Mengembangkan Peserta Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik
pengembangan dapat dilakukan baik oleh organisasi secara berkelompok maupun juga individu.
Menurut Hopkisn sebagaimana yang telah dikutip oleh Suyanto dan Asep Jihad bahwa “Pengembangan kompetensi adalah cara guru untuk menilai
secara terus menerus dirinya sendiri dengan tetap membuka diri akan perubahan zaman yang
terjadi.”
33
Berdasarkan penjelasan dari kutipan tersebut dapat diartikan bahwa pengembangan kompetensi guru merupakan
hal yang penting agar guru dapat terus memperbaiki dirinya dengan menambah berbagai ilmu pengetahuan maupun keterampilan dengan
disesuaikan pada perubahan zaman. Kegiatan pengembangan kompetensi guru dapat dilakukan secara individu, yakni dengan menilai dirinya untuk
mengetahui ilmu pengetahuan dan keterampilan yang belum dikuasainya. Abd. Kadim Masaong menjelaskan bahwa “Supervisi diartikan sebagai
layanan yang bersifat membimbing, memfasilitasi, memotivasi, serta menilai guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesinya secara
efektif.”
34
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa supervisi tidak lain adalah kegiatan membimbing, memotivasi, dan memfasilitasi guru
agar dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan yang dimilikinya. Kegiatan supervisi hampir sama dan dapat dimaknai sebagai kegiatan yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru dengan cara melakukan penilaian terlebih dahulu.
Piet A. Sahertian memberikan definisi bahwa “Supervisi tidak lain dari usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun
secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran.”
35
Berdasarkan definisi tersebut dapat dimaknai bahwa supervisi atau kegiatan pengembangan,
33
Suyanto dan Asep Jihad, op. cit., h. 40.
34
Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru: Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru, Bandung: Alfabeta, 2013, h. 3.
35
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, Juni 2000, Cet. I, h. 19.
baik secara individual maupun kelompok memiliki tujuan dalam membina guru-guru untuk dapat terus memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
yang dibutuhkan dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas. Selain itu, menurut Harold P. Adams dan Frank C. Dickey sebagaimana
yang telah dikutip oleh Sudjana bahwa “Supervisi adalah upaya yang dilakukan oleh para petugas pendidikan agar para pendidik atau sumber
belajar yang disupervisi dapat meningkatkan proses kegiatan belajar membelajarkan, mengembangkan profesi kependidikan, memilih dan merevisi
tujuan dan komponen- komponen pendidikan.”
36
Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa supervisi bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru
agar kegiatan pendidikan khususnya belajar mengajar dalam berjalan secara efektif. Supervisi atau kegiatan pengembangan guru ini dapat dilakukan oleh
petugas khusus atau pihak yang memiliki keahlian dalam melakukan supervisi atau pengembangan.
Guru harus diberikan stimulus agar dapat meningkatkan kemampuannya, khususnya dalam mendidik dan melakukan pembelajaran di kelas. Stimulus
yang diberikan tersebut dapat berupa pengembangan yang bertujuan membantu guru dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, serta
dapat memberikan guru berbagai informasi dan solusi yang memang dibutuhkan oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya, baik yang
dilakukan secara individu maupun kelompok. Selain itu, perlu ditekankan bahwa kegiatan pengembangan bagi guru tidak harus dilaksanakan dan
dilakukan oleh Kepala Sekolah, penilik sekolah, dan juga pengawas, melainkan pengembangan dapat juga dilakukan oleh guru itu sendiri atau
dengan rekan sesame guru. Jadi, pengembangan guru bertujuan untuk membantu guru dalam mendapatkan pengetahuan, informasi, dan juga
36
Sudjana, Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung: Falah, Januari 2004, Cet. III, h. 222.
kegiatan bagi pengembangan keterampilan yang nantinya sangat diperlukan untuk kegiatan kepmbelajaran di kelas.