81
7. Underpricing
Pada tabel 4.7 dibawah ini, disajikan informasi mengenai nilai Underpricing yang diambil dari nilai Initial Return yaitu harga saham closing dikurang harga
saham offer kemudian dibagi harga saham offer pada perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Nilai Underpricing tersebut diambil pada saat perusahaan
melakukan IPO, berikut ini nilai Underpricing dari 38 perusahaan yang menjadi
sampel pada tabel 4.6 yaitu : Tabel 4.7
Nilai Underpricing
Periode 2010-2014
No Kode
Nama Perusahaan Underpricing
1 ACST
PT. Acset Indonusa Tbk. 13,00
2 ALTO
PT. Alkindo Naratama Tbk. 49,50
3 APLN
PT. Agung Podomoro Land Tbk. 12,33
4 ASSA
PT. Adi Sarana Armada Tbk. 25,64
5 BAJA
PT. Sarana Central Baja Tama Tbk. 36,00
6 BALI
PT. Bali Towerindo Sentra Tbk. 50,00
7 BIRD
PT. Blue Bird Tbk. 14,62
8 BORN
PT. Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk. 9,40
9 BRMS
PT. Bumi Resources Mineral Tbk. 10,24
10 CINT
PT. Chitose Internasional Tbk. 10,00
11 DSNG
PT. Darma Satya Nusantara Tbk. 1,08
12 EMTK
PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk. 1,39
13 GEMS
PT. Golden Energy Mines Tbk. 9,00
14 GOLD
PT. Golden Retailindo Tbk. 48,57
15 HDFA
PT. HD Finance Tbk. 15,14
16 HRUM PT. Harum Energy Tbk.
4,81 17
IBST PT. Inti Bangun Sejahtera Tbk.
50,00 18
ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
10,29 19
KRAH PT. Grand Kartech Tbk.
49,09 20
MIDI PT. Midi Utama Indonesia Tbk.
49,09 21
MLPT PT. Multipolar Technology Tbk.
50,00 22
MSKY PT. MNC Sky Vision Tbk.
1,32 23
NELY PT. Nelly Dwi Putri Chemical Tbk.
22,02 24
PADI PT. Minna Padi Investama Tbk.
38,92
82
No Kode
Nama Perusahaan Underpricing
25 PTPP
PT. PP Persero Tbk. 3,57
26 RANC
PT. Supra Boga Lestari Tbk. 34,00
27 ROTI
PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. 16,86
28 SDMU
PT. Sidomulyo Selaras Tbk. 6,67
29 SILO
PT. Siloam International Hospital Tbk. 7,22
30 SRIL
PT. Sri Rejeki Isman Tbk. 4,17
31 SSMS
PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk 7,46
32 STAR
PT. Star Petrcohem Tbk. 35,29
33 SUPR
PT. Solusi Tunas Pratama Tbk. 7,34
34 TAXI
PT. Express Transindo Utama Tbk. 5,36
35 TBIG
PT. Tower Bersama Infrastructure Tbk. 18,52
36 TELE
PT. Tiphone Mobile Indonesia Tbk. 4,84
37 TOWR PT. Sarana Menara Nusantara Tbk.
49,52 38
VIVA PT. Visi Media Asia Tbk.
50,00
Sumber : data diolah
Apabila harga saham pada saat IPO lebih rendah dibandingkan dengan harga saham di pasar sekunder pada hari pertama, maka akan terjadi fenomena yang
disebut underpricing. Underpricing merupakan fenomena yang menarik karena dialami oleh sebagian besar pasar modal di dunia dan seringkali dijumpai di
pasar perdana Ritter, 1991 dalam Rizqi dan Harto 2013. Sedangkan menurut
Lestari, Hidayat, dan Sulasmiyati 2015 underpricing
sebagai kondisi dimana harga penawaran pada saat IPO dinilai lebih rendah secara signifikan dibandingkan harga saham pada saat penutupan hari pertama di
pasar sekunder. Pada tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa nilai underpricing terendah yaitu PT. Darma Satya Nusantara Tbk dengan nilai 1,08 sedangkan
PT. Bali Towerindo Sentra Tbk, PT. Inti Bangun Sejahtera Tbk, PT. Multipolar Technology Tbk dan PT. Visi Media Asia Tbk yang sama-sama memiliki nilai
underpricing tertinggi yaitu sebesar 50.
83
C. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Model regresi yang baik adalah model regresi yang variabel pengganggu
atau residualnya memiliki distribusi normal. Salah satu metode yang handal untuk uji normalitas adalah dengan melihat normal probability plot yang
disajikan pada gambar 4.2 berikut :
Gambar 4.2 Grafik
Normal Probability Plot
Sumber : data diolah dengan SPSS 22