikan kawasan perairan tersebut. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa TWA Laut Pulau Weh memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi, yaitu sekitar 3,7 milyar. Nilai ini tidak akan berarti apa-apa apabila tidak mendapat dukungan dari masyarakat yang ada di sekitar TWA Laut Pulau Weh. Artinya, nilai ekonomi tersebut terlebih dahulu harus dipertimbangkan dengan biaya sosial yang harus dibayar manakala kawasan tersebut akan ditetapkan sebagai MPA. Berdasarkan pengamatan di lapangan, selain berfungsi sebagai pusat kegiatan wisata di Kota Sabang, di sekitar TWA Laut Pulau Weh juga terdapat kawasan pemukiman penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Artinya, pemanfaatan kawasan ini mencakup dua kepentingan di dalamnya, yaitu pariwisata dan perikanan. Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat setempat, diperoleh gambaran bahwa meskipun tidak terjadi konflik pemanfaatan ruang secara nyata, namun masih terdapat kekurangpahaman dari masyarakat sekitar tentang keberadaan kawasan TWA Laut Pulau Weh sebagai kawasan konservasi. Hal ini terbukti dengan adanya praktik illegal fishing di dalam wilayan perairan TWA Laut Pulau Weh berupa pengeboman dan peracunan ikan dan biota laut lainnya. Beberapa isu penting mengenai penetapan MPA di TWA Laut Pulau yang harus disosialisasikan meliputi keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan dan pengelolaan kawasan dan aksesibilitas masyarakat. Khusus dalam hal aksesibilitas, harus ada penjelasan bahwa penetapan TWA Laut Pulau Weh sebagai MPA tidak akan menjadikan kawasan tersebut sebagai wilayah yang tertutup closed area atau sebagai no-take zone yang mana akan ada pelarangan bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonominya.

4.2.14.2. Nilai Ekonomi Kawasan

Nilai ekonomi TWA Laut Pulau Weh dalam konteks sebagai MPA diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi saat ini. Hal ini terkait dengan fungsi kawasan MPA sebagai daerah yang potensial untuk dikembangkan untuk kegiatan pariwisata Salm dan Clark 2000 diacu dalam Satria et al. 2002. Logikanya, objek wisata yang ada di TWA Laut Pulau Weh akan semakin meningkat daya tariknya karena dalam kondisi MPA, kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya senantiasa dapat terjaga. Dengan demikian, di masa mendatang akan semakin banyak wisatawan yang akan berkunjung ke TWA Laut Pulau Weh dengan asumsi bahwa faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan lainnya seperti biaya perjalanan dan ketersediaan sarana pendukung dianggap konstan.

4.2.14.3. Pengelolaan Wilayah Pesisir

Dari sisi pengelolaan wisayah pesisir, implikasi penetapan TWA Laut Pulau Weh sebagai MPA dapat menjadi milestone bagi pengelolaan wilayah pesisir di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan khususnya di Kota Sabang. Konsep dari MPA yang pada dasarnya adalah sebagai upaya dalam mengendalikan pemanfaatan sumberdaya alam sebagai faktor pendukung utama pembangunan di negara-negara berkembang. Pengendalian dalam pembangunan di wilayah pesisir yang berbasis MPA ini dapat memberikan nilai tambah, karena bukan saja manfaat ekonomi yang dapat diperoleh, namun juga manfaat ekologi yang dalam jangka panjang. Selain itu, juga akan memberikan tambahan manfaat ekonomi bagi TWA Laut Pulau Weh itu sendiri. Sebagai intrumen pengendalian, menurut Fauzi dan Anna 2005, MPA dapat mencegah terjadinya over eksploitasi terhadap sumberdaya alam khususnya perikanan, sehingga dalam jangka panjang dapat meminimalkan dampak overfishing. Apabila overfishing dapat dikurangi, dalam jangka panjang akan meningkatkan kesejahteraan nelayan melalui peningkatan return per vessel serta dapat menurunkan biaya pengelolaan management cost. Dalam konteks pengembangan sektor pariwisata, MPA sebagai instrumen pengendalian berguna bagi tetap terjaga dan terpeliharanya keutuhan bio-fisik kawasan yang selama ini menjadi objek daya tarik wisata di TWA Laut Pulau Weh.

4.2.14.4. Pengembangan Wilayah