Menuliskan Puisi Berdasarkan Gagasan

97 Bab 5 97 E. TANTANGAN SANG PETUALANG Bacalah cerita anak berikut dengan saksama Liburan sekolah kali ini, Ego beruntung sekali. Sudah lama, ia ingin menikmati berlibur di desa kelahiran ayah ibunya. Tapi selalu ada saja halangan. Sekarang rupanya kesempatan itu datang juga. Beberapa hari lalu, paman Ego yang tinggal di desa berkunjung. Ketika ia akan pulang, liburan sekolah Ego sudah dimulai. Itu sebabnya Paman mengajak Ego berlibur ke desa. Tentu saja Ego tidak menolak. Ayah ibunya juga setuju. Sebagai anak kota, Ego merasa anak-anak desa tidak sepintar anak- anak kota. Pengetahuan anak-anak desa pasti tidak sebanyak pengetahuan anak-anak kota, pikir Ego. Karena itu dengan penuh percaya diri Ego pergi ke desa pamannya. Ia merasa anak- anak desa akan memandanginya dengan kagum karena ia anak kota. Paman mempunyai satu anak laki-laki sebaya Ego. Namanya Budi. Dialah yang menemani Ego bermain sehari-hari. Suatu kali Ego mengajak Budi berenang di sungai yang letaknya di pinggir desa. “Jangan, Go Penduduk desa jarang ke sungai itu. Apalagi untuk berenang disitu. Letaknya cukup jauh. Arus airnya pun agak deras dan berbahaya. Itu sebabnya orang tua selalu melarang anak-anak mandi di sungai tersebut,” Budi menjelaskan. Namun, Ego memang keras kepala. Ia tetap memaksa Budi untuk mengantarnya ke sungai itu. Karena tidak mau bertengkar dengan sepupunya itu, Budi terpaksa mengikuti keinginan Ego. Mereka pun pergi renang di sungai itu. Sebenarnya, Ego punya maksud tertentu memaksa Budi renang di sungai itu. Ia ingin memperlihatkan kepandaian berenangnya kepada anak-anak desa. Dia ingin membuktikan kelebihannya sebagai anak kota. Sebelumnya, teman-teman baru Ego di desa itu memang telah mengajak Ego lomba renang di sungai. Mungkin merekapun ingin menguji kepandaian anak kota berenang. Di Jakarta, Ego latihan berenang bersama kawan-kawannya sekelas setiap hari Minggu. Mereka memiliki pelatih khusus, mantan olahragawan renang. Ego yakin anak-anak desa pasti belajar berenang sendiri-sendiri saja. Mereka tidak mungkin memiliki pelatih renang khusus. Karena itu, pasti kepandaian renangnya tidak seberapa. Ini yang membuat Ego percaya betul bahwa dirinya akan menang dalam adu renang dengan anak-anak desa. Setelah menyiapkan pakaian renang, diam- diam Budi dan Ego berangkat menuju sungai. Agar tidak ketahuan orangtuanya, Budi menarik Ego lewat pintu belakang rumah. Mereka terpaksa memilih jalan yang dipenuhi semak belukar. Setelah cukup lama berjalan, barulah mereka sampai. Di sungai tampak sudah banyak anak-anak yang sedang berenang. “Ayo Ego, buka bajumu cepat,” seru anak-anak yang sedang asyik bermain air di sungai. Ego cuma tersenyum menanggapi ajakan anak-anak desa y Penduduk d untuk beren jauh. Arus berbahay melarang tersebut Ego mem memak ke su Pelajaran Berharga Dari Desa