Pendahuluan Isi Penutup • Tantangan sang Petualang

viii 1 Bab 1 1 Inginkah kamu mempunyai kehebatan: 1. Menanggapi penjelasan narasumber, 2. Menanggapi suatu persoalan, 3. Membaca teks percakapan, dan 4. Menulis karangan berdasarkan pengalaman? Aha, kamu akan memperolehnya pada bab ini. Yuk, ikuti kegiatan-kegiatan berikut. Bab 1 22 Bab 1 Tahukah kamu Nilam Zubir? Jika kamu sering melihat program “Swara Anak National Edutainment Television Program”, kamu sudah tidak asing lagi mendengar namanya. Temanmu yang memiliki nama lengkap Nilam Rahma Hanjayani ini menjadi reporter Selamat Pagi Ceria di salah satu televisi swasta. Dia sudah banyak mewawancarai orang, termasuk para pejabat tinggi di Indonesia. Pengalamannya selama mewawancarai ini, dituangkan ke dalam buku yang berjudul “Pengalamanku Mewawancarai Pejabat Tinggi Negara”. Sejak kelas I SD, dia sudah terbiasa menulis. Saat itu, bungsu dari pasangan Mohammad Zubir Dahlan dan Nina Triastuti ini, gemar menulis catatan harian. ”Sejak usia 4,5 tahun, saya sudah bisa membaca. Saya mulai gemar menulis saat kelas I SD. Awalnya, saya hanya menulis lima paragraf per hari. Kemudian terus saya tingkatkan hingga sekarang,” ujarnya. Saat disinggung soal buku “Pengalamanku Mewawancarai Pejabat Tinggi Negara”, siswa kelas VI SDN Pondok Labu 07 ini mengaku, awalnya agak malas melakukan hal tersebut. Namun berkat dorongan ibunya, akhirnya Nilam mau menuangkan pengalamannya itu dalam bentuk buku. Nah, inginkah kamu mengikuti jejak Nilam Zubir? Pasti mau, bukan? Bayangkanlah kamu menjadi seorang wartawan cilik. Kamu dapat mewawancarai orang-orang terkenal atau orang- orang yang berprestasi. Selain itu, wawasanmu akan semakin bertambah, pergaulanmu semakin luas, dan kamu semakin percaya diri. Namun, bagaimana mewujudkan keinginan itu semua? Jangan khawatir. Dalam bab ini kamu akan belajar menjadi seorang wartawan cilik. Kamu akan melakukan petualangan yang mengasyikkan. Ayo, tunggu apalagi? War tawan Cilik Sumber: www.dpr.go.id 3 Bab 1 3 Janganlah kamu pikirkan menjadi seorang wartawan itu sulit. Kamu juga bisa menjadi seorang wartawan cilik. Jika kamu menyukai tantangan dan keuletan, menjadi wartawan bukan pekerjaan yang sulit. Justru akan menjadi pekerjaan yang mengasyikkan. Apakah kamu ingin mencobanya? Jangan bilang tidak. Kamu harus mencobanya. Tunjukkan kalau kamu berani menerima tantangan ini. Ayo, ikuti kegiatan berikut ini.

1. Mencatat Pokok-Pokok Pembicaraan

1. Gurumu akan membacakan petikan wawancara dengan Jakob Oetama 2. Siapkan alat tulismu. 3. Dengarkan dengan saksama. 4. Catatlah pokok-pokok pembicaraan di buku tulismu. 1 Gurumu akan membacakan petikan 1

A. KAMU JUGA BISA MENJADI WARTAWAN A

Tugas seorang wartawan adalah melakukan tanya jawab dengan narasumber. Di dalam tanya jawab itu terdapat pokok-pokok pembicaraan. Pokok-pokok pembicaraan merupakan hal-hal penting yang dibicarakan. Hal-hal penting itu meliputi unsur apa, siapa, di mana, mengapa, dan bagaimana suatu peristiwa. Bagaimana cara menemukan pokok-pokok pembicaraan dalam suatu tanya jawab atau wawancara? Ikuti dalam petualangan berikut ini. Petunjuk guru: 1. Bacakan petikan wawancara berikut ini hadapan siswa 2. Mintalah siswa mencatat pokok-pokok pembicaraan PAK JAKOB OETAMA: KORCIL, WOW, BAGUS ITU... Mungkin tidak seorang wartawan pun yang belum mengenal namanya. Pak Jakob Oetama memang wartawan senior di Indonesia. Pak Jakob lahir di Borobudur, Magelang, 27 September 1931. Nah, selama hampir 50 tahun menjadi wartawan, Pak Jakob tidak hanya memimpin koran Kompas. Ia pun menjadi anggota Dewan Kehormatan PWI dan penasihat Konfederasi Wartawan ASEAN. Selain itu, ia pernah menjadi anggota DPR-RI. Sebelum menjadi wartawan, Pak Jakob menjadi guru di sebuah SMP di Jakarta. Memang sepantasnya beliau menjadi eyang bagi wartawan cilik. Betulkah Pak 44 Bab 1 Jakob telah bercita-cita menjadi wartawan sejak kecil? Untuk mengetahuinya, wartawan cilik Korcil Republika Dyah Ayu Fitra Utami SMP 104 Jakarta, F. Widiastuty Utami SDN 03 Pagi Cipedak dan Efiya Nur Fadila SMP 41 Ragunan, mewawancarai Pak Jakob. Nah, ikuti yuk wawancara keroyokan tiga wartawan cilik Korcil dengan Pak Jakob, untuk menyambut Hari Pers Nasional. Menjadi wartawan itu bagaimana, Pak? Wartawan itu selain mempunyai otak yang cerdas, juga mempunyai hati yang peduli sama orang, cenderung membela orang yang susah dan terlantar, tidak enak dengan kekuasaan. Itu ciri khas wartawan. Apa saja yang harus dimiliki wartawan? Sifat yang cocok dimiliki wartawan adalah lincah otaknya dan gelisah hatinya. Dia tidak bisa terima begitu saja apa yang diperolehnya. Dia akan cari terus, kenapa kok begini, kok begitu. Wartawan harus terbuka, tidak punya prasangka buruk, mau bekerja keras. Pengetahuan umum juga perlu dimiliki seorang wartawan. Koran atau majalah yang baik itu yang bagaimana? Yang enak dan mudah dibaca itu Republika. Pendekatannya sangat menonjolkan sisi kemanusiaan, menghibur, tidak hanya memberi informasi, tetapi enak dibaca, tidak berat. Barangkali kalau Kompas berat Pak Jakob tertawa. Perbedaan wartawan dulu dengan sekarang itu apa? Kalau dulu itu segala sesuatu serba sederhana. Selain hidup sederhana, masalah yang diliput juga sederhana. Menulis berita masih pakai mesin ketik, belum ada komputer. Kalau wartawannya bisa naik kendaraan roda dua sudah beruntung, dulu umumnya naik kendaraan umum. Wartawan sekarang pekerjaannya lebih berat, karena masyarakat maupun kejadian- kejadian yang harus diliput lebih rumit, tidak hanya meliput di Indonesia tetapi juga di negara lain. Kalau perbedaan wartawan tulis dengan wartawan televisi apa, Pak? Wartawan televisi itu mengandalkan pada gambar, misalnya pertandingan sedang berjalan langsung diliput dan disiarkan, kita sudah menonton saat itu juga. Sedangkan wartawan tulis, pertandingan sedang berjalan mereka juga menonton tetapi menulisnya setelah pertandingan selesai. Kita baru membaca koran sore hari atau pagi harinya saat koran terbit. Karena itu wartawan tulis harus lebih cerdas, cermat, lebih canggih. Enaknya menjadi wartawan apa, Pak? Seperti saya sama Presiden kenal, sama menteri kenal, sama pengusaha-pengusaha gede kenal, sama orang susah kenal, sama orang biasa kenal dan juga dikenal. Makanya wartawan itu disebut kuli tinta, tapi juga ratu dunia. Kenapa menurut Bapak menjadi wartawan itu menarik? Sumber: www.wahidinstitute.org