33
4.4 KETENAGAKERJAAN
PT. PWN memiliki pekerja sebanyak 66 orang dengan perincian sebagai berikut: 1. 20 orang pekerja laki-laki di kebun
2. 40 orang pekerja perempuan di kebun 3. 6 orang pekerja laki-laki di Pabrik penyulingan minyak akar wangi.
Para pekerja ini adalah warga sekitar yang mayoritas adalah buruh tani dengan taraf pendidikan SR Sekolah Rakyat atau setingkat dengan SD Sekolah Dasar. Para pekerja dibayar perminggu,
biasanya dibayarkan setiap hari jum’at dengan hitungannya per lima jam sesuai dengan pekerjaannya serta tidak membedakan gender. Para pekerja biasanya bekerja dari jam 7-12. Upah para pekerja ini
perinciannya adalah sebagai berikut: 1. Upah harian pekerja di kebun perorang Rp 12,0005 jam
2. Upah harian pekerja di pabrik perorang Rp 40,00024 jam 3. Upah harian pekerja pada saat waktu panen perorang Rp 30,00024 jam
Khusus untuk poin nomer tiga pekerja biasanya dibayar dengan sistem borongan dikarenakan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melakukan panen tanaman akar wangi dengan baik dan
benar. Biasanya para pekerja untuk pekerjaan ini sudah dilakukan kontrak satu minggu sebelumnya. Hal ini disebabkan karena langkanya tenaga kerja untuk pekerjaan jenis ini sehingga menjadi rebutan
para produsen minyak akar wangi yang lainnya.
4.5
PROSES PRODUKSI MINYAK AKAR WANGI
Proses produksi minyak akar wangi terdiri atas beberapa tahapan, mulai dari tahap penanaman, produksi, dan pengemasan. Akar wangi pada umumnya memiliki masa tanam selama satu tahun.
Pada proses penanaman dilakukan beberapa proses seperti proses pemupukan dan proses penyiangan rumput. Penyiangan rumput ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
Penyiangan rumput tahap pertama dilakukan selama 1.5-2 bulan
Penyiangan rumput tahap kedua yaitu pada bulan ke empat
Penyiangan rumput tahap ketiga yaitu pada bulan ke 6
Pemupukan dilakukan pada bulan ke tiga sampai bulan ke empat. Pemupukan hanya dilakukan
satu kali dalam setahun. Proses persiapan lahan tanam dan pemupukan dapat dilihat pada Gambar 10 dan Gambar 11.
Gambar 10. Proses persiapan lahan tanam Gambar 11. Proses pemupukan Tujuan dari penyiangan rumput ini yaitu untuk membersihkan rumput-rumut lain yang tumbuh
di sekitar tanaman akar wangi, sehingga pertumbuhan akar wangi bisa menjadi cepat dan tidak terhambat. Setelah satu tahun penanaman, kemudian akar wangi siap untuk dipanen. Gambar 12 dan
34
Gambar 13 di bawah ini memperlihatkan suasana panen akar wangi dan akar wangi yang siap untuk didestilasi.
Gambar 12. Suasana panen akar wangi Gambar 13. Akar wangi hasil panen Setelah akar wangi dipanen, kemudian dilakukan proses produksi. Proses produksi dimulai
dengan proses penjemuran. Proses penjemuran dilakukan dengan menjemur akar wangi secara terbuka dengan menggunakan sinar matahari dan dilakukan hingga kurang lebih 70-80 akar wangi kering.
Lamanya penjemuran tergantung dari cuaca. Tujuan dari proses pengeringan dengan penjemuran ini yaitu untuk mempercepat dalam proses penyulingan. Jika akar wangi yang akan disuling berada dalam
kondisi yang kering, maka waktu yang diperlukan untuk proses penyulingan hanya 10-11 jam, beda halnya apabila akar wangi masih dalam kondisi basah, waktu yang diperlukan dalam proses
penyulingan bisa mencapai 11-13 jam, sehingga akan lebih boros dalam penggunaan bahan bakar. Setelah proses penjemuran, kemudian dilakukan proses perajangan. Tujuan dari proses
perajangan yaitu untuk mempercepat dalam proses penyulingan dan membuat rendemen minyak akar wangi menjadi lebih banyak. Setelah proses perajangan, tahap berikutnya yaitu proses penyulingan.
Akar yang sudah dikeringkan dan dirajang dimasukan ke dalam ketel penyulingan. Sistem penyulingan yang digunakan adalah gabungan sistem uap dan air atau biasa disebut sebagai sistem
kukus. Proses penyulingan ini dimulai dengan memasukan air ke dalam ketel dilanjutkan dengan pemasukan akar wangi kedalamnya. Antara air dan akar wangi dibatasi oleh penyaringan. Operasi
berlangsung selama 20 jam, dengan tekananan bertahap dari 1-3 bar. Minyak akar wangi dalam bahan baku akar akan hidrodifusi dan kemudian ikut ke fasa steam. Campuran steam dan minyak kemudian
dikondensasi dalam kondensor. Setelah semua minyak dan steam terkondensasi, maka minyak akar wangi dan air dipisahkan di tangki pemisah. Minyak akan berada di atas, sedangkan air ada di fasa
bawah. Sebelum dialirkan ke dalam wadah, uap air dan minyak yang berada dalam pipa akan menuju ke dalam bak pendingin yang berisi air. Uap air dan minyak memiliki bobot jenis yang berbeda, maka
minyak dan uap air akan terpisah sendiri. Biasanya untuk memisahkannya pekerja juga menggunakan kain untuk menyaring minyak dari air kondensatnya.
Setelah proses penyulingan biasanya dilakukan aging. Aging adalah proses pendinginan minyak setelah disuling. Semakin lama aging, maka kualitas minyak yang dihasilkan akan semakin
bagus. Setelah proses aging, maka dilakukan proses penyimpanan minyak ke dalam wadah untuk selanjutnya disimpan di rumah H. Ede.
Menurut Dewan Atsiri Indonesia 2009, minyak akar wangi dihasilkan melalui proses penyulingan uap pada tekanan bertingkat 1-3 atm selama 8-9 jam dengan laju destilasi 0.7-0.8 ltr
destilatkg akar jam. Rendemen rata-rata minyak akar wangi 1.5-2 . Mutu minyak akar wangi yang dihasilkan tidak hanya bergantung pada umur akar, tetapi juga tergantung dari lamanya penyulingan.
Bau gosong yang ditimbulkan dari penyulingan yang terlalu cepat dapat menurunkan mutu dan harga
35
minyak akar wangi yang diinginkan pembeli. Diagram alir proses produksi minyak akar wangi dapat dilihat pada Lampiran 3.
36
V. HASIL DAN PEMBAHASAN