Strategi Pengembangan Produk PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN

59 strategi pengembangan produk, strategi ekspor langsung, dan strategi pengembangan sumberdaya manusia. Penilaian penentuan alternatif strategi dengan QSPM dapat dilihat pada Lampiran 10. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan matriks QSPM mengalikan bobot dari masing-masing faktor dengan nilai daya tarik, maka dihasilkan total nilai daya tarik total attractiveness score. Alternatif strategi yang dipilih yaitu strategi penetrasi pasar dengan nilai Total Attractiveness Score TAS terbesar yaitu 7.009, strategi kedua yaitu strategi pengembangan produk dengan skor 4.886, strategi ketiga yaitu strategi ekspor langsung dengan skor 4.831, dan strategi terakhir yaitu strategi pengembangan sumber daya manusia dengan skor 2.964. Prioritas strategi yang disarankan yaitu berdasarkan urutan pertama dengan nilai TAS terbesar sampai dengan urutan terakhir dengan nilai TAS terendah. Hasil analisis QSPM menghasilkan urutan prioritas strategi sebagai berikut:

1. Strategi Penetrasi Pasar

Strategi penterasi pasar disini mencakup: meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar, meningkatkan kontinuitas produksi dengan menjalin kerjasama dengan penyuplai bahan bakar, memanfaatkan bantuan DAI dan bantuan pemerintah, membuka jaringan, kerjasama dan mencari tahu sebanyak banyaknya mengenai informasi akses pasar, melakukan pengembangan dan diversifikasi produk dalam rangka perluasan pasar, memperbaiki sistem manajemen dan sistem informasi, terutama informasi pemasaran akses pasar. Jika dibandingkan dengan teori, hasil pemilihan prioritas strategi terbaik ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh David 2009 dalam bukunya yang berjudul manajemen strategis yang menyatakan bahwa strategi yang biasa digunakan dalam kondisi perusahan “menjaga dan mempertahankan” yaitu strategi penetrasi pasar. Dilihat dari segi kekuatan dan peluang yang dimiliki, UKM PWN memiliki kemampuan untuk bisa melakukan strategi penetrasi pasar, mengingat sampai saat ini produk minyak akar wangi dari UKM PWN menurut hasil wawancara dengan bagian direksi pemasaran Pak Ahmad, baru diekspor ke negara- negara seperti Swiss, Jerman, Perancis, Amerika Serikat. Jepang, China dan India. Jadi masih banyak negara-negara luar lainnya yang pasarnya belum dimasuki oleh UKM PWN, walaupun ekspornya itu kebanyakan masih melalui distributor atau eksportir-eksportir besar, akan tetapi produk minyak akar wangi PWN ini sudah sudah cukup dikenal di pasar internasional dan memiliki brand Golden Java Vetiver Oil. Minyak akar wangi UKM PWN ini sudah diuji coba oleh Laboraturium Peridustrian dan mendapat sertifikat dari Balai Benih Departemen Pertanian Jawa Barat dengan hasil sangat baik, dan dapat menjadi minyak akar wangi kualitas ekspor. Sertifikat mutu minyak akar wangi UKM PWN dapat dilihat pada Lampiran 11. Perluasan pasar di tingkat domestik juga dapat dilakukan dengan menjalin kerjasama dan membina hubungan baik dengan para eksportir-eksportir besar. Melalui wadah DAI, dan forum- forum yang biasa diagendakan oleh DAI sebagai ajang perkumpulan para pengusaha minyak akar wangi, kelompok tani, dan para eksportir bisa dimanfaatkan oleh pihak PWN untuk memasarkan produk minyak akar wanginya dan bernegosiasi dengan para eksportir. Selain itu dengan kedekatan dan kerjasama yang terjalin kuat antara UKM PWN dan para eksportir, pihak UKM PWN bisa berdiskusi dan berbagi info terutama mengenai informasi pemasaran dengan para eksportir mengenai perkembangan bisnis minyak akar wangi yang terjadi di pasaran internasional.

2. Strategi Pengembangan Produk

Strategi pengembangan produk disini mencakup: melakukan diversifikasi dan pengembangan produk akar wangi, dan peningkatan kualitas produk dengan cara melatih para pekerja dan perbaikan teknologi . Strategi ini penting dan cocok untuk dilakukan pada kondisi perusahaan “menjaga dan 60 mempertahankan”. Sebagaimana sudah dijelaskan pada analisis lingkungan internal diatas, UKM PWN ini memiliki kelebihan diantara UKM-UKM lain yang berada di Garut, yaitu adanya program diversifikasi atau pengembangan produk. Selama ini UKM PWN sudah pernah melakukan diversifikasi minyak akar wanginya dengan kualitas yang berbeda, pengembangan akar wangi menjadi kerajinan tangan banyak sekali permintaan dari negara Jerman dan Saudi Arabia, serta mengaplikasikan produk akar wangi ke dalam produk pangan seperti kopi akar wangi. Hal yang harus dilakukan pada kondisi seperti ini yaitu mempertahankan strategi diversifikasi dan terus mengembangkan produk akar wangi dan minyak akar wangi dengan cara menjalin kerjasama dengan para pihak akademisi dan Litbang. Selain itu pihak UKM juga bisa memanfaatkan bantuan pemerintah maupun DAI untuk mengadakan pelatihan secara khusus dan rutin bagi para pekerja tentang bagaimana cara melakukan penanaman dan penyulingan minyak akar wangi yang seharusnya. Selama ini pemerintah daerah maupun pusat sudah membantu UKM PWN baik dalam hal penyuluhan, pemberian lahan, maupun pemberian peralatan. Teknologi dengan sistem boiler sudah diberikan pemerintah kepada UKM PWN, akan tetapi pihak UKM belum menggunakannya sehingga minyak yang dihasilkan belum mencapai kualitas yang optimal, padahal kualitas sangat penting terutama dalam menunjang harga minyak akar wangi yang akan dipasarkan di pasaran internasional. Jadi sebenarnya tidak terlalu sulit untuk perusahaan ini dalam melakukan peningkatan kualitas dan strategi pengembangan produknya, karena sudah didukung dengan berbagai fasilitas dari pemerintah.

3. Strategi Ekspor Langsung