d. Peran MGMP
sebagai wadah
pengembangan guru dan manfaat yang didapat dari kegiatan MGMP
2. Teknik Observasi Observasi merupakan proses yang dilakukan oleh penulis berupa
kegiatan mengamati dan mencatat segala keadaan dan kejadian dari berbagai hal yang diamati di lapangan dengan tujuan untuk memperoleh
data supaya data yang dihasilkan menjadi akurat karena teknik ini secara langsung berinteraksi dengan kegiatan dan peristiwa yang terjadi pada
MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi pedagogik guru Kewirausahaan.
Tabel 3.4 Lembar Observasi Kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
No. Kegiatan
Keterangan
1. Kegiatan
yang dilakukan
MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
2. Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan
MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
3. Siapa yang melakukan pengembangan guru
dalam kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
4. Teknik
yang dilakukan
dalam pengembangan guru kegiatan MGMP
Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur 5.
Kehadiran guru Kewirausahaan pada kegiatan pengembangan yang dilakukan
MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta
Timur
6. Sikap yang ditunjukkan guru dalam
mengikuti kegiatan MGMP Kewirausahaan
Wilayah Jakarta Timur
3. Teknik Studi Dokumentasi Dokumen adalah bahan tertulis maupun fotovideo baik yang tercetak
ataupun tidak.
Teknik dokumentasi
merupakan proses
dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan baik itu mencakup bahan tertulis
ataupun fotovideo. Teknik ini digunakan untuk memperoleh berbagai data penting berupa struktur organisasi MGMP Kewirausahaan, Surat Keputusan
SK MGMP Kewirausahaan, data guru dan kegiatan MGMP Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur.
Tabel 3.5 Lembar Studi Dokumentasi MGMP Kewirausahaan SMK Negeri
Wilayah Jakarta Timur
No. Nama Dokumentasi
Keterangan Ada
Tidak
1. Struktur
Organisasi MGMP
Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
2. Surat Keputusan MGMP Kewirausahaan Wilayah
Jakarta Timur
3. Waktu
dan Nama
Kegiatan yang
telah dilaksanakan MGMP Kewirausahaan Wilayah
Jakarta Timur 4.
Data Guru Kewirausahaan Wilayah Jakarta Timur
E. Teknik Analisa Data
Jenis penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif sehingga metode analisis data yang digunakan, yaitu analisis data deskriptif dengan mengklasifikasikan
berbagai data yang telah diperoleh kemudian dikumpulkan untuk dianalisis dan diambil kesimpulan. Sedangkan, pola pikir yang digunakan dalam menganalisis
penelitian ini menggunakan pola pikir induktif, yaitu cara berpikir dengan dimulai dari fakta-fakta yang bersifat umum maupun peristiwa atau keadaan
yang konkrit kemudian ditarik kesimpulan yang lebih bersifat khusus. 1. Pengumpulan Data
Penulis membuat catatan data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan terkait
dengan pertanyaan dan tujuan penelitian. 2. Reduksi Data
Penulis melakukan proses analisis data dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Setelah itu,
penulis membaca, mempelajari,dan memfokuskan mengenai data apa saja yang yang dibutuhkan terkait judul penelitian.
3. Penyajian Data Setelah melalui reduksi data, maka selanjutnya penulis menganalisa data
dengan cara menyajikan beberapa data temuan, mulai dari wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dalam bentuk teks naratif.
4. Penarikan Kesimpulan
Setelah data telah dikumpulkan, direduksi, dan dianalisa,maka langkah selanjutnya penulis menarik kesimpulan dari data yang telah dijabarkan
dalam bentuk naratif. Penarikan kesimpulan dilakukan sejak penulis berusaha mencari makna dari data yang telah didapatkan.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Penelitian ini memerlukan data yang valid dan juga sah, maka dari itu perlu dilakukannya pemeriksaan terhadap data yang ada. Hal ini ditujukan agar dapat
diketahui data tersebut memiliki keabsahan, maka penulis menggunakan teknik triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaaan data dengan memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data yang diteliti untuk pengecekan dan sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dalam teknik triangulasi ini digunakan sumber ganda dan
metode ganda. Pada sumber ganda menggunakan dua cara, yaitu membandingkan data hasil observasi dengan hasil wawancara dan
membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada. Dalam penelitian ini, terdapat langkah-langkah pemeriksaan data dengan
menggunakan teknik triangulasi, sebagai berikut: 1. Membandingkan data hasil observasi kegiatan pengembangan MGMP
Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan data hasil wawancara dari semua subjek yang telah ditetapkan;
2. Membandingkan data hasil observasi kegiatan pengembangan MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan data hasil
dokumentasi MGMP Kewirausahaan yang ada; 3. Membandingkan data hasil wawancara terkait pengembangan MGMP
Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan data hasil wawancara dari semua subjek yang telah ditentukan;
4. Membandingkan data hasil wawancara terkait pengembangan MGMP Kewirausahaan SMK Negeri Wilayah Jakarta Timur dengan hasil data
dokumentasi MGMP Kewirausahaan yang ada.
63
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Latar Belakang Terbentuknya MGMP Kewirausahaan
Mata pelajaran Kewirausahaan bisa terbilang sesuatu yang bersifat baru dalam pendidikan di Indonesia khususnya bagi SMK, karena mata
pelajaran tersebut baru dibentuk sekitar tahun 2000. Tujuan utama dari pembelajaran Kewirausahaan adalah merubah pola pikir siswa SMK dari
pekerja untuk menjadi pengusaha. Dengan kata lain, pelajaran Kewirausahaan membekali siswa agar mampu menjadi pengusaha dengan
keterampilan yang dimiliki. Materi Kewirausahaan tergolong masih baru, maka guru yang
mengajar juga terbilang baru dan kebanyakan bukan dari bidang Kewirausahaan, bahkan awalnya Kewirausahaan ini hanya sebagai
pelengkap yang terkadang diberikan bagi peserta didik kelas X dan XI saja. Selain itu, guru yang bertugas mengajar mata pelajaran Kewirausahaan
bukanlah guru yang khusus memiliki kemampuan di bidang tersebut. Biasanya Kepala Sekolah menunjuk guru mata pelajaran lain yang masih
kekurangan jam mengajar untuk mengajar Kewirausahaan. Banyak permasalahan yang timbul akibat hal tersebut, yakni guru
kurang memahami materi dari mata pelajaran Kewirausahaan, sulit dalam mengembangkan silabus dan menyusun RPP, serta sulit untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai. Untuk itu, Drs. MPA. Saputra sebagai guru Kewirausahaan di SMK Negeri 51 pada tahun 2008
mencoba mengusulkan diadakannya pembentukan dan kegiatan MGMP Kewirausahaan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman bagi guru
Kewirausahaan agar mampu dalam memahami dan mengajarkan materi