kegiatan bagi pengembangan keterampilan yang nantinya sangat diperlukan untuk kegiatan kepmbelajaran di kelas.
2. Strategi Pengembangan Kompetensi Guru
Usaha dalam mengembangkan kompetensi guru, tidak bisa dilaksanakan secara sembarangan sebaliknya dibutuhkan sebuah strategi yang matang dan
berkelanjutan. Strategi dapat diartikan sebagai usaha untuk mencapai tujuan dengan sebuah program yang telah disusun secara baik. Pengembangan yang
dilakukan dapat menggunakan dua strategi, yaitu secara individual maupun kelompok. Pengembangan secara individual adalah pengembangan yang
dilakukan oleh orang yang bertanggung jawab melakukan pengembangan kepada satu orang guru. Sedangkan, pengembangan secara kelompok adalah
pengembangan oleh orang yang bertanggung jawab melakukan pengembangan kepada beberapa guru atau lebih dari satu orang guru. Dari kedua strategi
tersebut, baik secara individual maupun kelompok memiliki berbagai cara atau kegiatan yang berbeda-beda dalam pelaksanaannya. Begitu juga dalam
melakukan pengembangan guru dapat dilakukan cara atau kegiatan tertentu sesuai dengan tujuan pelaksanaan pengembangan.
Sudarwan Danim mengemukakan bahwa pengembangan profesi dan karier guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentik pendidikan
dan pelatihan diklat maupun bukan diklat. Melalui pendidikan dan pelatihan diklat, yaitu in house training, program magang, kemitraan sekolah, belajar
jarak jauh, pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus, kursus singkat di lembaga pendidikan, pembinaan internal oleh sekolah, pendidikan lanjut.
Sedangkan kegiatan selain diklat, yaitu diskusi masalah pendidikan, seminar,
workshop, penelitian, penulisan bukubahan ajar, pembuatan media pembelajaran, pembuatan karya teknologikarya seni.
37
Jamil Suprihatiningrum
mengemukakan bahwa
“Pengembangan profesional guru sains matematika dan IPA dapat ditempuh melalui beberapa
cara, yaitu studi lanjut, inservice training, memberdayakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP, memberdayakan organisasi profesi, mengevaluasi
kinerja mengajar di dalam kelas, sertifikasi dan uji kompetensi.”
38
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui beberapa kegiatan dalam mengembangkan
kemampuan guru sains dengan guru mata pelajaran lainnya adalah sama. Dari beberapa kegiatan tersebut, ada salah satu kegiatan yang dilakukan, yakni
melakukan pemberdayaan kegiatan MGMP yang bertujuan agar sesama guru bidang studi dapat aktif untuk mengembangkan diri dan kemampuannya secara
bersama-sama. Abd. Kadim Masaong mengemukakan bahwa teknik yang dapat
digunakan dalam supervisi atau pengembangan guru, yaitu kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat dewan guru staf, kunjungan antar sekolah, kunjungan
antar kelas, pertemuan dalam kelompok kerja guru MGMP Musyawarah Guru Mata Pelajaran, penerbitan bulletin profesional, simposium, dan seminar.
39
Sesuai dengan penjelasan tersebut bahwa ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam mengembangan guru, salah satunya melalui pertemuan dalam
kelompok kerja guru MGMP. Dalam kegiatan MGMP ini, para guru dalam bidang studi atau mata pelajaran yang sama diberikan bimbingan terkait
berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Secara lebih lanjut, Masaong memiliki pandangan bahwa guru perlu dilakukannya pengembangan untuk meningkatkan profesionalnya dalam
37
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru: Tilikan Indonesia dan Mancanegara, Bandung: Alfabeta, 2013,h. 30-33.
38
Jamil Suprihatiningrum, op. cit., h. 174-176.
39
Abd. Kadim Masaong, op. cit., h. 231.
mendidik dan melaksanakan pembelajaran. Dari pendapat tersebut telah dikemukakan beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam pengembangan
secara kelompok serta hampir sama dengan pendapat para ahli lainnya. Namun, hal yang paling ditekankan dalam teknik kelompok, yakni terdapatnya kegiatan
pertemuan yang dilakukan antara guru dalam bidang studi yang sama atau biasa disebut dengan MGMP. Jadi, MGMP merupakan teknik pengembangan
secara berkelompok yang dapat bermanfaat bagi guru dalam bidang studi yang sama untuk saling belajar dan mengembangkan kemampuan dirinya secara
bersama-sama. Kegiatan MGMP bertujuan bagi guru untuk memudahkan dalam melakukan sharing mengenai materi pelajaran, metode pembelajaran
yang tepat, perkembangan peserta didik, sampai kepada informasi yang aktual.
3.
Tanggung Jawab Pengembangan Kompetensi Guru
Kegiatan pengembangan diperlukan adanya pihak atau orang yang bertanggung jawab dalam melakukan pengembangan. Hal ini ditujukan agar
pengembangan dapat terlaksana dengan baik sesuai prosedur dan tujuan yang telah ditetapkan. Sebenarnya pihak yang melakukan pengembangan sama
halnya dengan pihak yang melakukan kegiatan pembinaan. Berikut adalah penjelasan terkait siapa saja pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan
pengembangan. Menurut Sudjana
“Pihak pembina pimpinan, pengelola, pengawas, supervisor, dsb. melakukan pembinaan melalui tatap muka dengan pihak
yang dibina atau dengan pelaksanan program.”
40
Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa pengembangan guru dilakukan dengan cara
pembinaan, yaitu bertemu antara guru yang dibina dengan pihak yang membina. Pendapat tersebut jika ditelaah lebih lanjut, maka dapat diketahui
bahwa pihak yang melakukan pembinaan untuk mengembangkam kompetensi
40
Sudjana, Op. Cit., h. 230.
guru cukup banyak. Pertama, pimpinan. Pimpinan ini merupakan pihak tertinggi dari suatu lembaga pendidikan yang dipimpinnya, yakni Kepala
Sekolah. Kepala Sekolah tidak hanya bertugas sebagai pemimpin, tetapi juga bertugas mengembangkan kompetensi bagi guru-guru yang mengajar di
lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Kedua, pengelola. Pengelola merupakan pihak yang mengatur dan
mengelola suatu lembaga pendidikan maupun sebuah organisasi yang menjadi naungannya. Pengelola ini di dalamnya bisa termasuk Kepala Sekolah yang
bertugas mengelola sekolah yang dipimpinnya maupun juga pengelola dari organisasi, seperti organisasi guru bidang studi atau biasa disebut MGMP.
Sedangkan, ketiga, pengawas maupun supervisor memiliki makna yang sama, yakni pihak yang mengawasi terhadap kegiatan pengembangan yang
dilaksanakan. Pengawas maupun supervisor ini di dalamnya bisa termasuk Kepala Sekolah maupun pengawas dari pihak luar, seperti dari LPMP
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang merupakan naungan dari Suku Dinas. Pengawas maupun supervisor dari pihak luar, seperti LPMP kurang
memiliki kepentingan dalam melakukan pengembangan kompetensi guru, tetapi lebih kepada mengawasi, dan mendampingi organisasi yang ada di
lembaga pendidikan, seperti MGMP itu sendiri. Selain itu, jika LPMP mengadakan pengembangan untuk guru maka tidak semua guru dapat
dilibatkan dalam pelaksanaan pengembangan, jadi hanya sebagian guru saja yang dapat merasakan kegiatan pengembangan kompetensi oleh LPMP. Jadi,
pihak yang bertanggung jawab terhadap pengembangan kompetensi guru secara langung lebih terkait kepada Kepala Sekolah maupun pengelola
organisasi guru, seperti MGMP. Made Pidarta menjelaskan bahwa “Kepala Sekolah mempunyai lima
macam posisi, yaitu sebagai manajer, administrator, motor penggerak