tersebut. Kegiatan memberikan usul tersebut dilakukan pada saat diadakannya kegiatan pertemuan antara guru Kewirausahaan dengan Suku
Dinas Pendidikan yang dilaksanakan di Puncak pada tahun 2004. Setelah usulan tersebut, maka mulai diadakannya kegiatan dan pertemuan dengan
guru Kewirausahaan untuk membahas segala persoalan dan permasalahan yang dihadapi terkait kegiatan pembelajaran Kewirausahaan dengan
dimotori dan diketuai oleh MPA. Saputra. Pada tahun 2008, barulah dikeluarkannya Surat Keputusan Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah
dan Tinggi Kotamadya Jakarta Timur dengan Nomor: 165 2008 tentang Pengesahan Pengurus MGMP Kewirausahaan Kotamadya Jakarta Timur
Periode 2008 2012 terlampir 1. Surat Keputusan tersebut membantu sebagai bukti adanya landasan formal dalam melaksanakan tugas dan
kegiatan pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur. Sejak adanya MGMP Kewirausahaan 20082012, maka dibentuk
pengesahan pengurus pertama yang dipimpin oleh MPA Saputra, serta untuk tahun 2012 2015 sudah ditetapkan pengurus baru secara aklamasi
dan terpilih Drs. Adju Sasmita, MM., akan tetapi sampai saat ini belum ada SK. Hal ini disebabkan, belum adanya usulan dan laporan oleh Adju
Sasmita kepada Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi mengenai nama- nama pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur. Padahal, untuk
mendapatkan Surat Keputusan perlu adanya pengesahan yang menyatakan bahwa terdapat perubahan kepengurusan MGMP Kewirausahaan Jakarta
Timur.
2. Data Pendidik Kewirausahaan di SMK Negeri Jakarta Timur
Pendidik menjadi bagian terpenting dan tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran. Begitu juga dengan mata pelajaran Kewirausahaan
tidak akan berjalan jika tidak didukung dengan adanya guru
Kewirausahaan, walaupun memang guru tersebut bukanlah lulusan dari bidang tersebut.
Dari dokumen yang diperoleh dapat diketahui bahwa ada 24 guru yang mengajar Kewirausahaan, yaitu terdiri dari 11 guru perempuan dan 13 guru
laki-laki. Selanjutnya, terdapat 22 guru memiliki jam mengajar rata-rata 24 jam seminggu dan bahkan ada yang lebih. Lalu, ada 2 guru yang jam
mengajarnya kurang dari 24 jam seminggu dan biasanya guru tersebut masih berstatus honorer. Selain itu, semua guru yang mengajar
Kewirausahaan sudah menyelesaikan pendidikan sarjana, bahkan ada 3 guru yang telah menyelesaikan S2. Namun, guru yang mengajar
Kewirausahaan bukanlah lulusan dari bidang Kewirausahaan. Akan tetapi, latar pendidikannya masih memiliki hubungan dan keterkaitan dengan
pembelajaran Kewirausahaan. Lebih lanjut, dapat diketahui hampir semua guru Kewirausahaan bisa dibilang sudah memasuki usia 40 tahun ke atas.
Berbagai hal tersebut dapat diketahui melalui data
guru Kewirausahaan, maka memang diperlukan adanya kegiatan MGMP bagi
guru Kewirausahaan. Supaya, guru yang memang belum dan tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai Kewirausahaan dapat
belajar dan mengembangkan kemampuannya melalui kegiatan MGMP. Jika usia seseorang yang bisa dibilang sudah tidak muda lagi, maka
biasanya akan sulit dalam mempelajari hal-hal baru, untuk itu MGMP Kewirausahaan membantu guru agarden gan mudah menerima dan
memahami hal-hal yang baru sesuai dengan materi Kewirausahaan yang akan diajarkan kepada siswa.
Tabel 4.1 Data Guru Kewirausahaan SMK Negeri Jakarta Timur
B. Deskripsi Analisis dan Interpretasi Data 1. Manajemen MGMP Kewirausahaan
a. Proses Pembentukan
Pengurus dan
Anggota MGMP
Kewirausahaan
Setelah terbentuknya MGMP Kewirausahaan secara sementara, yakni belum disahkannya melalui Surat Keputusan, maka MGMP Kewirausahaan
Jakarta Timur melakukan pendekatan kepada berbagai guru Kewirausahaan untuk membentuk pengurus dan anggota MGMP Kewirausahaan. Dalam
pembentukan pengurus MGMP Kewirausahaan ada beberapa hal yang harus dilewati, berbeda dengan menjadi anggota MGMP Kewirausahaan.
Berikut terdapat penjelasan dari Siswanto, S.E. sebagai Bidang Hubungan Masyarakat periode kepengurusan tahun 2008 2012 bahwa
“Pada saat pemilihan, kita berkumpul secara bersama-sama secara aklamasi, yaitu peserta yang berkumpul dalam acara tersebut bebas memilih secara
langsung siapa sosok yang paling tepat untuk menjadi pengurus. Ketika sudah ditunjuk, maka kita harus siap untuk menjadi pengurus MGMP
selama masa kepengurusan”.
1
Selanjutnya ada penjelasan kembali dari Rina Kartika, S.Pd. sebagai Bidang Pendidikan dan Pelatihan periode kepengurusan 2008 2012
bahwa: Pemilihan kepengurusan dalam MGMP Kewirausahaan lebih
bersifat kesadaran dalam arti jika seorang guru yakin memiliki kemampuan dan potensi, maka guru tersebut diperbolehkan
mengajukan dirinya sebagai pengurus MGMP. Selain itu, juga dilakukannya voting atau demokrasi dengan memilih suara
terbanyak mengenai siapa saja yang berhak untuk menjadi pengurus MGMP kewirausahaan.
2
1
Siswanto, S.E., Wawancara, SMK Negeri 52, Selasa, 19 Agustus 2014 pukul 08.11 WIB.
2
Rina Kartika, S.Pd., Wawancara. SMK Negeri 24, Kamis, 21 Agustus 2014 pukul 10.35 WIB.