Analisis data Hasil dan Pembahasan 1. Analisis AHP tentang pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan

agar semuanya berhasil adalah melakukan kampanye dalam pengelolaan kebersihan lingkungan. Untuk mencapai keberhasilan kampanye tersebut diperlukan kemahiran dalam mengkombinasikan berbagai cara kampanye dan sosialisasi agar dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat atau kelompok target serta seluruh stakeholders terhadap isu manajemen persampahan.

6.3.3. Analisis data

penilaian tingkat kepentingan kriteria dalam pengelolaan kebersihan lingkungan berkelanjutan Hasil analisis gabungan pendapat seluruh stakeholders terhadap level kriteria dengan menggunakan metode AHP menunjukkan dukungan kebijakan dari pemerintah kota Bandar Lampung menjadi urutan pertama dengan bobot nilai 0,445. Organisasi dan kelembagaan pengelolaan sampah pada urutan kedua dengan bobot nilai 0,277. Sistem pembuangan dan pengelolaan sampah pada urutan ketiga dengan bobot nilai 0,163. Kriteria sarana dan prasarana pengelolaan sampah pada urutan keempat dengan bobot nilai 0,115, disajikan pada Gambar 19. Keterangan : DKP : dukungan kebijakan dari pemerintah kota OKPS: organisasi dan kelembagaan pengelolaan sampah SPPS : sistem pembuangan dan pengolahan sampah SPS : sarana dan prasarana pengelolaan sampah Gambar 19 Kriteria pengelolaan kebersihan lingkungan berkelanjutan kota Bandar Lampung Dukungan kebijakan dari pemerintah kota menjadi kriteria pertama yang sangat dibutuhkan guna mencapai keberhasilan program kebersihan lingkungan di kota Bandar Lampung. Pemerintah kota dapat membuat kebijakan-kebijakan strategis tentang tata cara pengelolaan kebersihan lingkungan dengan berpedoman pada UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan dan peraturan sebagai landasan hukum merupakan kriteria dalam pengelolaan kebersihan lingkungan. Organisasi dan kelembagaan pengelolaan sampah menjadi pilihan kriteria kedua yang merupakan salahsatu wadah untuk mengimplementasikan program kebersihan lingkungan. Pemerintah sebagai lembaga publik, dalam mewujudkan keberhasilan program kebersihan diharapkan menjadi fasillitator penyedia sarana dan prasarana serta memberikan informasi dalam pengelolaan sampah yang mampu merangkul semua stakeholders terutama swasta untuk berinvestasi dalam pengelolaan sampah. Kelembagaan lingkungan environmental institution merupakan norma dan nilai sosial, kerangka politis, program-program lingkungan, pola perilaku dan komunikasi serta pergerakan sosial yang membentuk interaksi sosial dari individu-individu yang menyusun organisasi dan kelompok yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi peraturan yang mengatur sumberdaya alam Moningka 2000, Muller-Glode 1994. Pada penelitian ini sistem pembuangan dan pengelolaan sampah menjadi pilihan kriteria ketiga, mengingat sistem pembuangan dan pengelolaan sampah sangat berpengaruh dalam menjaga kebersihan lingkungan. Sistem pembuangan sampah yang diharapkan oleh masyarakat kota Bandar Lampung adalah pembuangan dengan cara pengangkutan yang dilakukan setiap hari pada jam-jam tertentu. Selanjutnya masyarakat diharapkan dapat melakukan pemilahan sampah yang akan dibuang antara sampah organik dan anorganik serta sudah dibungkus dengan baik sehingga sampah tidak berceceran. Dalam hal ini, proses komunikasi dan sosialisasi tentang pemilahan sampah secara berkelanjutan kepada masyarakat perlu dilakukan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Utami 2008 yang mengemukakan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pemilahan sampah menunjukkan hasil yang signifikan. Sarana dan prasarana pengelolaan sampah merupakan pilihan kriteria keempat, namun demikian keberadaan sarana dan prasarana ini sangat diperlukan dalam mendukung program kebersihan lingkungan, karena tanpa adanya sarana dan prasarana maka pengolahan sampah tidak akan dapat dilakukan dengan baik. Sarana dan prasarana pengelolaan sampah merupakan pilihan kriteria terakhir, menjadi suatu petunjuk bahwa dalam melakukan pengelolaan sampah yang paling utama adalah ada kebijakan dan program aksi dari pemerintah kota Bandar Lampung untuk melakukan pengelolaan kebersihan lingkungan, khususnya sampah kota.

6.3.4. Analisis penilaian tingkat

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Filantropi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Pada Rumah Zakat Cabang Medan)

7 80 160

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH MANDIRI(Studi Pada Dinas Kebersihan Kota Malang)

0 5 34

EFEKTIVITAS SOSIALISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG TENTANG WAKTU PEMBUANGAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN (Studi pada Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung)

2 18 112

EFEKTIVITAS SOSIALISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG TENTANG WAKTU PEMBUANGAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN (Studi pada Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung)

2 50 116

ANALISIS PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA BANDAR LAMPUNG (STUDI KASUS DI BUKIT SUKAMENANTI, KECAMATAN KEDATON, BANDAR LAMPUNG)

10 83 96

Pengelolaan Ruang Hijau Secara Berkelanjutan (Studi Kasus di Kotamadya Bandar Lampung)

0 51 505

Kinerja Komunikasi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Kota Bandar Lampung

0 4 125

Pemberdayaan masyarakat sebagai mitra pemerintah daerah dalam pengelolaan kebersihan lingkungan berkelanjutan (studi kasus Kota Bandar Lampung)

2 31 263

Pengelolaan Ruang Hijau Secara Berkelanjutan (Studi Kasus di Kotamadya Bandar Lampung)

0 2 252

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DIKAITKAN DENGAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung) Hassan Basrie, Universitas Bandar Lampung Yashinta Arly, Universitas Bandar Lampung Riswan, Universitas Bandar Lampung Abstract -

0 0 16