57
meminta bantuan dari pihak pemerintah seperti Departemen Pertanian, Departemen Perkebunan, dan Departemen Perindustrian Perdagangan, juga bisa memanfaatkan bantuan dari DAI, dengan meminta
diskusi dengan pakar-pakar minyak akar wangi yang ada di DAI. Dengan demikian, kemampuan para pekerja  operasional  maupun  para  manajer  di  perusahaan  bisa  lebih  meningkat  dan  lebih  berkualitas.
Selain pelatihan  SDM, perbaikan teknologi sangat penting  untuk dilakukan, hal ini  karena teknologi yang  digunakan  di  UKM  PWN  masih  bersifat  semi  tradisional  sehingga  rendemen  dan  kualitas
minyak  yang dihasilkan  masih belum optimal. Hal ini tentunya akan  sangat  mempengaruhi terhadap permintaan negara importir. Negara importir sangat mementingkan kualitas minyak akar wangi yang
dihasilkan  dan  kekontinuitasan  prduksi  minyak  akar  wangi.  Jika  UKM  PWN  ingin  mendapatkan pelanggan  yang  tetap  dan  loyal,  maka  peningkatan  kontinuitas  produksi  dan  peningkatan  kualitas
sangat  penting  untuk  diperhatikan.  Untuk  bisa  melakukan  hal  tersebut  tentu  harus  didukung  oleh teknologi yang menunjang proses produksinya.
Untuk  bisa  bersaing  di  pasaran  internasional,  maka  salah  satu  hal  yang  penting  untuk diperhatikan  yaitu  penguasaan  terhadap  informasi  akses  pasar.  Selama  ini  UKM  PWN  hanya
mendapatkan  informasi  dari  pihak  DAI  itu  pun  masih  terbatas    dan  dari    media  internet. Ketertutupan  eksportir  terhadap  para  UKM,  terutama  mengenai    informasi  harga,  membuat  pihak
UKM tidak memiliki posisi tawar yang kuat dalam menentukan harga. Oleh karena itu strategi yang bisa dilakukan untuk meminimalisir hal seperti ini yaitu dengan memperbaiki sistem manajemen dan
sistem  informasi, terutama informasi pemasaran akses pasar. Untuk bisa mengetahui perkembangan pasar  internasional,  UKM  PWN  harus  berani  melakukan  ekspor  langsung  dan  menjalin  kerjasama
dengan  importir,  selain  itu  perlu  dilakukan  studi  banding  terhadap  negara-negara  produsen  minyak akar  wangi  dunia.  Hal  ini  dapat  dilakukan  dengan  jalan  aktif  mengikuti  kegiatan  pameran,  baik
nasional  maupun  internasional,  memiliki  kemampuan negosiasi  yang baik dengan para anggota DAI dan pemerintah. Dalam pelaksanaannya tidak cukup sulit, hal ini dikarenakan Direktur Utama, H. Ede
Kadarusman  merupakan  salahsatu  anggota  DAI  Ketua  Asosiasi  Minyak  Atsiri  Jawa  Barat  yang sudah mengetahui seluk beluk dan prosedur yang harus dilakukan untuk bisa memperluas jaringan dan
memperluas informasi akses pasarnya.
3. Strategi ST
Strategi  ST  menggunakan  kekuatan  sebuah  perusahaan  untuk  menghindari  atau  mengurangi dampak  ancaman  eksternal  David,  2009.    Menurut  Rangkuti  2008  pada  posisi    ini  perusahaan
masih  memiliki  kekuatan    dari  segi  internal.  Strategi  yang  harus  diterapkan  adalah  menggunakan kekuatan  untuk  memanfaatkan  peluang  jangka  panjang  dengan  cara  strategi  diversifikasi
produkpasar.    Berdasarkan  analisis  matriks  SWOT  pada  UKM  PWN,  dihasilkan  strategi  ST  yaitu dengan  melakukan  diversifikasi  dan  pengembangan  produk  akar  wangi  beserta  pengolahan
limbahnya. Agar tetap bisa bersaing di pasar domestik maupun pasar internasional,  suatu perusahaan harus
memiliki inovasi ataupun pembeda dari perusahaan lain, terutama dari produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, strategi diversifikasi produk merupakan salah satu strategi yang tepat yang bisa diterapkan
oleh  perusahaan  pada  posisi  ini.  Hal  ini  mengingat  kekuatan  yang  dimiliki  perusahaan  yaitu  adanya lahan perkebunan sendiri untuk pasokan bahan baku, adanya fasilitas berupa laboratorium yang dapat
digunakan  untuk  penelitian  dan  pengembangan,  serta  adanya  diversifikasi  produk  yang  pernah dilakukan  sebelumnya  oleh  pihak  perusahaan.  Pengembangan  produk  harus  terus  dilakukan  untuk
mengatasi  ancaman  eksternal  yang  mungkin  datang.  Selain  itu,  limbah  yang  dihasilkan  dari  hasil penyulingan  minyak  akar  wangi  dapat  dimanfaatkan  sebagai  bahan  baku  pembuatan  kompos,    dan
58
kerajinan tangan, atau mungkin dengan penelitian lebih lanjut bisa dimanfaatkan lagi menjadi sesuatu yang lebih memiliki nilai tambah.
4. Strategi WT
Strategi  WT  merupakan  taktik  defensif  yang  diarahkan  untuk  mengurangi  kelemahan  internal serta menghindari ancaman eksternal David, 2009. Pada posisi ini perusahaan menghadapi berbagai
ancaman dan kelemahan internal.  Berdasarkan analisis matriks SWOT pada UKM PWN, dihasilkan dua alternatif  strategi WT, yaitu: 1 Adanya pelatihan  manajemen organisasi dan teknis operasional
produksi  yang  rutin,  dan  2  Membuka  jaringan,  kerjasama  dan  mencari  tahu  sebanyak  banyaknya mengenai informasi akses pasar.
Pada posisi ini perusahaan   menghadapi posisi  yang sulit,  yaitu berada pada posisi  yang lemah dan    menghadapi  ancaman  dari  luar.  Hal  yang  bisa  dilakukan  adalah  dengan  melakukan  pelatihan
manajemen organisasi dan teknis operasional produksi secara rutin. Pada situasi ini pihak manajemen harus  bisa  mengambil  langkah  yang  cepat  dan  tepat  untuk  keberlanjutan  usahanya.  Hal  yang  bisa
dilakukan  yaitu  dengan  meningkatkan  kualitas  SDM  dengan  melakukan  pelatihan  dan  penyuluhan secara  sederhana  yang  sebelumnya  sudah  pernah  dilakukan.  Pelatihan  terhadap  SDM  tersebut  harus
tetap dipertahankan, karena dengan latihan dan penyuluhan secara rutin walaupun kondisi perusahaan dalam keadaan yang sulit, maka para pekerja akan mulai terbiasa dan mengaplikasikan apa yang telah
mereka  dapatkan  selama  penyuluhan  dan  pelatihan  guna  mendapatkan  kualitas  minyak  akar  wangi yang bagus.
Membuka jaringan, kerjasama dan mencari tahu sebanyak-banyaknya mengenai informasi akses pasar merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan pada posisi ini.  Perusahaan dapat menjaga
hubungan  yang sudah terbentuk dengan para pelanggannya dan  memanfaatkan hubungannya dengan para  eksportir  untuk  mencari  tahu  sebanyak-banyaknya  mengenai  informasi  tentang  pasar  minyak
akar  wangi  dunia.  Pencarian  akses  pasar  juga  bisa  dilakukan  dengan  memanfaatkan  media  internet, kemudian mendaftarkan beberapa pasar-pasar potensial yang dapat dimasuki dalam penjualan minyak
akar  wangi.  Hal  ini  akan  memudahkan  pihak  manajemen  dalam  memilih  pasar  yang  potensial  serta mengetahui kondisi pasar sekarang ini.
5.5.5 Analisis Matriks QSPM
Matriks  perencanaan  strategis  kuantitatif  merupakan  tahap  ketiga  yang  menyusun  analitis perumusan  strategi.  Teknik  ini  secara  objektif  menunjukkan    strategi  mana  yang  terbaik.  Dalam
pembuatannya  QSPM  menggunakan  analisis  input  dari  tahap  satu  dan  dan  hasil  pencocokan  dari analisis tahap dua untuk secara objektif menentukan strategi yang hendak dijalankan di antara stratgi-
strategi alternatif David, 2009. Menurut  David  2006,  secara  konsep,  QSPM  menentukan  daya  tarik  relatif  dari  berbagai
strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal  dimanfaatkan atau diperbaiki.  Daya  tarik  relatif  dari  masing-masing  strategi  dalam  satu  set  alternatif  dihitung  dengan
menentukan pengaruh kumulatif dari masing-masing faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal. Perhitungan  QSPM  dilakukan  dengan  mengalikan  rata-rata  bobot  dari  masing-masing  identifikasi
lingkungan internal dan eksternal dengan  nilai daya tarik AS  maka diperoleh nilai total daya tarik TAS.  Proses  pemilihan  prioritas  strategi  dilakukan  dengan  cara  diskusi  dengan  pihak-pihak
perusahaan yang memiliki otoritas dan kemampuan dalam memilih strategi bagi perusahaan. Matriks QSPM akan  menentukan  kemenarikan relatif relative attractiveness dari tindakan-tindakan strategi
alternatif  yang  dilakukan.  Strategi  alternatif  dipilih  dan  diklasifikasikan  dari  hasil  pencocokan  oleh matriks SWOT, dan pada akhirnya terpilihlah empat alternatif strategi, yaitu strategi penetrasi pasar,
59
strategi  pengembangan  produk,  strategi  ekspor  langsung,  dan  strategi  pengembangan  sumberdaya manusia.  Penilaian penentuan alternatif strategi dengan QSPM dapat dilihat pada Lampiran 10.
Berdasarkan  hasil  perhitungan  dengan  menggunakan  matriks  QSPM  mengalikan  bobot  dari masing-masing  faktor  dengan  nilai  daya  tarik,  maka  dihasilkan  total  nilai  daya  tarik    total
attractiveness score.  Alternatif strategi  yang dipilih  yaitu strategi penetrasi pasar dengan nilai  Total Attractiveness Score TAS terbesar yaitu 7.009, strategi  kedua yaitu strategi pengembangan produk
dengan  skor  4.886,  strategi  ketiga  yaitu  strategi  ekspor  langsung  dengan  skor  4.831,  dan  strategi terakhir yaitu strategi pengembangan sumber daya manusia dengan skor 2.964.  Prioritas strategi yang
disarankan yaitu berdasarkan urutan pertama dengan nilai TAS terbesar sampai dengan urutan terakhir dengan  nilai  TAS  terendah.  Hasil  analisis  QSPM  menghasilkan  urutan  prioritas  strategi  sebagai
berikut:
1. Strategi Penetrasi Pasar
Strategi  penterasi  pasar  disini  mencakup:  meningkatkan  kapasitas  produksi  untuk  memenuhi permintaan  pasar,  meningkatkan  kontinuitas  produksi  dengan  menjalin  kerjasama  dengan  penyuplai
bahan bakar, memanfaatkan bantuan DAI dan bantuan pemerintah, membuka jaringan, kerjasama dan mencari  tahu  sebanyak  banyaknya  mengenai  informasi  akses  pasar,  melakukan  pengembangan  dan
diversifikasi  produk  dalam  rangka  perluasan  pasar,  memperbaiki  sistem  manajemen  dan  sistem informasi,  terutama  informasi  pemasaran  akses  pasar.    Jika  dibandingkan  dengan  teori,  hasil
pemilihan  prioritas  strategi  terbaik  ini  sesuai  dengan  apa  yang  dijelaskan  oleh  David  2009  dalam bukunya  yang  berjudul  manajemen  strategis  yang  menyatakan  bahwa  strategi  yang  biasa  digunakan
dalam kondisi perusahan “menjaga dan mempertahankan” yaitu strategi penetrasi pasar.  Dilihat dari segi  kekuatan  dan  peluang  yang  dimiliki,  UKM  PWN  memiliki  kemampuan  untuk  bisa  melakukan
strategi  penetrasi  pasar,  mengingat  sampai  saat  ini  produk  minyak  akar  wangi  dari  UKM  PWN menurut hasil  wawancara dengan bagian direksi pemasaran Pak Ahmad,  baru diekspor ke negara-
negara seperti Swiss, Jerman, Perancis, Amerika Serikat. Jepang, China dan India. Jadi masih banyak negara-negara luar lainnya yang pasarnya belum dimasuki oleh UKM  PWN, walaupun ekspornya itu
kebanyakan  masih  melalui distributor atau eksportir-eksportir besar, akan tetapi produk minyak akar wangi   PWN ini sudah sudah cukup dikenal di pasar internasional dan  memiliki brand  Golden Java
Vetiver Oil.  Minyak akar wangi UKM PWN ini sudah diuji coba oleh Laboraturium Peridustrian dan mendapat sertifikat dari Balai Benih Departemen Pertanian Jawa Barat dengan hasil sangat baik, dan
dapat  menjadi  minyak  akar  wangi  kualitas  ekspor. Sertifikat  mutu  minyak  akar  wangi  UKM  PWN
dapat dilihat pada Lampiran 11. Perluasan  pasar  di  tingkat  domestik  juga  dapat  dilakukan  dengan  menjalin  kerjasama  dan
membina  hubungan  baik  dengan  para  eksportir-eksportir  besar.    Melalui  wadah  DAI,  dan  forum- forum  yang  biasa  diagendakan  oleh  DAI  sebagai  ajang  perkumpulan  para  pengusaha  minyak  akar
wangi,  kelompok  tani,  dan  para  eksportir  bisa  dimanfaatkan  oleh  pihak  PWN  untuk  memasarkan produk  minyak  akar  wanginya  dan  bernegosiasi  dengan  para  eksportir.  Selain  itu  dengan  kedekatan
dan  kerjasama  yang  terjalin  kuat  antara    UKM  PWN  dan  para  eksportir,  pihak  UKM  PWN  bisa berdiskusi dan berbagi info terutama mengenai informasi pemasaran dengan para eksportir mengenai
perkembangan bisnis minyak akar wangi yang terjadi di pasaran internasional.
2. Strategi Pengembangan Produk