Strategi Pengajaran Agama Islam
61 kepada narapidana, yang dapat dilihat bagaimana sikap narapidana saat pertama
kali mempunyai masalah tersebut dan jauh dari agama sampai bisa mengikuti pengajaran agama Islam di RUTAN sehingga menumbuhkan kembali nilai-nilai
Islam didalam dirinya dan terus mengikuti pengajaran agama Islam untuk memotivasi agar selalu lebih baik dan bermanfaat, sehingga saat keluar dari
RUTAN bisa kembali diterima dimasyarakat dan mengamalkan apa yang sudah diajarkan ajaran Islam di RUTAN.
Data untuk mengetahui bahwa ada perubahan dari naripadana peneliti melihat narapidana ada yang sudah bisa membaca Al-Qur`an yang awalnya narapidana
tersebut tidak mengaji, lalu ada narapidana yang sharing saat pertama kali masuk RUTAN selalu menangis dan tidak bisa menerima keputusan untuk mendapatkan
hukuman didalam RUTAN sampai akhirnya sudah bisa menerima keadaannya sekarang dan itu merupakan motivasi-motivasi yang dilakukan. Data ini peneliti
dapatkan dengan saksi teman sejawat peneliti yaitu Serli widya wati. Lalu peneliti melakukan wawancara ke 3 narapidana mengenai perubahan sebelum
dan sesudah mendapatkan pengajaran agama Islam sebagai berikut: a. Eka Fridiyanti 47 Tahun = Dahulu saya adalah pecandu narkoba dari umur 28
tahun yang sama sekali tidak tahu bagaimana ajaran agama Islam dan jauh dari agama, ini adalah teguran dari Alhamdulillah ini hukuman ada di Dunia dan
membuat saya tobat, banyak yang saya dapatkan dimasjid ini sehingga banyak perubahan yang saya rasakan seperti saya sudah termotivasi untuk puasa
sunnah, selalu shalat lima waktu, mengaji huruf hijaiyah dan Alhamdulillah saya sudah mengaji Al-Qur`an pada awalnya saya tidak bisa dan belajar Iqra
saya sangat bersyukur. b. Puja 37 Tahun = Saya merasakan sekarang ini sudah lebih tenang di sini
karena sebelumnya saya tidak terima karena saya disini terjebak dibisnis karena katanya saya ini banyak hutang saham dan saya tidak mengerti, kenapa tidak
bos saya yang terkena kasus ini. Tapi mungkin ini adalah rencana Allah, saya mendapatkan motivasi untuk lebih sabar atas kasus saya, dan menganggap
disini adalah Pondok Pesantrenjadi saya berfikir seperti itu saja sehingga lebih tenang keadaan saya dan menerima semuanya. Saya juga sudah Iqra 6 yang tadi
62 nya saya non muslim, saya bersyukur sekarang bisa mengaji. Nanti saat keluar
bisa saya ajarkan ke anak-anak saya. Rencana Allah Itu lebih Indah. c. Imelda 48 Tahun = Saat pertama kali masuk ke RUTAN ini saya selalu
mengamuk dan sangat tidak terima karena kasus yang saya alami adalah hutang bisnis dengan orang luar Negara 20milyar,saya sudah membayar 17milyar sisa
3 milyar, tapi orang tersebut tetap memasukan saya kesini. Saya diberikan pengarahan oleh jaksa untuk menerima saja. Akhirnya saya menangis-nangis
selalu disini dan rasanya ingin kabur dari sini, tapi setelah sering mengikuti pengajian di Masjid saya merasa lebih tenang, saya rutinitas setiap hari selalu
mengaji ibaratnya masjid dan ajara-ajaran agama Islam seperti bengkel hati saya, saya rusak harus dibetulkan didalam sini, saya harus lebih sabar dan sadar
ini adalah ketetapan Allah SWT.
12