Earning per Share EPS

83

C. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

1. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Model regresi yang baik adalah model regresi yang variabel pengganggu atau residualnya memiliki distribusi normal. Salah satu metode yang handal untuk uji normalitas adalah dengan melihat normal probability plot yang disajikan pada gambar 4.2 berikut : Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot Sumber : data diolah dengan SPSS 22 84 Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa titik-titik tersebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat dikatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas, yang berarti bahwa data terdistribusi normal. Namun, uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan apabila tidak berhati-hati secara visual terlihat normal, namun secara statistik bisa sebaliknya. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov K-S yang disajikan dalam tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 38 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation .10538376 Most Extreme Differences Absolute .120 Positive .056 Negative -.120 Test Statistic .120 Asymp. Sig. 2-tailed .182 c Sumber : data diolah dengan SPSS 22 85 Berdasarkan tabel 4.8 di atas hasil uji kolmogorov-smirnov menunjukkan nilai probabilitas signifikansi 0,182 yang lebih besar dari 0,05. Maka dapat diambil keputusan H diterima dan H a ditolak yang berarti data terdistribusi normal. Sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini benar-benar memenuhi asumsi normalitas, yang berarti bahwa data terdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang digunakan terdapat korelasi antar variabel independen. Multikolinearitas di dalam model regresi dapat dideteksi dengan melihat nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Apabila nilai Tolerance 0.10 dan nilai VIF 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Nilai Tolerance dan VIF masing-masing variabel independen dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Umur .809 1.236 Size .732 1.367 CR .630 1.588 DER .576 1.738 ROE .421 2.374 EPS .354 2.824 Sumber : data diolah dengan SPSS 22

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan Non-Keuangan Di Bursa Efek Indonesia Tahun Periode 2012-2014.

0 3 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 25

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT IPO UNDERPRICING DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 16

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 0 29

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

2 4 3

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 1 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA

0 2 109