Pendahuluan Metode Penelitian KAJIAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

III. KAJIAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

KOTA BANDAR LAMPUNG Abstrak Penanganan kebersihan lingkungan, khususnya sampah dari sumbernya sangat penting untuk segera dilaksanakan di kota Bandar Lampung melalui kebijakan dan program pemerintah serta dukungan dari semua lapisan masyarakat. Dalam bab ini dikaji kebijakan dan program pengelolaan kebersihan lingkungan berkelanjutan di kota Bandar Lampung, termasuk penyediaan sarana, prasarana, kapasitas daya tampung TPA, dan petugas kebersihan lingkungan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap pimpinan dan staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan, pimpinan Dinas Pasar, pimpinan kecamatan dan staf, pamong kelurahan, dan masyarakat. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitan menunjukkan bahwa kebijakan dan program pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung saat ini dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota Bandar Lampung, Dinas Pasar kota Bandar Lampung, dan Satuan Organisasi Kebersihan Lingkungan SOKLI di tingkat kecamatankelurahan. Sarana dan prasarana pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan masih sangat terbatas, baik dari jumlah dan kualitas. TPA Bakung masih mampu menampung sampah kota selama 15-20 tahun apabila pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan secara optimal. Dari tabel kontingensi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara kebijakan dan program pengelolaan kebersihan lingkungan dengan tingkat pemberdayaan masyarakat kota Bandar Lampung. Kata Kunci: kebijakan dan program pengelolaan sampah, sarana-prasarana, daya tampung TPA, petugas kebersihan, pemberdayaan masyarakat

3.1. Pendahuluan

Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197,220 km² yang terbagi atas 13 kecamatan dan 98 kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 sebesar 844.608 jiwa dan pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun sebesar 1,55 persen. Proses pembangunan kota Bandar Lampung yang berlangsung selama ini, selain telah menghasilkan kemajuan juga masih menyisakan banyak permasalahan yang harus dihadapi. Salah satu masalah yang cukup kompleks di kota Bandar Lampung adalah sampah. Pada pelaksanaannya, pengelolaan sampah di kota Bandar Lampung masih mengalami kendala: 1 kurangnya armada pengangkutan karena rusak dan umur armada pengangkutan yang sudah tua, 2 sulitnya mendapatkan lahan untuk dijadikan tempat pembuangan sampah sementara TPS, 3 masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, 4 dan lemahnya penegakan hukum terkait dengan kebersihan lingkungan. Kebijakan dan program yang ideal dalam penanganan sampah di perkotaan adalah dengan cara membuang sampah sekaligus memanfaatkannya dan secara ekonomi akan mengurangi anggaran pengelolaan. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan dan program pengelolaan sampah perkotaan secara terpadu dan holistik, salah satunya adalah penghapusan model TPA secara bertahap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kebijakan dan program pengelolaan kebersihan lingkungan berkelanjutan, termasuk penyediaan sarana, prasarana, kapasitas daya tampung TPA, dan petugas kebersihan, khususnya pengelolaan sampah kota Bandar Lampung.

3.2. Metode Penelitian

Metode pengumpulan data dalam mengkaji kebijakan dan program pengelolaan kebersihan lingkungan berkelanjutan di kota Bandar Lampung, menggunakan metode wawancara terhadap pimpinan dan staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan, pimpinan Dinas Pasar, pimpinan kecamatan dan staf, dan pamong kelurahan. Penentuan responden ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive, yaitu dengan sengaja sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk mengkaji hubungan kebijakan dan program pengelolaan kebersihan lingkungan dengan tingkat keberdayaan masyarakat digunakan responden rumahtangga sebagai unit analisis. Sampel lokasi diperoleh dengan menggunakan teknik multistage cluster random sampling Sugiyono 2009. Menyadari luasnya lokasi dan banyaknya jumlah rumahtangga sebagai populasi maka besarnya sampel sebagai responden menggunakan rumus proportional, dan terpilih sebanyak 344 responden. Adapun sampel lokasi dan responden yang terpilih dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini. Gambar 3 Diagram sampel kecamatan dan kelurahan serta responden Keterangan: No 1-13 = Jumlah kecamatan di Kota Bandar Lampung No. 3 = Kecamatan Teluk Betung Barat a. Kelurahan Bakung b. Kelurahan Keteguhan No. 6 = Kecamatan Tanjungkarang Pusat c. Kelurahan Pasirgintung d. Kelurahan Kaliawi No.9 = Kecamatan Kedaton e. Kelurahan Kampung Baru f. Kelurahan Labuhan Ratu No.11 = Kecamatan Tanjungsenang g. Kelurahan Tanjungsenang h. Kelurahan Way Kandis Dalam menentukan besarnya sampel sebagai responden digunakan rumus: dimana: 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 3 6 9 11 1 12 13 a b c d e f g h Responden p.q n = L 2 n = Jumlah sampel yang diperlukan p = Proporsi populasi yang memiliki karakteristik tertentu dalam hal ini adalah jumlah kecamatan yang terpilih sebagai sampel lokasi penelitian dan p lebih kecil dari q q = 1 – p dalam hal ini adalah kecamatan lain yang bukan sampel penelitian L = Allowable error Dari rumus proportional di atas, dengan allowable error sebesar 0,05 diperoleh sampel sebagai responden per kecamatan adalah: 0,310,69 n = 0,05 2 = 85,56 ¨ 86 responden Sebaran sampel responden berdasarkan kecamatan dan kelurahan yang terpilih dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Sebaran jumlah responden berdasarkan sampel lokasi penelitian No Kecamatan Kelurahan Teluk Betung Barat Tanjung Karang Pusat Kedaton Tanjung Senang Jumlah 1 Bakung 43 43 2 Keteguhan 43 43 3 Pasirgintung 43 43 4 Kaliawi 43 43 5 Kampung Baru 43 43 6 Labuhan Ratu 43 43 7 Tanjungsenang 43 43 8 Way Kandis 43 43 Jumlah 86 86 86 86 344 Untuk melengkapi data dan variabel yang hendak diukur dipergunakan metode observasi terhadap daya tampung TPA, volume sampah, proses pembuangan dan teknologi pengolahan sampah. Metode dokumentasi juga dipakai untuk melengkapi data peraturan daerah tentang kebersihan lingkungan, sarana-prasarana, jumlah dan jam kerja petugas kebersihan, laporan berkala dan struktur kelembagaan yang terkait dengan kebersihan lingkungan. Untuk menganalisis hubungan antara kebijakan dan program pengelolaan kebersihan lingkungan dengan tingkat keberdayaan masyarakat digunakan tabel kontingensi r x c. Moore and Mc Cabe 1989 menjelaskan seperti berikut ini, misalkan sampel berukuran n diambil dari populasi. Kemudian setiap individu yang terpilih sebagai sampel diklasifikasikan menjadi dua kategori dengan peluang untuk masuk kategori pertama baris sebesar r i dan peluang untuk masuk kategori kedua lajur sebesar c j . Hipotesis nol dalam hal ini adalah bahwa klasifikasi menurut baris dan lajur bebas satu sama lain; dengan kata lain tidak ada hubungan antara klasifikasi menurut baris dan menurut lajur. Selanjutnya jika P ij – peluang individu masuk kedalam baris i dan lajur j maka hipotesis nol adalah: H o: P ij = r i c j untuk semua i dan j, hipotesis alternatifnya adalah: H 1 : P ij ≠ r i c j Untuk melihat implikasi kebijakan, dilakukan content analysis terhadap Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Parameter- parameter pada peraturan perundangan yang dianalisis adalah yang terkait dengan aspek pengelolaan sampah, peran stakeholders, dan kerjasama serta kemitraan.

3.3. Hasil dan Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Filantropi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Pada Rumah Zakat Cabang Medan)

7 80 160

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH MANDIRI(Studi Pada Dinas Kebersihan Kota Malang)

0 5 34

EFEKTIVITAS SOSIALISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG TENTANG WAKTU PEMBUANGAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN (Studi pada Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung)

2 18 112

EFEKTIVITAS SOSIALISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG TENTANG WAKTU PEMBUANGAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN (Studi pada Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung)

2 50 116

ANALISIS PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA BANDAR LAMPUNG (STUDI KASUS DI BUKIT SUKAMENANTI, KECAMATAN KEDATON, BANDAR LAMPUNG)

10 83 96

Pengelolaan Ruang Hijau Secara Berkelanjutan (Studi Kasus di Kotamadya Bandar Lampung)

0 51 505

Kinerja Komunikasi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Kota Bandar Lampung

0 4 125

Pemberdayaan masyarakat sebagai mitra pemerintah daerah dalam pengelolaan kebersihan lingkungan berkelanjutan (studi kasus Kota Bandar Lampung)

2 31 263

Pengelolaan Ruang Hijau Secara Berkelanjutan (Studi Kasus di Kotamadya Bandar Lampung)

0 2 252

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DIKAITKAN DENGAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung) Hassan Basrie, Universitas Bandar Lampung Yashinta Arly, Universitas Bandar Lampung Riswan, Universitas Bandar Lampung Abstract -

0 0 16