g. Mengembangkan Peserta
Didik untuk
Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang dimilikinya
Hamzah mendefinisikan bahwa “Guru harus mengembangkan sikap
peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun di luar kelas”.
29
Definisi tersebut memberi makna bahwa tugas guru tidaklah hanya mendidik dan membimbing peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran, namun juga membantu dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam membangun dan membina hubungan secara sosial.
Hubungan sosial yang ingin dibina tidak hanya dibentuk dalam kegiatan di kelas saja, tetapi juga di luar kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk
memupuk dan menanamkan rasa kepedulian dan jiwa sosial yang tinggi terhadap sesama.
Menurut pendapat Marselus “Kemampuan guru lain adalah
membantu peserta didik mengaktualisasikan segenap potensinya. Siswa sebagai individu memiliki berbagai bakat dan kemampuan yang beragam.
Karena itu tugas guru adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa agar berbagai potensi dan kemampuan yang beragam itu dapat dikembangkan
secara optimal”.
30
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa guru harus memiliki kemampuan selain mengajar, yaitu membantu dan
membimbing peserta didik dalam mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Karena peserta didik merupakan individu yang
memiliki potensi unik dan beragam, maka cara membimbing dan menanganinya pun beragam. Maka diperlukan kemampuan guru untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan dan mengasah potensinya dengan berbagai kegiatan yang kreatif.
29
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010, h. 16.
30
Marselus, op. cit., h. 38.
Barnawi dan Mohammad Arifin menyatakan bahwa “Pengembangan
peserta didik merupakan kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat sesuai dengan kondisi sekolah”.
31
Dari pernyataan tersebut memberikan makna bahwa peserta didik merupakan individu yang memiliki berbagai
kemampuan dan keterampilan yang unik. Berbagai kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik patut untuk dikembangkan,
agar kemampuan dan keterampilan dapat terasah serta menjadi lebih baik lagi. Dalam pengembangannya, maka guru diharapkan
mampu untuk membantu peserta didik dalam mengekspresikan kemampuan dan
keterampilan melalui kegiatan pembelajaran di kelas. Secara lebih lanjut, Marselus memiliki pandangan bahwa seorang
guru harus mampu untuk mengembangkan dan mengekpresikan berbagai potensi, bakat, dan minat peserta didik. Pada dasarnya, setiap individu
merupakan mahkluk yang unik, yakni memiliki berbagai perbedaan satu sama lain. Begitu juga dengan peserta didik yang pasti memiliki potensi
berbeda pula. Potensi, bakat, dan minat peserta didik dapat berkembang serta tersalurkan dengan baik, jika guru mampu untuk melakukan dan
melaksanakan berbagai kegiatan dengan tujuan memberikan kesempatan bagi peserta didik dalam mengekpresikan berbagai potensi yang dimiliki.
Guru harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan potensi peserta didik. Kegiatan pengembangan potensi peserta didik tidak akan optimal,
jika guru kurang mampu dalam menciptakan kondisi dan situasi yang sesuai untuk tujuan yang akan dicapai.
31
Barnawi, op. cit., h. 137.
B. Pengembangan Guru
Dalam kegiatan pembelajaran, selain guru diwajibkan memiliki pengetahuan dan wawasan luas terhadap materi yang diajarkan, guru juga
wajib untuk memiliki berbagai keterampilan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini bertujuan agar pembelajaran yang
berlangsung lebih kreatif sehingga menjadi lebih menyenangkan karena tidak monoton.
Untuk membantu guru dalam memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan terdapat banyak cara maupun kegiatan yang
dapat dilakukan. Berbagai kegiatan tersebut, seperti halnya pengembangan. Dengan adanya pengembangan, guru dapat belajar maupun saling berdiskusi
dan bertukar pengalaman. Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan akan membuat kemampuan guru semakin meningkat, baik dalam pengetahuan,
teknologi, maupun metode dalam pembelajaran. Pengembangan merupakan hal yang wajib dilakukan baik oleh Pemerintah, organisasi keguruan, sekolah,
maupun dari pribadi guru itu sendiri. Tanpa adanya pengembangan, maka guru akan kesulitan dalam meningkatkan kemampuan yang dimilikinya. Jika hal ini
terjadi, maka kemampuan guru baik pengetahuan dan keterampilan akan semakin menurun dan kurang sesuai dengan perkembangan zaman. Berikut ini
adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pengembangan untuk guru.
1. Definisi Pengembangan Kompetensi Guru
Jamil Suprihatinigrum memberikan pernyataan bahwa “Pengembangan adalah suatu proses untuk membantu organisasi atau individu dalam
melakukan pekerjaan secara efektif.”
32
Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pengembangan menjadi kegiatan yang penting dilakukan dalam rangka
membantu pelaksanaan pekerjaan agar menjadi lebih efektif. Kegiatan
32
Jamil, op.cit., h. 72.
pengembangan dapat dilakukan baik oleh organisasi secara berkelompok maupun juga individu.
Menurut Hopkisn sebagaimana yang telah dikutip oleh Suyanto dan Asep Jihad bahwa “Pengembangan kompetensi adalah cara guru untuk menilai
secara terus menerus dirinya sendiri dengan tetap membuka diri akan perubahan zaman yang
terjadi.”
33
Berdasarkan penjelasan dari kutipan tersebut dapat diartikan bahwa pengembangan kompetensi guru merupakan
hal yang penting agar guru dapat terus memperbaiki dirinya dengan menambah berbagai ilmu pengetahuan maupun keterampilan dengan
disesuaikan pada perubahan zaman. Kegiatan pengembangan kompetensi guru dapat dilakukan secara individu, yakni dengan menilai dirinya untuk
mengetahui ilmu pengetahuan dan keterampilan yang belum dikuasainya. Abd. Kadim Masaong menjelaskan bahwa “Supervisi diartikan sebagai
layanan yang bersifat membimbing, memfasilitasi, memotivasi, serta menilai guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesinya secara
efektif.”
34
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa supervisi tidak lain adalah kegiatan membimbing, memotivasi, dan memfasilitasi guru
agar dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan yang dimilikinya. Kegiatan supervisi hampir sama dan dapat dimaknai sebagai kegiatan yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru dengan cara melakukan penilaian terlebih dahulu.
Piet A. Sahertian memberikan definisi bahwa “Supervisi tidak lain dari usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun
secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran.”
35
Berdasarkan definisi tersebut dapat dimaknai bahwa supervisi atau kegiatan pengembangan,
33
Suyanto dan Asep Jihad, op. cit., h. 40.
34
Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru: Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru, Bandung: Alfabeta, 2013, h. 3.
35
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, Juni 2000, Cet. I, h. 19.