34
4. Hubungan antara Debt to Equity Ratio terhadap Tingkat Underpricing
Tingkat Debt to Equity Ratio menggambarkan risiko yang diukur dengan membandingkan total kewajiban perusahaan dengan total aset. Menurut
penelitian yang dilakukan Kim et al., 1995 dalam Risqi dan Harto 2013 bahwa tingkat Debt to Equity Ratio berkorelasi positif dengan intial return. Dapat
disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio tinggi menggambarkan risiko perusahaan yang tinggi pula sehingga investor dalam melakukan keputusan
investasi akan menghindarkan penilaian harga saham perdana yang terlalu tinggi yang menyebabkan underpricing.
DER merupakan salah satu informasi yang penting bagi investor untuk menilai resiko suatu nilai saham. Nilai DER yang tinggi menandakan struktur
permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas, sehingga menunjukan resiko financial atau resiko kegagalan perusahaan
untuk mengembalikan pinjaman akan semakin tinggi yang nantinya akan mempengaruhi tingkat return yang akan diterima oleh investor dimasa yang akan
datang. Semakin tinggi nilai DER berarti semakin tinggi resiko saham emiten tersebut, maka semakin tinggi pula tingkat return yang diharapkan oleh investor,
yang berarti juga semakin tinggi tingkat underpricing tersebut Suyatmin 2006 dalam Aini 2013. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Debt to
Equity Ratio berpengaruh terhadap underpricing.
35
5. Hubungan antara Return on Equity terhadap Tingkat Underpricing
Return on Equity ROE merupakan ukuran profitabilitas dimana merupakan informasi yang diberikan kepada investor mengenai seberapa besar tingkat
pengembalian modal investor dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Kim 1999 dalam Risqi dan
Harto 2013 berdasarkan teori Signalling yaitu untuk mengatasi penilaian yang rendah terhadap harga saham, maka perusahaan yang berkualitas baik dapat
memberikan sinyal bagi investor untuk menunjukan bahwa perusahaan berkualitas baik. Semakin tinggi ROE maka kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba pada masa yang akan datang juga lebih tinggi. Nilai ROE yang semakin tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu
menghasilkan laba dimasa yang akan datang dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya.
Semakin besar nilai ROE maka mencerminkan resiko perusahaan IPO tersebut rendah, sehingga nilai ROE yang tinggi dapat mengurangi ketidakpastian saham
dimasa mendatang serta menunjukkan tingkat keamanan investasi yang tinggi, yang berarti juga semakin rendah tingkat underpricing tersebut Kurniawan 2007
dalam Aini 2013. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa return of equity beperngaruh terhadap underpricing.