60
mempertahankan”. Sebagaimana sudah dijelaskan pada analisis lingkungan internal diatas, UKM PWN ini memiliki kelebihan diantara UKM-UKM lain yang berada di Garut, yaitu adanya program
diversifikasi atau pengembangan produk. Selama ini UKM PWN sudah pernah melakukan diversifikasi minyak akar wanginya dengan kualitas yang berbeda, pengembangan akar wangi menjadi
kerajinan tangan banyak sekali permintaan dari negara Jerman dan Saudi Arabia, serta mengaplikasikan produk akar wangi ke dalam produk pangan seperti kopi akar wangi. Hal yang harus
dilakukan pada kondisi seperti ini yaitu mempertahankan strategi diversifikasi dan terus mengembangkan produk akar wangi dan minyak akar wangi dengan cara menjalin kerjasama dengan
para pihak akademisi dan Litbang. Selain itu pihak UKM juga bisa memanfaatkan bantuan pemerintah maupun DAI untuk mengadakan pelatihan secara khusus dan rutin bagi para pekerja tentang
bagaimana cara melakukan penanaman dan penyulingan minyak akar wangi yang seharusnya. Selama ini pemerintah daerah maupun pusat sudah membantu UKM PWN baik dalam hal
penyuluhan, pemberian lahan, maupun pemberian peralatan. Teknologi dengan sistem boiler sudah diberikan pemerintah kepada UKM PWN, akan tetapi pihak UKM belum menggunakannya sehingga
minyak yang dihasilkan belum mencapai kualitas yang optimal, padahal kualitas sangat penting terutama dalam menunjang harga minyak akar wangi yang akan dipasarkan di pasaran internasional.
Jadi sebenarnya tidak terlalu sulit untuk perusahaan ini dalam melakukan peningkatan kualitas dan strategi pengembangan produknya, karena sudah didukung dengan berbagai fasilitas dari pemerintah.
3. Strategi Ekspor Langsung
Strategi ekspor langsung ini merupakan alternatif strategi ke tiga yang disarankan, mengingat UKM PWN memiliki beberapa kekuatan dan peluang yang dapat menunjang strategi ini. Permintaan
dunia yang besar terhadap minyak akar wangi, brand minyak akar wangi Indonesia yang sudah cukup dikenal, adanya dukungan pemerintah, dan dukungan DAI, merupakan peluang-peluang yang bisa
dimanfaatkan oleh pihak UKM dalam melakukan ekspor secara langsung. Selain itu, dengan kekuatan yang dimiliki UKM yaitu adanya lahan perkebunan sendiri untuk memenuhi pasokan bahan
bakunya, adanya fasilitas laboratorium, dan telah terpenuhinya persyaratan ekspor secara administratif, membuat UKM PWN memiliki keunggulan dibanding dengan UKM lain yang berada di
Garut dan mampu bersaing dengan para eksportir Indonesia. Pengalaman UKM PWN yang pernah melakukan ekspor secara langsung ke negara India pada tahun 2009 merupakan salah satu nilai
tambah bagi UKM, sehingga untuk melakukan ekspor secara langsung sudah memiliki bayangan apa saja yang harus dilakukan dan dipersiapkan.
Disamping memiliki beberapa kekuatan dan peluang yang dimiliki, UKM PWN memiliki kendala terbesar dalam melakukan ekspor secara langsung ini. Kendala tersebut yaitu belum stabilnya
kualitas minyak akar wangi yang dihasilkan dan belum kontinunya produksi minyak akar wangi UKM PWN. Untuk dapat melakukan ekspor secara langsung, maka kualitas minyak akar wangi yang
dihasilkan harus sudah memenuhi standar internasional yang sudah ditetapkan, dan jumlah minyak yang diekspor harus sesuai dengan standar. Jadi jika minyak yang diekspor jumlahnya belum
memenuhi atau belum sesuai dengan yang diinginkan negara pengimpor dalam batas minimal, maka perusahaan tidak dapat melakukan ekspor dan perusahaan terpaksa menjual minyaknya kepada
eksportir yang ada di Indonesa. Para eksportir mampu melakukan ekspor langusng karena mereka mengumpulkan minyak dari berbagai pengusaha penyulingan minyak akar wangi sehingga jumlah
minyak yang mereka peroleh cukup banyak. Kendala ini terjadi karena UKM PWN masih menggunakan teknologi penyulingan yang bersifat tradisional, sehingga rendemen dan kualitas yang
dihasilkan belum optimal. Ongkos kirim dan biaya pengapalan minyak akar wangi juga menjadi salah satu kendala dalam melakukan ekspor secara langsung disamping keterbatasan bahan baku yang
61
masih menjadi kendala dalam melakukan ekspor, hal ini berkaitan dengan kontinuitas produksi. Oleh karena itu, strategi ini menuntut perusahaan untuk siap baik itu dari segi teknologi yang digunakan,
SDM nya, maupun informasi-informasi akses pasar yang perlu diketahui perusahaan dalam mengahadapi para pesaing terutama eksportir-eksportir besar di Indonesia.
4. Strategi Pengembangan SDM