Data Pendidik Kewirausahaan di SMK Negeri Jakarta Timur

Sejalan dengan penjelasan tersebut, hal ini diperkuat dengan pernyataan MPA. Saputra bahwa: Dalam pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan dilakukan secara demokrasi, yaitu memilih dengan berkumpul antar sesama guru Kewirausahaan. Sebenarnya untuk pengurus tidak memiliki syarat tertulis, namun secara umum ada syarat yang harus dimiliki, pertama, harus guru Kewirausahaan; kedua, untuk menjadi pengurus inti guru tersebut diharuskan sudah PNS. Hal ini karena ketika ada kegiatan yang dikelola oleh Suku Dinas Sudin, guru tersebut lebih mampu untuk dihubungi dan bisa melaksanakan kegiatan yang harus dilakukan dalam MGMP. Selain itu, untuk menjadi pengurus harus siap untuk terlibat aktif, mau meluangkan waktu, tenaga, dan siap jika dipanggil oleh Suku Dinas jika ada keperluan tertentu. Sebab, MGMP merupakan organisasi yang non profit, dalam artian tidak mencari keuntungan dalam hal material. 3 Berdasarkan uraian data di atas, nampak secara umum pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan sama halnya dengan pemilihan yang biasanya terjadi dalam suatu organisasi, yakni semua anggota berkumpul dan bebas untuk memilih siapa saja yang dianggap memiliki kemampuan, selanjutnya barulah dipilih melalui voting, yaitu ditentukan dari suara terbanyak anggota yang hadir pada acara tersebut. Jadi, sebenarnya pemilihan pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur ini lebih fleksibel, karena anggota MGMP Kewirausahaan dapat mengajukan diri sebagai pengurus jika memang yakin memiliki kemampuan manajerial dan dapat bertanggung jawab terhadap organisasi yang dipimpinnya. Namun, memang tidak semua anggota MGMP dapat berkecimpung untuk menjadi pengurus karena ada beberapa penekanan, yaitu anggota MGMP memang benar-benar guru Kewirausahaan, serta sudah menjadi guru PNS. Akan tetapi, jika memang ada guru PNS yang belum bersedia menjadi pengurus MGMP, maka diperbolehkan memilih guru honorer jika 3 Drs. MPA. Saputra , di Puslatdikjur, Jakarta Selatan, Senin, 18 Agustus 2014 pukul 15.21 WIB. bersedia menjadi pengurus MGMP, namun tidak bisa menjadi ketua. Beberapa penekanan atau syarat itu memang harus dipenuhi karena organisasi MGMP Kewirausahaan bukanlah organisasi yang menghasilkan profit, jadi dibutuhkan pengurus yang memang mau merelakan pikiran, tenaga, dan juga waktunya demi keberlangsungan kegiatan MGMP dalam membantu guru Kewirausahaan. Sebenarnya, untuk guru honorer bukanlah tidak diperbolehkan menjadi ketua atau pengurus, sebab, biasanya guru honorer memiliki jadwal yang tidak pasti jika dibandingkan dengan guru PNS. Padahal pengurus MGMP itu harus aktif, tidak hanya bagi ruang lingkup MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur, melainkan juga harus aktif jika memang ada undangan dari Suku Dinas Pendidikan. Pengurus MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2008 2012 terdiri dari 5 orang pengurus inti, yaitu Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, serta 4 orang pengurus penunjang, yaitu Bidang Pendidikan dan Pelatihan 2 orang, serta Bidang Hubungan Masyarakat 2 orang. Berdasarkan studi dokumentasi yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak adanya data mengenai kepengurusan terbaru dan hanya tersedia data kepengurusan pada periode 2008 2012. Hal ini karena untuk kepengurusan terbaru belum dibentuk dan juga disahkan oleh Suku Dinas. Padahal untuk pemilihan Ketua MGMP terbaru telah dilaksanakan dan diputuskan kepada Adju Sasmita untuk menjadi Ketua MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur periode 2012 2015, namun karena kurang koordinasi dengan para pengurus dan anggotanya, maka sampai saat ini belum ada data mengenai susunan kepengurusan terbaru, yaitu periode 2012 2015. Oleh sebab itu, keterangan dari interviewe dan data yang tersedia hanya diperoleh dari periode lama, yaitu 2008 2012. Dari informasi yang didapat diketahui bahwa Ketua MGMP periode 2012 2015 yang telah terpilih, yaitu Adju Sasmita telah pensiun atau masa jabatannya telah berakhir tahun 2014 sebagai guru Kewirausahaan, begitu juga berakhir pula sebagai Ketua MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur. Namun, sampai saat ini belum dilaksanakannya pemilihan ulang untuk Ketua MGMP Kewirausahaan yang terbaru. Tidak hanya mengenai data atau dokumen terkait susunan pengurus, melainkan untuk data mengenai kegiatan MGMP periode 20122015 saja tidaklah tersedia. Ketidaktersedianya dokumen tersebut dikarenakan tidak adanya kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP Kewirausahaan yang mengakibatkan organisasi MGMP Kewirausahaan ini belum berjalan dengan efektif karena tidak adanya berbagai kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk pengembangan kompetensi guru Kewirausahaan. Padahal MGMP Kewirausahaan dibentuk untuk melakukan berbagai kegiatan demi terwujudnya kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Kewirausahaan. Selanjutnya, hasil wawancara menunjukkan bahwa untuk menjadi anggota MGMP Kewirausahaan Jakarta Timur yang dijelaskan oleh Rina Kartika bahwa “Setiap guru Kewirausahaan merupakan anggota MGMP Kewirausahaan.” 4 Sama halnya seperti yang dipaparkan oleh Siswanto bahwa “Guru Kewirausahaan tidak perlu melakukan pendaftaran anggota MGMP, sebab jika guru tersebut sering mendapatkan undangan terkait kegiatan MGMP, maka otomatis guru tersebut sudah secara langsung menj adi anggota MGMP Kewirausahaan.” 5 Hal ini juga diperkuat dengan penjelasan dari MPA. Saputra bahwa “Setiap guru Kewirausahaan merupakan bagian atau anggota dari MGMP, namun semua itu balik lagi ke individu apakah mau terlibat aktif dalam kegiatan MGMP ataukah tidak.” 6 Berdasarkan hasil wawancara dapat 4 Rina Kartika, Loc.Cit. 5 Siswanto, Loc. Cit. 6 MPA. Saputra, Loc. Cit.