49
dapat diperoleh akar wangi sebanyak 200 ton asumsi tiap 1 Ha menghasilkan 10 ton akar wangi. Dari 200 ton bahan baku akar wangi diperoleh rendemen minyak akar wangi
sebanyak 600-800 kg asumsi 1 ton menghasilkan minyak akar wangi sebanyak 3-4 kg. Selain memperoleh bahan baku dari kebun pribadinya, Pak H. Ede juga memperoleh
bahan baku dari kelompok tani yang lain. Biasanya H. Ede memperoleh sekitar 1.5-2 ton akar wangi dari kelompok tani. Akar wangi yang dijual oleh kelompok tani berkisar dari Rp
1,500-3,000kg tergantung dari kualitas akar wangi. Biasanya akar wangi yang kualitasnya bagus, harganya diatas Rp 2,000kg nya. Jadi disini pihak UKM sudah melakukan
kesepakatan sebelumnya dengan para petani dalam masalah harga, sehingga sudah tidak terdapat lagi kekuatan tawar menawar pemasok. UKM PWN menjalin kerjasama dengan para
petani dan mengumpulkan petani-petani tersebut dalam sebuah gabungan kelompok tani dengan wadah koperasi. Di Samarang sendiri komoditas akar wangi yang bagus banyak
dihasilkan di kampung Pasir Wangi dan Parabon. Karena begitu banyak pesaing sekitar yang sama-sama menginginkan bahan baku akar wangi, maka H. Ede juga menjalin kerjasama
dengan petani di luar kecamatan Samarang, seperti daerah Bayongbong, Leles, dan Cilawu untuk membeli bahan baku akar wangi. Jadi pasokan bahan baku tidak hanya berasal dari
petani sekitar saja, tetapi juga berasal dari luar Daerah Samarang. Walaupun UKM PWN sudah menjalin kerjasama dengan beberapa petani, akan tetapi pasokan bahan baku masih
menjadi kendala dalam memproduksi minyak akar wangi. Jadi pasokan bahan baku pertahun masih kurang. Oleh karena itu UKM PWN belum mampu mencukupi permintaan Negara
pengimpor, akibatnya kemampuan dalam melakukan ekspor langsung direct exporting menjadi lemah.
5. Daya Tawar Pembeli
Daya tawar pembeli atau daya tawar konsumen dapat menjadi kekuatan terpenting yang mempengaruhi keunggulan kompetitif. Konsumen memiliki daya tawar yang semakin
besar dalam kondisi-kondisi : 1. Jika mereka dapat dengan mudah dan murah beralih ke merek atau pengganti pesaing, 2. Jika mereka mereka menduduki tempat yang sangat
penting bagi penjual, 3. Jika penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan konsumen, 4. Jika mereka memegang informasi tentang produk, harga, dan biaya penjual,
dan 5. Jika mereka memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bisa membeli produk David, 2009.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Direktur Utama PWN, kekuatan tawar menawar pembeli ditentukan oleh pihak pembeli, hal ini karena untuk kondisi sekarang ini, minyak
akar wangi UKM PWN kualitasnya tidak sebagus minyak akar wangi tahun-tahun sebelumnya. Sekarang ini kualitas minyak akar wangi Indonesia diasosiasikan dengan
minyak yang berbu gosong dan berwarna gelap. Hal ini tentu saja akan menurunkan tingkat harga dari minyak akar wangi karena kualitasnya yang jelek. Dengan demikian pembeli
dapat mengatur harga karena kualitas minyak akar wangi yang dihasilkan dinilai tidak sesuai dengan keinginan konsumen. Namun disamping penentuan harga oleh pihak konsumen,
kemampuan negosiasi pihak perusahaan pun sangat menentukan harga minyak akar wangi yang akan dijual. Kemampuan negosiasi penjual didukung dengan argumen yang kuat akan
menurunkan daya tawar konsumen. Sejauh ini, UKM PWN sudah menentukan harga dasar atau standar harga untuk minyak yang meraka jual. Untuk minyak akar wangi kualitas
regular harganya sekitar Rp 1,100,000 – Rp 1,200,000, sedangkan untuk kualitas premium
50
harganya berkisar Rp 1,600,000 – Rp 1,700,000. Dengan demikian UKM ini dapat tetap
mendapatkan keuntungan yang diharapkan.
5.4 PERUMUSAN PELUANG DAN ANCAMAN
Hasil analisis dari lingkungan eksternal perusahaan, dapat dirumuskan faktor peluang dan ancaman perusahaan tersebut. Manfaat dari adanya rumusan peluang dan ancaman ini, diharapkan
perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang tersedia untuk menghadapi ancaman yang timbul. Hasil rumusan peluang dan ancaman UKM PWN dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil rumusan peluang dan ancaman UKM PWN
Faktor Eksternal Peluang
Ancaman Lingkungan Jauh
Politik Adanya DAI sebagai fasilitator
bagi para UKM Adanya dukungan pemerintah
Kebijakan pemerintah dan Lingkungan Hidup terhadap
penggunaan bahan bakar Ekonomi
Harga minyak akar wangi yang cenderung fluktuatif
Pertukaran atau kurs mata uang
Sosial Budaya Kebutuhan dunia terhadap
minyak akar wangi Indonesia memiliki brand Java
Vetiver Oil Adanya isu lingkungan
akibat penyulingan
akar wangi
Teknologi Teknologi negara pesaing
lebih canggih
Lingkungan Industri Ancaman pendatang baru
Adanya kebijakan pemerintah daerah yang menetapkan luas
areal penanaman akar wangi dan lokasi penyulingan minyak
Ancaman produk
substitusi Belum ada produk substitusi
minyak akar wangi Kekuatan tawar menawar
pemasok Sudah terjalin kesepakatan
antara pemasok petani dengan penyuling
Kekuatan tawar menawar pembeli
Harga minyak akar wangi ditentukan oleh kualitasnya
Tingkat persaingan dalam industri
Persaingan bahan baku di dalam negeri
5.5 PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN
Perumusan strategi bertujuan untuk membantu pengambil keputusan dalam memilih strategi terbaik yang dapat diterapkan oleh pihak pengusaha UKM. Pada perumusan strategi ini terdapat tiga
tahap, yaitu tahap pengumpulan data atau tahap masukan, tahap analisis data atau tahap pencocokan, dan terakhir tahap pengambilan keputusan. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data
primer maupun sekunder. Data primer diperoleh langsung dari wawancara dengan pihak terkait,