Penawaran Umum Perdana Initial Public Offering

23 Indikasi bahwa emiten memiliki kualitas baik juga dapat terlihat dalam kondisi underpricing, dimana emiten dianggap mentransfer sebagian kekayaan pemilik awal perusahaan kepada investor baru sebagai kompensasi harga perdana yang underpriced. Biaya mahal yang perlu dikeluarkan emiten dalam kondisi underpricing inilah yang dapat mengindikasikan emiten sebagai perusahaan dengan kondisi keuangan yang sehat. Perusahaan dengan kualitas lebih rendah tidak mampu mengikuti cara perusahaan yang berkualitas baik, karena kualitas rendahnya dapat terungkap sebelum penawaran perdana. Perusahaan berkualitas lebih rendah akan lebih memilih menawarkan harga saham perdana dengan harga dan kebutuhan modal sesuai dengan yang sebenarnya menurut Hipotesis selanjutnya yang dapat menjelaskan underpricing adalah market feedback hypothesis seperti yang diungkapkan oleh Jegadeesh, Weinstein dan Welch 1993, Faugeron-Crouzet et al. 2003 dalam Lestari, Hidayat, dan Sulasmiyati 2015 Para peneliti ini mengungkapkan pelaku pasar lebih mengetahui nilai emiten yang sebenarnya daripada pemilik saham awal. Informasi ini akan terungkap kepada mereka melalui perubahan harga setelah IPO. Perusahaan yang akan go public harus memenuhi persyaratan bahwa laporan keuangan dua tahun terakhir adalah unqualified opinion. Audit tersebut diperlukan agar publik memperoleh suatu keyakinan bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material, sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai informasi yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan oleh calon investor. 24 Hipotesis lain yang dapat menjelaskan underpricing menurut Baron 1982 dalam Hapsari dan Mahfud 2012 adalah asimetri informasi yang menjelaskan perbedaan informasi yang dimiliki oleh pihak – pihak yang terlibat dalam penawaran perdana, yaitu emiten, penjamin emisi, dan masyarakat pemodal. Penjamin emisi underwriter memiliki informasi tentang pasar yang lebih lengkap daripada emiten, sedangkan terhadap calon investor, penjamin emisi memiliki informasi yang lebih lengkap tentang kondisi emiten. Besarnya underpricing diukur dengan initial return yakni selisih harga saham atau keuntungan yang didapat pemegang saham karena perbedaan harga saham yang dibeli di pasar perdana dengan harga jual saham yang bersangkutan di pasar sekunder hari pertama Triani, 2006 dalam Aini 2013, sedangkan menurut Ardiansyah, 2004 dalam Retnowati 2013 tingkat underpricing ini di proxy dengan penghitungan initial return dari perusahaan – perusahaan yang melakukan Initial Public Offering, yaitu selisih antara penutupan harga saham pada hari pertama di pasar sekunder dengan harga saham penawaran perdana dibagi dengan harga saham penawaran perdana. Persamaan yang digunakan untuk menghitung Underpricing mengikuti pengukuran yang dilakukan oleh Lestari, Hidayat, dan Sulasmiyati 2015, Putra dan Damayanthi 2013, Risqi dan Harto 2013, Retnowati 2013, Aini 2013, Wahyusari 2013, Hapsari dan Mahfud 2012 dan Prastica 2012 yaitu sebagai berikut: ��� ��� �� � = Harga Closing di Pasar Sekunder − Harga IPO Harga IPO × 100 25

4. Umur Perusahaan

Menurut Lestari, Hidayat, dan Sulasmiyati 2015 Umur perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam bertahan hidup menjalankan usahanya, sehingga berpengaruh pada tingkat pengalaman yang dimilikinya dalam menghadapi persaingan. Lamanya umur suatu perusahaan akan mengindikasikan semakin banyaknya pengalaman yang dimiliki perusahaan untuk tetap bertahan hidup menjalankan usahanya dan menghadapi hambatannya, maka hal tersebut juga akan berpengaruh pada semakin rendahnya tingkat ketidakpastian perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Wahyusari 2013 Lama perusahaan berdiri biasanya mempengaruhi minat investor untuk menanamkan modalnya. Umur perusahaan dihitung dengan mengurangkan antara tahun listing dengan tahun berdiri sedangkan, menurut Nurhidayati, 1998 dalam Aini 2013. Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan dan menjadi bukti perusahaan mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomian. Perusahaan yang beroperasi lebih lama mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menyediakan informasi perusahaan yang lebih banyak dan luas daripada yang baru saja berdiri. Informasi ini akan bermanfaat bagi investor dalam mengurangi tingkat ketidakpastian perusahaan. Variabel umur perusahaan diukur dengan lamanya perusahaan beroperasi yaitu sejak perusahaan itu didirikan established date berdasarkan akta pendirian sampai dengan saat perusahaan melakukan IPO listing date Amelia, 2007 dalam Aini 2013. 26 Persamaan untuk mencari umur perusahaan mengikuti pengukuran yang dilakukan oleh Lestari, Hidayat, dan Sulasmiyati 2015, Wahyusari 2013, Retnowati 2013, Aini 2013, Safitri 2013 , Kristianti 2013, dan Sari 2011 adalah sebagai berikut :

5. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan cerminan potensi perusahaan dalam menghasilkan arus kas dan kemampuan untuk mengakses informasi yang lebih besar. Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menentukan besar atau kecilnya perusahaan yang ditunjukkan dengan total aset yang dimiliknya. Penggukuran dengan menggunakan total aktiva dianggap lebih baik dari total penjualan karena total aktiva lebih stabil dari total penjualan serta lebih menunjukkan kekayaan perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih dikenal masyarakat sehingga informasi mengenai prospek perusahaan berskala besar lebih mudah diperoleh investor daripada perusahaan berskala kecil. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan menghitung log natural total aktiva tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut listing Suyatmin, 2006 dalam Aini 2013. Menurut Prisca 2012 Ukuran perusahaan menunjukkan jumlah total aset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar aset perusahaan akan mengindikasikan semakin besar ukuran perusahaan tersebut. Suatu perusahaan dengan skala ekonomi yang lebih tinggi dan lebih besar dianggap mampu bertahan dalam Umur Perusahaan = Tahun �� ��� IPO − Awal Berdirinya Perusahan

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan Non-Keuangan Di Bursa Efek Indonesia Tahun Periode 2012-2014.

0 3 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 25

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT IPO UNDERPRICING DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 16

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 29

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

2 4 3

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 1 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA

0 2 109