keterampilan warga masyarakat dalam mengolah dan mengelola daur ulang sampah, baik organik maupun anorganik.
4. Bersama-sama perguruan tinggi memberikan masukan dan saran kepada pemerintah daerah
dan pihak
swasta
dalam proses
pengelolaan kebersihan lingkungan, khususnya sampah kota.
5.3.3 Peran stakeholders terhadap pemberdayaan masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara dengan para pemangku kepentingan stakeholders, yakni perguruan tinggiakademisi, pihak pengusahaswasta,
petugas pemerintah termasuk pamong, dan lembaga swadaya masyarakat LSM, diperoleh rendahnya distribusi peran stakeholders terhadap tingkat pemberdayaan
masyarakat di kota Bandar Lampung saat penelitian dilakukan. Peran perguruan tinggi, pihak swasta, petugas pemerintah dan LSM sebagai stakeholders dalam
mendukung pemerintah daerah terhadap pemberdayaan masyarakat menunjukkan kecenderungan kategori rendah dengan rata-rata sebesar 45,12 persen, tingkat
keberdayaan masyarakat kategori sangat rendah dengan rata-rata sebesar 30,00 persen, sedangkan tingkat keberdayaan masyarakat kategori cukup dan kategori
tinggi masing-masing dengan rata-rata sebesar 13,81 persen dan 11,07 persen. Hal ini menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara peran stakeholders
dengan keberdayaan masyarakat. Distribusi persentase peran para pemangku kepentingan terhadap keberdayaan masyarakat, dapat dilihat pada Tabel 57.
Tabel 57 Distribusi persentase peran para stakeholders terhadap keberdayaan masyarakat dalam pengelolaan kebersihan lingkungan.
Keberdayaan masyarakat Peran
Stakeholders Sangat
Rendah Rendah
Cukup Tinggi
Tinggi Jumlah Total
n PTAkademisi 0,00 83,33 16.67 0,00 100,00 6
Swasta 28,57 28,57
28,57 14,29
100,00 7
Pemerintah 20,00 40,00
10,00 30,00
100,00 10
LSM 71,43 28,57
0,00 0,00
100,00 7
Rata-rata 30,00
45,12 13,81
11,07 100,00
30
Tabel 57 menunjukkan bahwa peran stakeholders yang rendah menggambarkan rendahnya keberdayaan masyarakat, sebaliknya jika peran
stakeholders tinggi, maka keberdayaan masyarakat juga tinggi.
Khususnya para
akademisi menyatakan bahwa keberdayaan masyarakat rendah mencapai 83,33 persen, dan pihak LSM menyatakan keberdayaan masyarakat sangat rendah
mencapai 71,43 persen. Hasil uji koefisien kontingensi Fisher Chi square diperoleh
hitung = 15,95 lebih besar dari
tabel = 14,684 Lampiran 11. Hal ini berarti terima H
2
χ
2
χ
1
atau tolak H sehingga ada peran yang signifikan
dari perguruan tinggi
, swasta, petugaspamong,
dan LSM
stakeholders dalam mendukung pemerintah daerah terhadap pemberdayaan
masyarakat dalam
pengelolaan kebersihan lingkungan berkelanjutan, khususnya sampah perkotaan.
5.4. Simpulan