Ancaman Produk Substitusi ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

47 Tabel 10. Negara pengekspor minyak akar wangi No Negara Produksi per tahun ton Pemenuhan kebutuhan 1 Indonesia 24-51 9,6 – 17 2 Haiti 40 16 3 RRC 40 16 4 Angola 30-40 12 – 13,33 5 Pulau ReunionBourbon 30 12 6 India 10 4 7 Kongo 10 4 8 Republik Malagasi 10 4 9 Brazil 10 4 Total 150 60 Sumber : BPEN Jakarta Dari beberapa negara diatas, yang sampai sekarang menjadi pesaing terbesar Indonesia yaitu negara Haiti dan Bourbon. Kualitas minyak akar wangi Haiti di pasaran internasional sudah terkenal dengan kualitas yang sangat bagus dan belum ada minyak akar wangi dari negara manapun yang mengalahkan kualitas minyak akar wangi dari Haiti. Hal ini karena teknologi yang digunakan oleh Haiti jauh lebih canggih dibandingkan dengan Indonesia, selain itu pada proses produksi minyak akar wangi di Haiti dilakuakn proses aging. Proses ini merupakan proses penyimpanan minyak akar wangi yang telah disuling dalam jangka waktu yang cukup lama. Untuk menghasilkan kualitas minyak akar wangi yang bagus, penyimpanan harus dilakukan selama kurang lebih selama setahun, baru minyak akar wangi siap untuk di pasarkan. Di Indonesia sendiri hal ini akan sangat sulit diterapkan mengingat para pengusaha minyak akar wangi sebagian besar adalah para UKM yang berada di Garut dan sulit bagi para UKM untuk menyimpan minyak selama setahun, karena setelah proses penyulingan para UKM ingin segera mendapatkan keuntungan dari minyak akar wangi yang dihasilkan.

3. Ancaman Produk Substitusi

Minyak akar wangi adalah minyak atsiri yang kental dan memiliki aroma woody, sweet, dan earthy. Minyak akar wangi banyak digunakan dalam industri parfum sebagi fixative, komponen campuran dalam industri sabun, dan kosmetik Martinez et al., 2004. Sejauh ini belum ditemukan produk substitusi penuh dari minyak akar wangi, baik secara alaminya maupun sintetisnya, akan tetapi untuk fungsi fixative dan karakter umum aromanya ada beberapa alternatif minyak atsiri yang lain, yaitu minyak nilam dan minyak cendana yang memiliki sifat yang sama dengan minyak akar wangi Ketaren, 1975. Kedua minyak tersebut memiliki fungsi yang sama seperti minyak akar wangi yaitu sebagai fixative atau pengikat bau. Nilam Pogostemon cablin Benth yang termasuk dalam keluarga Labiatea merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang penting bagi Indonesia, karena minyak yang dihasilkan merupakan komoditas ekspor yang cukup mendatangkan devisa negara. Sebagai komoditas ekspor minyak nilam mempunyai prospek yang baik, karena dibutuhkan secara kontinu dalam industri kosmetik, parfum, sabun dan lain-lain. Penggunaan minyak 48 nilam dalam industri-industri ini karena sifatnya yang fiksative terhadap bahan pewangi lain agar aroma bertahan lama, sehingga dapat mengikat bau wangi dan mencegah penguapan zat pewangi. Minyak nilam Indonesia sangat digemari pasar Amerika dan Eropa. Komponen utama minyak nilam diperoleh dari destilasi daun nilam berupa patchoully alcohol 45-50, sebagai penciri utama bahan baku industri kimia. Minyak nilam ini memiliki peluang untuk menggeser penggunaan minyak akar wangi karena memiliki sifat yang sama yaitu sebgai fixative, selain itu harga minyak nilam relatif lebih murah jika dibandingkan dengan minyak akar wangi. Harga minyak nilam berfluktuatif tergantung pada kadar patchoully alcohol-nya. Berikut ini harga minyak nilam tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Data harga minyak nilam masing-masing daerah tahun 2011 No Komoditi Minyak KabupatenSentra Harga RpKg 1 Nilam Patchoully oil Blitar 425,000-475,000 2 Malang 425,000-475,000 3 Boyolali 425,000-450,000 4 Cilacap 350,000-450,000 5 Lampung 470,000-500,000 6 Sawah Lunto 480,000-550,000 7 Aceh Selatan 480,000-550,000 8 Aceh Tenggara 480,000-550,000 Sumber : DAI 2009 Cendana merupakan komoditi yang potensial bagi perekonomian. Nilai ekonomi yang tinggi dari cendana dihasilkan dari kandungan minyak santalo dalam kayu yang beraroma wangi yang khas. Minyak cendana dihasilkan dari hasil penyulingan kayu, dan digunakan sebagai bahan obat-obatan dan bahan minyak wangi parfum karena kemampuannya yang dapat mengikat bau fixative. Selain itu kayu cendana dapat digunakan menjadi berbagai aneka kerajinan tangan. Minyak cendana banyak diekspor ke Eropa, Amerika, China, Hongkong, Korea, Taiwan dan Jepang, sedangkan produk kerajinan dari kayu cendana banyak untuk konsumsi dalam negeri. Saat ini keberadaan populasi cendana di Indonesia dikhawatirkan mengalami kepunahan. Penyebabnya antara lain karena pemanenan melebihi produktivitas, kebakaran, maupun penggembalaan ternak. Upaya memuliakan dan mengembangkan cendana sudah dilakukan, namun keberhasilannya masih sangat rendah. Pembiakan tanaman cendana dapat dilakukan dengan cara konvensional melalui stek pucuk dan stek akar, namun persentase keberhasilannya masih rendah. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan aplikasi teknologi kultur jaringan. Harga minyak cendana pada tahun 2007 menurut BPS 2009 yaitu Rp 400,000 lebih rendah jika dibandingkan dengan harga minyak akar wangi. Walaupun harga minyak cendana dan minyak nilam lebih rendah daripada minyak akar wangi, akan tetapi permintaan dunia terhadap minyak akar wangi tetap stabil bahkan cenderung meningkat.

4. Daya Tawar Pemasok