Konsep Dasar dan Sistem Pengelolaan Sampah Permukiman Pertanian dan Perkebunan

masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Hakikat kemandirian dan keberdayaan masyarakat adalah keyakinan bahwa masyarakat memiliki potensi untuk mengorganisasikan dirinya sendiri dan potensi kemandirian individu perlu diberdayakan. Proses pemberdayaan masyarakat berakar kuat pada proses kemandirian setiap individu yang kemudian meluas ke dalam keluarga. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat dengan menerapkan langkah-langkah nyata, menampung berbagai masukan, menyediakan prasarana dan sarana, baik fisik maupun sosial yang dapat diakses oleh masyarakat lapisan bawah. Ketiga, memberdayakan masyarakat dalam arti melindungi dan membela kepentingan masyarakat yang lemah. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah jangan sampai yang lemah makin terpinggirkan dalam menghadapi yang kuat. Dengan memperhatikan masalah dan tantangan yang dihadapi serta peluang yang ada berdasarkan misi yang diemban, maka kebijakan pemberdayaan masyarakat KNLH 2005 dapat dirumuskan sebagai berikut: 1 Pemberdayaan masyarakat diarahkan pada mekanisme demokrasi. 2 Pemberdayaan masyarakat didasarkan atas sumberdaya organisiasi dan budaya lokal. 3 Untuk menghadapi masalah lingkungan sekitar, pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui pengembangan inisiatif lokal. 4 Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dijalankan dengan cara fasilitasi, komunikasi, penguatan inisiatif, dan pemberian penghargaan. 5 Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab, DPRD didorong untuk melaksanakan fungsi dan peranannya sebagai lembaga legislasi dan pengawasan.

2.4. Konsep Dasar dan Sistem Pengelolaan Sampah

Batasan sampah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai barang atau benda yang dibuang karena tidak dipakai lagi atau kotoran seperti daun, kertas, dan sebagainya atau hina dan sebagainya Depdikbud 1995. Menurut kamus istilah lingkungan, sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan Hendargo1994. Pendapat lain, Mustofa 2000 mengatakan bahwa sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Berbagai batasan atau definisi di atas memberikan pengertian bahwa sampah adalah sesuatu hasil buangan yang tidak bermanfaat sebagai akibat dari aktivitas manusia, dan cenderung memberikan dampak negatif terhadap lingkungan apabila tidak dikelola dengan benar. Berdasarkan sifat biologis- kimianya sampah dapat dibedakan antara lain Slamet 2000: 1 Sampah yang dapat membusuk, seperti sisa makanan, daun, sampah kebun, pertanian atau lebih dikenal dengan istilah sampah organik. 2 Sampah yang tidak membusuk, seperti kertas, plastik, karet, gelas, logam yang lebih dikenal dengan istilah sampah anorganik. 3 Sampah yang berupa debuabu. 4 Sampah yang berbahaya B-3 terhadap kesehatan seperti yang berasal dari industri yang mengandung zat-zat kimia maupun fisika berbahaya. Berdasarkan jenis dan sumber-sumber sampah, Tasrial 1998 menguraikan bahwa sampah dapat berasal dari sumber-sumber berikut:

a. Permukiman

Sampah rumah tangga umumnya berupa sisa dari pengolahan makanan, kertas, perlengkapan rumah tangga bekas, kardus, gelas, kain, sampah kebun pekarangan, dan lain-lain.

b. Pertanian dan Perkebunan

Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang.

c. Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Filantropi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Pada Rumah Zakat Cabang Medan)

7 80 160

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH MANDIRI(Studi Pada Dinas Kebersihan Kota Malang)

0 5 34

EFEKTIVITAS SOSIALISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG TENTANG WAKTU PEMBUANGAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN (Studi pada Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung)

2 18 112

EFEKTIVITAS SOSIALISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG TENTANG WAKTU PEMBUANGAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN (Studi pada Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung)

2 50 116

ANALISIS PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA BANDAR LAMPUNG (STUDI KASUS DI BUKIT SUKAMENANTI, KECAMATAN KEDATON, BANDAR LAMPUNG)

10 83 96

Pengelolaan Ruang Hijau Secara Berkelanjutan (Studi Kasus di Kotamadya Bandar Lampung)

0 51 505

Kinerja Komunikasi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Kota Bandar Lampung

0 4 125

Pemberdayaan masyarakat sebagai mitra pemerintah daerah dalam pengelolaan kebersihan lingkungan berkelanjutan (studi kasus Kota Bandar Lampung)

2 31 263

Pengelolaan Ruang Hijau Secara Berkelanjutan (Studi Kasus di Kotamadya Bandar Lampung)

0 2 252

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DIKAITKAN DENGAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung) Hassan Basrie, Universitas Bandar Lampung Yashinta Arly, Universitas Bandar Lampung Riswan, Universitas Bandar Lampung Abstract -

0 0 16