Program dan Kegiatan Pengembangan Diri Guru Kewirausahaan Melalui Kegiatan
program kegiatan yang dilakukan tahun 2010. Walaupun memang untuk kegiatan tahun 2012 belum berjalan secara optimal, namun rencana
program yang akan dilakukan dibuat lebih bervariasi untuk pengembangan kompetensi guru secara lebih lanjut.
Dari data pada tabel maupun data yang terlampir, dapat diketahui bahwa ada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dan belum
dilaksanakan. Kegiatan
tersebut dilakukan
bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi guru Kewirausahaan dalam melakukan pembelajaran. Berikut penjelasan pelaksanaan kegiatan yang telah
berlangsung, yaitu: 1. Penyusunan bahan ajar membedah silabus, menyusun RPP, dan
menyusun materi bahan ajar Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan
pemahaman dan kemampuan guru dalam membuat rencana pembelajaran sebelum dilaksanakan kepada peserta didik. Penyusunan
bahan ajar dilaksanakan dengan cara melakukan pertemuan bersama guru Kewirausahaan untuk membahas silabus, menyusun RPP dan
materi yang bisa membantu guru dalam memudahkan pelaksanaan pembelajaran. Biasanya pihak yang mengisi atau menjadi narasumber
dalam kegiatan tersebut, yaitu pengurus MGMP itu sendiri, namun jika memang MGMP memiliki dana atau sedang mengadakan
kerjasama, maka ada pihak luar yang bertugas sebagai narasumber, seperti data kegiatan tahun 2012 yang diisi oleh LPMP.
Pada pelaksanaannya, MGMP mengundang beberapa guru untuk menghadiri kegiatan tersebut, namun ada beberapa guru yang memang
tidak hadir. Bagi guru yang menghadiri kegiatan, selain mendapatkan ilmu dan pengalaman mengikuti pelatihan, biasanya guru juga
mendapatkan contoh RPP dan materi bahan ajar yang dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru sesuai dengan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan. Dan bagi guru yang tidak menghadiri kegiatan MGMP, maka diharapkan guru tersebut mencari tahu atau bertanya
kepada guru yang mengikuti kegiatan. 2. Pembuatan media pembelajaran berbasis IT.
Tujuan dilaksanakan kegiatan ini untuk membantu guru dalam memahami dan meningkatkan kemampuannya dalam melakukan
pembelajaran melalui IT, seperti tampilan materi dalam bentuk power point. MGMP melakukan pertemuan dengan guru Kewirausahaan
dalam rangka memberikan pelatihan bagi guru dalam membuat power point. Biasanya pelaksanaan kegiatan ini diisi oleh narasumber, yaitu
pengurus MGMP atau guru yang sudah ahli dalam IT. Namun, jika MGMP memiliki dana bisa memanggil narasumber dari luar, seperti
dari STI Komputer. Pelaksanaan kegiatan tersebut biasanya guru diperkenalkan
mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan komputer dan internet, seperti cara melakukan pencarian materi atau bahan ajar melalui
internet maupun cara membuat materi dengan power point. Setelah dilakukan pembahasan, maka selanjutnya guru yang hadir diajak untuk
membuat materi yang diberikan dengan menggunakan power point secara berkelompok untuk kemudian dipresentasikan. Setelah guru
melakukan kegiatan ini, maka guru bisa mendapatkan ilmu dalam membuat pembelajaran secara menarik dengan menggunakan power
point, selain itu guru juga bisa mendapatkan contoh materi power point dari kelompok yang lainnya.
Dalam pelaksanaannya, MGMP mengundang beberapa guru Kewirausahaan, namun pada kenyataannya ada beberapa guru yang
tidak bisa hadir. Bagi guru yang tidak hadir, MGMP tetap memberikan informasi mengenai kegiatan yang telah dilakukan, serta guru tersebut
diharapkan mencari tahu dan bertanya kepada guru yang telah mengikuti kegiatan tersebut.
3. Penyusunan kisi-kisi dan soal semester Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui pertemuan dengan guru
Kewirausahaan untuk membahas mengenai cara penyusunan kisi-kisi beserta soal. Untuk selanjutnya, guru yang hadir dibentuk secara
berkelompok untuk menyusun kisi-kisi dan soal yang sesuai dengan materi yang telah dibahas. Setelah penyusunan kisi-kisi dan soal
selesai, maka MGMP mengajukan soal tersebut kepada Sudin. Tujuannya agar soal yang keluar pada saat ujian tidak jauh berbeda
dengan apa yang telah dibahas oleh guru kepada peserta didik. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan
kemampuan guru dalam menyusun kisi-kisi beserta soal. Biasanya pihak yang membina kegiatan tersebut adalah pengurus MGMP itu
sendiri. Sama seperti kegiatan lainnya, MGMP juga mengundang beberapa guru untuk menghadiri kegiatan tersebut.
4. Pelatihan pembuatan PTK Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada
guru mengenai cara pembuatan PTK yang baik dan benar. Untuk pelaksanaannya, kegiatan tersebut dibina oleh pihak yang memang
memiliki keahlian, seperti LPMP. Walaupun sudah dilakukan pelatihan dalam pembuatan PTK bagi guru Kewirausahaan, namun
belum adanya PTK yang dilakukan.
Program dan kegiatan MGMP Kewirausahaan memiliki intensitas yang berbeda, ada yang sering dilakukan dan ada juga yang jarang.
Pelaksanaan kegiatan MGMP biasanya tergantung pada kebutuhan yang dirasakan oleh guru, serta perlu dilaksanakan bagi pengembangan
kompetensi guru Kewirausahaan. Berikut penjelasan oleh Siti Nurdjanah
Kusumaningsih mengenai kegiatan yang paling sering dilakukan bahwa “Pembahasan mengenai informasi terbaru, kurikulum, silabus, dan
menyusun RPP.”
31
Penjelasan tersebut dikuatkan kembali oleh Rina Kartika
bahwa “Lebih sering dilakukan pembahasan terkait materi, silabus, dan juga penyusunan RPP. Hal ini dikarenakan untuk menyamakan
persepsi guru yang ada diberbagai sekolah agar pembelajaran yang dilakukan bisa sesuai dengan materi yang telah dibahas dalam MGMP
Kewirausahaan.”
32
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan yang paling sering dilaksanakan pada MGMP Kewirausahaan tidak
terlepas dari tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi guru Kewirausahaaan dalam melakukan pembelajaran. Maka dari itu
kegiatan yang dilakukan pun, seperti pembahasan materi Kewirausahaan, pembahasan berita atau informasi penting terkait Kewirausahaan,
pembahasan silabus, penyusunan RPP, dan pembahasan terkait kegiatan yang harus dilakukan dalam pembelajaran dengan disesuaikan pada materi
yang ada. Dari berbagai kegiatan tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan MGMP memang ditujukan untuk pengembangan kompetensi guru dalam
bidang pedagogik yang bermanfaat dan dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
Selain diketahuinya kegiatan yang sering dilaksanakan, maka dapat diketahui juga kegiatan yang jarang dilakukan, yakni kegiatan yang tidak
berhubungan dengan kemampuan mengajar guru. Berikut ini telah dilakukan wawancara dengan Rina Kartika yang menjelaskan bahwa
“Belum pernah dilakukan adalah kegiatan studi banding dengan MGMP Kewirausahaan pada wilayah lain, kemungkinan ini jarang bahkan belum
31
Siti Nurdjanah, Loc. Cit.
32
Rina Kartika, Loc. Cit.
pernah.”
33
Selain itu, ada juga dari interviewe lain, yaitu Bukhari menjelaskan
“Kegiatan yang paling jarang dilakukan bahkan tidak pernah adalah pelaksanaan kunjungan atau survey ke tempat usaha atau industri,
dimana berkaitan dengan peluang usaha.”
34
Ada penjelasan dari interviewe lain, yaitu Siti Nurdjanah Kusumaningsih yang memperkuat penjelasan
sebelumnya bahwa “Kegiatan paling jarang dilakukan adalah kegiatan bazaar bersama, yaitu pengenalan dan penjualan produk dari tiap sekolah di
Jakarta Timur.”
35
Selanjutnya, sesuai dengan hasil wawancara dengan interviewe tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya masih banyak kegiatan yang
jarang bahkan belum pernah dilakukan pada MGMP Kewirausahaan. Padahal kegiatan tersebut memiliki hubungan yang erat dengan mata
pelajaran Kewirausahaan dan dapat membantu bagi guru Kewirausahaan untuk
dapat mengembangkan
kompetensi pedagogiknya
serta meningkatkan kemampuan dirinya dalam keterampilan berwirausaha.
Kegiatan yang paling jarang dilakukan, seperti kegiatan studi banding ke MGMP Kewirausahaan yang berada di wilayah lain, kegiatan bazaar
produk hasil peserta didik, mapun kegiatan kunjungan bagi guru ke tempat industri.
Hal ini dipertegas oleh MPA. Saputra bahwa: Pelaksanaan MGMP Kewirausahaan lebih sering dilakukan kepada
program inti. Program penunjang merupakan program yang paling jarang dilaksanakan karena program inti saja terkadang masih sulit
untuk terlaksana. Jadi untuk melaksanakan program penunjang pun juga agak sulit. Sedangkan, kalau program umum biasanya lebih
dilaksanakan dari pihak Pemerintah.
36
33
Ibid.
34
Bukhari, Loc. Cit.
35
Siti Nurdjanah, Loc. Cit.
36
MPA. Saputra, Loc. Cit.
Dari penjelasan tersebut, memberi penguatan kembali bahwa selain adanya permasalahan dari kehadiran guru dan juga dana, terdapat masalah lain,
yaitu karena pelaksanaan program inti masih belum berjalan optimal bahkan masih sulit untuk dilaksanakan. Hal itu kembali lagi pada
permasalahan sebelumnya, yakni kehadiran guru dan dana yang dimiliki. Sehingga MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur belum mampu untuk
beranjak melakukan kegiatan selain dari program rutin pada program inti.