Memahami Wawasan atau Landasan Kependidikan

pendidikan. Keputusan yang tepat akan meminimalisasi kesalahan guru malpraktik dalam menangani peserta didiknya. 12 Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa guru sebagai tiang penyangga dalam pendidikan peserta didik di sekolah, maka diharuskan bagi guru untuk memiliki wawasan yang luas dan mendalam, yakni tidak hanya dalam bidang materi yang diajarkan, tetapi juga dalam kegiatan kependidikan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya kesalahan yang fatal dalam menentukan dan mengambil keputusan ketika menangani peserta didik. Jika guru tidak memiliki dasar pengetahuan tentang kependidikan, maka guru akan sulit menentukan tindakan yang harus dilakukan dalam mendidik sesuai dengan nilai dan norma. Seorang guru wajib memahami landasan kependidikan agar mampu melaksanakan kegiatan pendidikan secara benar sesuai dengan standar nasional pendidikan. Namun, Fachruddin dan Ali juga menegaskan bahwa selain memahami akan landasan kependidikan, guru juga perlu untuk memahami dan mengenal tentang visi dan misi serta tujuan dari sebuah institusi atau lembaga pendidikan sebagai sebuah lembaga sosial. Dan yang lebih penting lagi bahwa guru harus memahami dan mengenal terhadap karakteristik dan psikologis peserta didik. Hal ini bertujuan agar guru lebih mudah dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.

b. Memahami Tentang Peserta Didik

Menurut Fachruddin dan Ali, “Guru dituntut memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang ciri-ciri dan perkembangan peserta didik, lalu menyesuaikan bahan yang akan diajarkan sesuai dengan karakteristik 12 Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Profesi Kependidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012, Cet. I, h. 122. peserta didik”. 13 Definisi tersebut memberi makna bahwa setiap peserta didik memiliki keunikan berbeda-beda. Untuk itu, guru diharuskan memiliki pemahaman secara lebih mendalam terkait dengan ciri-ciri dan perkembangan peserta didik. Berkaitan dengan ciri-ciri, setiap peserta didik memiliki fisik yang berbeda, ada peserta didik dengan memiliki fisik normal, namun ada pula yang memiliki kekurangan. Selain itu, dari segi perkembangan, ada siswa dengan kemampuan dalam hal belajar dan berkembang secara cepat, namun ada juga yang memiliki keterlambatan. Perbedaan ini bukanlah suatu penghalang atau hambatan bagi guru dalam melakukan pembelajaran. Melainkan dengan kemampuan akan pemahaman ini, membuat guru menjadi lebih kreatif dan inovatif karena guru dituntut untuk merancang bahan, metode, dan juga strategi dalam pembelajaran dengan disesuaikan pada peserta didik sehingga bertujuan agar setiap peserta didik mampu mengikuti dan menerima materi dalam kegiatan pembelajaran dengan baik. Menurut Marselus, “Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan berbagai aspek perkembangannya dan faktor-faktor yang memengaruhinya merupakan syarat mutlak bagi guru agar guru dapat berhasil dalam pembelajaranny a.” 14 Sesuai dengan pendapat tersebut, maka kemampuan guru untuk memahami peserta didik merupakan suatu syarat bagi guru dalam keberhasilan melakukan pembelajaran. Karena dengan memahami karakteristik peserta didik, guru mampu membuat rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan memperhatikan kemampuan dari setiap peserta didik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam mengikuti dan melakukan kegiatan 13 Fachruddin, op. cit., h. 61. 14 Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, Jakarta: Indeks, 2011, Cet. I, h. 30. pembelajaran yang telah dirancang, serta mampu untuk menerima materi dengan baik. Barnawi dan Mohammad Arifin mengemukakan bahwa guru diharuskan memiliki kompetensi pedagogik salah satunya adalah memahami peserta didik. Dalam memahami peserta didik terdapat dua hal yang perlu ditekankan, yakni kecakapan dan kepribadian. Berkaitan dengan kecakapan, ada peserta didik yang cepat menerima pelajaran dan ada juga yang lambat dalam belajar. Sedangkan, dari segi kepribadian bahwa peserta didik memiliki pribadi yang unik dan khas. 15 Kemampuan akan memahami peserta didik menjadi salah satu bagian terpenting dalam kompetensi pedagogis. Pada dasarnya setiap peserta didik berbeda, baik dalam kecakapan atau kemampuan dan juga kepribadian. Berkaitan dengan kecakapan atau kemampuan, terdapat peserta didik yang memang memiliki kelebihan, yakni mampu menerima dan menangkap pelajaran dengan cepat dan mudah, namun ada juga peserta didik yang memiliki kekurangan dalam menerima pelajaran dengan cepat. Selain itu, jika dilihat dari aspek kepribadian, akan banyak ditemui peserta didik yang memiliki kepribadian secara khas dan unik, seperti ada peserta didik dengan pribadi humoris, pendiam, pemalu, periang, serta mudah bersosialisasi. Oleh karena itu, guru penting untuk memiliki pemahaman terhadap peserta didik dalam membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran maupun pendidikan. Suyanto dan Asep Jihad menyatakan bahwa “Memahami siswa secara mendalam, dengan indikator esensial: memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi 15 Barnawi, op. cit., h. 125. bekal- ajar awal siswa”. 16 Kemampuan dalam memahami peserta didik merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada kemampuan ini terdapat tiga indikator utama, yaitu pertama, memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif merupakan kemampuan guru untuk dapat mengidentifikasi tingkat perkembangan pengetahuan dan berpikir peserta didik, karena setiap peserta didik memiliki perbedaan, yakni ada yang dengan mudah dan cepat menerima pelajaran, namun ada juga yang memiliki keterlambatan. Dengan kemampuan akan pemahaman ini, guru dapat menggunakan berbagai strategi dan metode secara kreatif sehingga pembelajaran menjadi tidak monoton, serta memudahkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru akan lebih mampu dalam mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan pengayaan dan remedial. Kedua, memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian merupakan kemampuan guru dalam memahami karakteristik dan kepribadian peserta didik. Pada dasarnya, peserta didik memiliki kepribadian yang unik. Oleh sebab itu, guru perlu mengenali dan memahami secara mendalam. Hal ini bertujuan untuk membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan mengaitkan terhadap karakteristik dan kepribadian peserta didik. Agar peserta didik lebih mudah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan mudah menerima materi yang dipelajari. Ketiga, mengidentifikasi bekal-ajar awal siswa merupakan kemampuan guru memahami pengalaman belajar siswa, dalam artian guru mengetahui materi telah dipelajari dan dipahami oleh siswa. Hal ini bertujuan sebelum guru memulai pembelajaran, maka guru harus mengetahui terlebih dahulu, apakah siswa telah mengetahui materi atau sesuatu hal yang memiliki keterkaitan dengan materi tersebut 16 Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, Jakarta: Erlangga, 2013, h. 41.