20
secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. Seperti halnya alat-alat analitis perumusan strategis yang lain, QSPM
memerlukan penilaian intuitif yang baik. Matriks QSPM memiliki keistimewaan dan keterbatasan dalam penggunannya. Salah satu
keistimewaan dari QSPM adalah bahwa rangkaian-rangkaian strateginya dapat diamati secara berurutan dan bersamaan. Keistimewaan lain yaitu mendorong para penyusun strategi untuk
memasukkan faktor-faktor eksternal dan internal yang relevan ke dalam proses keputusan. QSPM dapat diadaptasi untuk digunakan oleh organisasi berorientasi laba dan nirlaba yang besar maupun
kecil sehingga bisa diaplikasikan di hampir setiap jenis organisasi. Disamping memiliki keistimewaan, matriks QSPM juga memiliki keterbatasan. Pertama QSPM selalu membutuhkan penilaian intuitif dan
asumsi yang berdasar. Pemeringkatan dan skor daya tarik membutuhkan keputusan penilaian, meskipun hal itu harus didasarkan pada informasi yang objektif. Keterbatasan yang lain yaitu QSPM
hanya akan baik dan bermanfaat sepanjang informasi prasyarat dan analisis pencocokan yang menjadi dasarnya.
2.12 PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian yang dilakukan oleh Mulyana 2002 , melakukan penelitian tentang “Analisis
Pengembangan Industri Penyulingan Minyak Akar Wangi Berorientasi Ekspor ”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan industri penyulingan minyak akar wangi berorientasi ekspor yang dapat memberikan nilai tambah yang proporsional bagi petani serta menganalisa kelayakannya. Ruang
lingkup penelitian meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis teknologis, aspek manajemen organisasi, aspek financial dan aspek yuridis pengembangan industri penyulingan industri
penyulingan minyak akar wangi Hasil prakiraan dengan analisis model regresi model kuadratik menunjukkan bahwa untuk 10
tahun kedepan 2002-2011 permintaan terhadap minyak akar wangi Indonesia akan terus meningkat. Dengan metode Brown Gibson, Desa Lembang terpilih sebagai lokasi pendirian unit usaha
penyulingan minyak akar wangi di Kecamatan Leles. Kelembagaan usaha berupa unit usaha penyulingan yang dimiliki koperasi didirikan oleh para petani anggota koperasi akan lebih
meningkatkan nilai tambah atau keuntungan penjualan produk bagi petani. Teknologi penyulingan yang digunakan untuk meningkatkan mutu minyak akar wangi adalah dengan penyulingan uap atau
menggunakan boiler serta ketel yang terbuat dari bahan stainless steel. Analisis keuangan menunjukkan bahwa proyek ini layak secara financial. Hasil analisis sensitivitas mengindikasikan
bahwa perubahan harga jual produk dan perubahan nilai tukar dolar terhadap rupiah sangat berpengaruh terhadap kelayakan proyek.
Ferryandi 2010 melakukan penelitian tentang “Strategi Pemasaran Produk Industri Kecil Mi
Sagu Studi Kasus di Pondok Pesantren Al Quran Wal Hadis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal industri kecil mi sagu, mengidentifikasi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapai industri kecil mi sagu, dan merumuskan rekomendasi strategi pemasaran yang sesuai baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dari
hasil penelitian dengan menggunakan matriks IE diperoleh bahwa industri kecil mi sagu Pondok Pesantren Al Quran Wal Hadis berada pada sel IV yaitu dalam masa pertumbuhan dan harus segera
bertindak agresif dalam strategi pemasarannya. Pada sel ini dapat dilakukan dua macam strategi utama, yaitu growth strategy dengan konsentrasi integrasi horizontal atau stability strategy. Strategi
yang dapat disarankan yaitu strategi pertumbuhan yang berkonsentrasi melalui integrasi horizontal. Strategi ini diperkuat dengan analisis matriks SPACE.
21
Pada analisis SWOT dihasilkan beberapa alternatif strategi, diantaranya: menanamkan positioning Mi Sagu Metro sebagai produk mi sagu yang berkualitas, sehat, higienis, dan halal,
memperluas daerah pemasaran dan jaringan distribusi, meningkatkan nilai tambah dan melakukan inovasi dari mi sagu, menonjolkan keunggulan dan ciri khas produk melalui kegiatan promosi yang
terus menerus, meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan, memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk, melakukan perencanaan dan pengendalian poduksi, meningkatkan kegiatan promosi
dalam mengahadapi persaingan, menetapkan strategi harga, meningkatkan efisiensi biaya produksi, dan mempertahankan hubungan kerjasama yang baik dengan pihak pemasok bahan baku atau
distributor. Sembiring 201
0, melakukan penelitian tentang “Analisa Strategi Pemasaran Teh Botol Sosro p
ada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor”. Tujuan dari penelitian ini yaitu melakukan analisis pemasaran berdasarkan situasi lingkungan intrernal dan eksternal, mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman, mengidentifikasi segmen dan bauran pemasaran produk teh botol sosro yang telah ada di Pasar, menyusun dan menentukan strategi pemasaran yang dipilih untuk
mengembangkan pangsa pasar PT. Sinar Sosro. Alat analisis yang digunakan yaitu matriks IFE dan matiks EFE, tahap pencocokan dengan menggunakan matriks IE dan SWOT, dan tahap terakhir yaitu
pengambilan keputusan dengan menggunakan metode AHP. Dari hasil analisis diperoleh informasi bahwa perusahaan berada pada sel IV yaitu pada kondisi
bertumbuh dan membangun. Strategi yang dapat dikembangkan pada posisi ini yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar dan produk yang akan menjadi dasar dalam pembuatan matriks
SWOT. Dari matriks SWOT diperoleh enam alternatif strategi pemasaran. Tahap terakhir yaitu pengolahan alternatif strategi pemasaran dengan menggunakan metode AHP untuk menentukan
prioritas strategi. Dari AHP diperoleh hasil bahwa prioritas pertama yaitu melakukan promosi secara intensif, prioritas kedua yaitu mempertahankan saluran distribusi yang ada dengan menjalin kerjasama
yang baik dengan semua pihak yang terkait. Prioritas ketiga yaitu strategi mengoptimalkan biaya operasional guna mempertahankan produk tetap stabil, prioritas keempat yaitu meningkatkan
kapasitas persediaan produk, prioritas kelima yaitu meningkatkan kualitas produk untuk mempertahankan pelanggan lama dan memperoleh pelanggan baru, dan strategi yang menjadi
prioritas terakhir yaitu aktif melakukan kegiatan pengembangan produk yang berbeda dengan pesaing.
22
III. METODOLOGI
3.1 KERANGKA PEMIKIRAN
Pada masa krisis periode 1998-2000 usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian Indonesia dikarenakan kemampuannya dalam menghadapi terpaan krisis moneter dan
juga merespon krisis ekonomi secara cepat dan fleksibel dibandingkan dengan kemampuan usaha besar. Usaha skala kecil dinilai memiliki kinerja yang cenderung lebih baik dalam menghasilkan
tenaga kerja produktif. Usaha kecil juga mampu meningkatkan produktivitas melalui investasi dan perubahan teknologi serta memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan usaha
berskala besar Brata, 2003. Usaha kecil yang cukup berkembang dengan baik bahkan mampu menjadi penopang utama
dalam perekonomian Indonesia pada masa krisis yaitu usaha di bidang agroindustri. Salah satu usaha kecil yang sampai saat ini bertahan dan menyumbang devisa untuk Negara yaitu usaha di bidang
minyak atsiri, diantaranya minyak akar wangi. Indonesia merupakan salahsatu penghasil minyak akar wangi terbesar di dunia, yang sentranya itu sebagian besar 90 berada di Garut. UKM penyulingan
minyak akar wangi yang berada di Samarang Garut ini menjadi salahsatu penyumbang utama devisa negara. Dalam pelaksanaannya, UKM penyulingan minyak akar wangi di Indonesia mengalami
berbagai kendala. Permintaan yang begitu banyak dari pembeli terhadap minyak akar wangi belum bisa dipenuhi oleh Negara Indonesia. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
keterbatasan bahan baku, teknologi yang masih sangat sederhana, kualitas minyak akar wangi Indonesia yang belum optimal, harga minyak akar wangi yang cenderung fluktuatif, pemasaran ekspor
yang belum optimal, dan terbatasnya informasi mengenai akses pasar. Hal ini mengakibatkan produktivitas ekspor minyak akar wangi Indonesia lebih rendah daripada Negara lain, misalnya saja
Haiti. Haiti sebagai pesaing terbesar Indonesia lebih banyak mengekspor minyak akar wangi dan
kualitas minyak akar wangi yang dihasilkan lebih bagus daripada minyak akar wangi Indonesia. Selain itu masalah lain yang muncul pada UKM PWN ini yaitu keterbatasan informasi mengenai
harga minyak akar wangi di pasar internasional. Sistem pemasaran yang selama ini dilaksanakan yaitu dengan menggunakan jasa eksportir, dan yang menjadi masalah adalah ketidakterbukaan eksportir
kepada pihak penyuling mengenai informasi akses pasar, terutama masalah harga. Hal ini mengakibatkan harga jual minyak akar wangi di tingkat penyuling yang harusnya mendapatkan laba
yang lebih tinggi menjadi kurang maksimal. Maka dari itu perlu dilakukan pengkajian mengenai masalah yang terjadi di UKM PWN, dan mengkaji strategi pemasaran ekspor yang tepat untuk
pengembangan minyak akar wangi ini dengan cara menganalisis berbagai faktor internal dan eksternal untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi UKM dan kemudian
dilakuakan tahap pencocokan dengan analisis matriks IE dan SWOT, terakhir yaitu pemilihan prioritas dengan menggunakan matriks QSPM, sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan untuk
UKM dalam melakukan strategi pemasaran yang tepat. Diagram alir tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 8, dan kerangka penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2.