Menanyakan Persoalan Faktual Sesuai dengan Topik

90 90 Bab 5 Pahamkah kamu dengan berita yang disampaikan Punakawan? Oh, ya, setelah mendengarkan berita yang disampaikan Punakawan, kamu dapat mengikuti kegiatan selanjutnya. Ikuti saja kegiatan dalam Aksi sang Petualang. 1. Siapkan selembar kertas 2. Buatlah sekurang-kurangnya 5 pertanyaan tentang persoalan faktual yang disampaikan oleh Punakawan Catatlah ke dalam kertasmu 3. Tukarkan hasil pekerjaanmu dengan teman sebangkumu. Lalu, jawablah pertanyaan yang dibuat oleh temanmu. Begitu pula sebaliknya 4. Jika sudah selesai, tukarkan kembali. Koreksilah hasil pekerjaan temanmu Apakah betul semua? Nilailah. Jika jawaban temanmu betul semua, berilah nilai 10 1. Siapkan selembar kertas 2 B tl h k k 5 t

C. BELAJAR MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK,

YUK Musim hujan dingin? Itu pasti. Gara-gara musim hujan, teman-temanmu banyak yang terserang flu, batuk, dan diare. Lalu, di musim hujan yang dingin ini, kamu mengompol tidak? Oh, tidak, ya? Berbeda dengan kamu, baik di musim hujan atau bukan, Dino tetap mengompol. Ingin tahu ceritanya? Ikuti saja kegiatan selanjutnya.

1. Membaca Cerita Anak

Bacalah cerita pendek berikut. Eits, tapi ada yang terlupa. Kamu simak dahulu Trik berikut, ya Trik Membaca 1. Perhatikanlah posisimu ketika membaca. Agar badan tetap segar setelah membaca, rubahlah posisi dudukmu seperti berikut. Pastikan posisimu ketika membaca adalah posisi yang benar. Posisi yang benar pada waktu membaca adalah duduk dengan posisi badan tegak, tidak bungkuk, dan pastikan jarak antara buku dengan mata kita kurang lebih 30 cm. 2. Siapkan juga hal-hal yang dapat membantumu dalam membaca, seperti pensil atau spidol. Tandai hal-hal yang kamu anggap penting. 91 Bab 5 91 Ngompol Kriiiing Jam weker Dino berdering nyaring. Dengan malas Dino membuka kelopak matanya. Eits, ada yang lembab di kasurnya. Dino meraba perlahan seprei biru bergambar Mickey Mouse. Tiba-tiba Dino terlonjak bangun. “Aduh, gawat, aku ngompol lagi,” desisnya dengan wajah cemas. “Ibu pasti marah lagi.” Dan benar saja. Ibu Dino marah besar. Soalnya, baru kemarin Ibu mengganti seprei Dino karena Dino ngompol di tempat tidur. Dino berangkat ke sekolah dengan wajah lesu. Ingin rasanya ia menghilangkan kebiasaan buruknya itu, namun Dino tak tahu bagaimana caranya. Libur panjang kenaikan kelas tahun ini, Dino berlibur ke tempat Nenek di Yogya. Ayah mengantar Dino dengan kereta api. Di sepanjang perjalanan hanya satu yang ada di dalam benak Dino. Bagaimana caranya agar ia tidak ngompol. Malu rasanya pada Nenek. Apalagi Nenek sudah tua, kasihan jika Nenek harus mencuci seprei dua hari sekali. “Lha wong sudah kelas empat, kok, masih ngompol”. Mungkin Nenek akan berucap seperti itu pada Dino. Mereka tiba di Yogya pagi hari. Sorenya Ayah kembali ke Jakarta. Nenek telah menyediakan sebuah kamar untuk Dino. Kamarnya kecil tapi rapi sekali. Nenek selalu membersihkan kamar itu untuk berjaga-jaga jika ada anak atau cucunya yang akan menginap. Tak terasa malam mulai menjelang. Suasana rumah Nenek yang masih pedesaan telah sunyi. Hanya suara binatang malam yang terdengar bersahutan. Nenek, Dino dan Om Budi, adik bungsu Ayah, menyantap makan malam. Nasi panas yang masih mengepul, orek tempe, gudeg, ayam goreng, dan sambal. Dino makan dengan lahap. Nenek dan Om Budi hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala. Maklum, tubuh Dino yang lumayan gendut mampu menampung banyak makanan. Bahkan, pisang ambon yang besar-besar hasil kebun Nenek, masih muat mengisi ruang lambung Dino. Saat yang paling mendebarkan pun tiba. Waktunya tidur. Dino sangat gelisah. Miring ke kiri salah. Putar ke kanan salah. Tengkurap salah, apalagi dengan perut kekenyangan. Akhirnya Dino bangkit dari tempat tidur menuju meja kecil di sudut ruangan. Diraihnya sebuah plastik berisi capung yang ditangkapnya sore tadi. Plastik itu diikat ujungnya dan diberi lubang kecil di setiap sisinya untuk menjaga agar capung tetap dapat bernafas. Menurut Chandra, teman Dino, salah satu obat untuk menghilangkan kebiasan ngompol adalah dengan membiarkan pusar digigit capung. Dino mengangkat kausnya hingga pusarnya kelihatan. Dengan ragu ia mendekatkan capung berwarna merah itu ke perutnya. “Wadau” Dino menjerit kesakitan. Dengan tergopoh-gopoh Nenek masuk ke dalam kamar. “Ada apa, No?” tanya Nenek dengan wajah khawatir. Seekor capung terbang di atas kepala Nenek. Dino bercerita terus terang walau ia agak malu. Nenek tertawa terkekeh-kekeh. Namun tiba-tiba wajah Nenek berubah serius. “Sebelum tidur, kamu sudah buang air kecil, belum?” Dino memandang Nenek dengan heran. “Belum, Nek,” kata Dino sambil menggeleng. “Aku tidak biasa buang air kecil sebelum tidur,” lanjut Dino lagi. “Nah kalau begitu sekarang Dino buang air kecil dulu. Nenek jamin kamu ndak ngompol.” Sinar matahari menerobos masuk melalui celah jendela. Burung-burung berkicau ramai, membangunkan Dino. Begitu membuka matanya, Kriiiing Jam weker Dino berdering n Dengan malas Dino membuka kelopak mat Eits, ada yang lembab di kasurnya. Dino m perlahan seprei biru bergambar Mickey Mo Tiba-tiba Dino terlonjak bangun. “Aduh, ga