Pengertian Narapidana Hukum Pidana

27 No. BOBOT DELIK JENIS PIDANA KETERANGAN 1. Sangat Ringan Denda - Perumusan tunggal - Denda ringan kategori 1 atau 2. 2. Berat Penjaran dan Denda -Perumusan alternative - Penjara berkisar 1 sd 7 tahun -Denda lebih berat Kategori III – IV 3. Sangat Serius -Penjara saja -matipenjara -Perumusan tunggal atau alternatif. -Dapat dikumulasikan dengan denda. Namun demikian perlu dicatat, bahwa tetap dimungkinkan ada “penyimpanan” dari pola tersebut, antara lain: 1 Untuk beberapa tindak pidana yang dipandang meresahkan masyrakat ancaman pidananya akan ditingkatkan secara khusus dan sebaliknya dengan alasan khusus dapat diturunkan ancaman pidananya. 2 Untuk beberapa tindak pidana yang dipandang dapat menimbulkan keuntungan ekonomis keuangan yang cukup tinggi, pidana penjara yang diancamkan dapat dialternatifkan dan dikumulasikan dengan pidana denda. 3 Untuk beberapa tindak pidana yang dipandang dapat menimbulkan “disparitas pidana” dan “meresahkan masyarakat” akan diancam dengan pidana minimum khusus. 40

d. Pidana Menurut Agama Islam

Pengertian pidana menurut agama Islam yaitu larangan-larangan agama yang diancam dengan hukuman – hukuman had yang telah ditentukan hukumannya. 40 Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru, Jakarta: Kencana, 2011, cet, 3, h. 155-156. 28 Adapun larangan-larangan adakalanya mengerjakan sesuatu perbuatan yang dilarang atau meninggalkan perbuatan yang diperintahkan agama. Suatu hukuman yang diancamkan kepada seorang pembuat pidana ialah agar supaya orang banyak tidak melakukan sesuatu tindak pidana jarimah, sebab larangan atau perintah-perintah semata – mata tidak akan cukup. Meskipun hukuman itu sendiri bukanlah merupakan suatu kebaikan, bahkan suatu pengrusakan bagi sipembuat pidana itu sendiri, akan tetapi meskipun demikian hukuman tersebut sangat diperlukan, oleh karena hal itu dapat membawa keuntungan bagi masyarakat. Disamping itu agama Islam menentukan pula bagi perbuatan – perbuatan pidana suatu hukuman dunia, sehingga oleh karenanya diharapkan oleh agama Islam kedua macam hukuman itu dapatlah hendaknya saling bekerja sama dalam menumpas dan mencegah terjadinya suatu kejahatan atau pelanggaran ; dengan cara menggunakan pencegahan secara agama dan kekuasaan, yakni dengan ancaman dan hukuman. 41

e. Hak dan Kewajiban Narapidana

Dalam Undang-Undang UU No.12 Tahun 1995 – Pemasyarakatan BAB III Warga Binaan Pemasyarakatan – Narapidana Pasal 14 dan Pasal 15 , berbunyi: Pasal 14 – Narapidana Berhak: 1 Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya; 2 Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani; 3 Mendapatkan pendidikan dan pengajaran; 4 Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak; 5 Menyampaikan keluhan; 6 Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang; 7 Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan; 41 Badan Pembina Hukum Nasional J.C.T Simorangkir, SH. Simposium Pengaruh Kebudayaan Agama Terhadap Hukum Pidana, Bali: Binacipta, 1975, h. 60-61.