Jenis Sanksi Pidana Narapidana

28 Adapun larangan-larangan adakalanya mengerjakan sesuatu perbuatan yang dilarang atau meninggalkan perbuatan yang diperintahkan agama. Suatu hukuman yang diancamkan kepada seorang pembuat pidana ialah agar supaya orang banyak tidak melakukan sesuatu tindak pidana jarimah, sebab larangan atau perintah-perintah semata – mata tidak akan cukup. Meskipun hukuman itu sendiri bukanlah merupakan suatu kebaikan, bahkan suatu pengrusakan bagi sipembuat pidana itu sendiri, akan tetapi meskipun demikian hukuman tersebut sangat diperlukan, oleh karena hal itu dapat membawa keuntungan bagi masyarakat. Disamping itu agama Islam menentukan pula bagi perbuatan – perbuatan pidana suatu hukuman dunia, sehingga oleh karenanya diharapkan oleh agama Islam kedua macam hukuman itu dapatlah hendaknya saling bekerja sama dalam menumpas dan mencegah terjadinya suatu kejahatan atau pelanggaran ; dengan cara menggunakan pencegahan secara agama dan kekuasaan, yakni dengan ancaman dan hukuman. 41

e. Hak dan Kewajiban Narapidana

Dalam Undang-Undang UU No.12 Tahun 1995 – Pemasyarakatan BAB III Warga Binaan Pemasyarakatan – Narapidana Pasal 14 dan Pasal 15 , berbunyi: Pasal 14 – Narapidana Berhak: 1 Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya; 2 Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani; 3 Mendapatkan pendidikan dan pengajaran; 4 Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak; 5 Menyampaikan keluhan; 6 Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang; 7 Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan; 41 Badan Pembina Hukum Nasional J.C.T Simorangkir, SH. Simposium Pengaruh Kebudayaan Agama Terhadap Hukum Pidana, Bali: Binacipta, 1975, h. 60-61. 29 8 Menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum, atau orang tertentu lainnya; 9 Mendapatkan pengurangan masa pidana remisi; 10 Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga; 11 Mendapatkan pembebasan bersyarat; 12 Mendapatkan cuti menjelang bebas; 13 Mendapatkan hak – hak lain sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Pasal 15 – Narapidana Wajib : 1 Narapidana wakib mengikuti secara tertib program pembinaan dan kegiatan tertentu. 2 Ketentuan mengenai program pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. 42

f. Efektivitas Pidana Penjara

Efektivitas pidana penjara dilihat dari aspek perlindungan masyarakat dlihat dari aspek perlindungan kepentingan masyrakat, maka suatu pidana dikatakan efektif apabila pidana itu sejauh mungkin dapat mencegah atau mengurangi kejahatan. Jadi, kriteria efektivitas dilihat dari seberapa jauh frekuensi kejahatan dapat ditekan. Dengan kata lain, kriterianya terletak pada seberapa jauh efek “pencegahan umum” general prevention dari pidana penjara dalam mencegah warga masyarakat pada umumnya untuk tidak melakukan kejahatan 43 .

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Berdasarkan penelitian yang ditulis oleh Sri Hesti Hardiyati dengan judul “Peranan Pembimbing Rohani Islam Dalam Membina Akhlakul Karimah Di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta”, menyimpulkan bahwa tugas pembing dalam membina akhlakul karimah remaja di Panti Sosial Bina Remaja yaitu memberikan contoh dan teladan kepada anak bimbing, memberikan 42 Undang – Undang Pemasyarakatan Bandung: Fokusindo Mandiri, 2014, h. 9 – 10. 43 Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru, Jakarta: Kencana, 2011, cet, 3, h.. 214. 30 pencerahan, pembimbing bertindak sebagai orang tua asuh yang mengawasi anak – anak selama ada dalam panti, sebagai pendidik dan pengajr, serta menjadi tempat bertanya dan pemberi nasihat. Harapan masyrakat pada pembinaan akhlakul karimah ini agar bisa menjadi orang yang berakhlakul karimah, mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam kehidupan sehari-harinya. Harapan masyarakat di sekitar Panti Sosial Bina Remaja tentang tugas pembimbing rohani Islam dalam membina akhlakul karimah remaja sesuai dengan tugas pembimbing rohani yang ada di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta menurut masyrakat di sekitar Panti Sosial Bina Remaja. Persamaan dalam penelitian peneliti adalah bimbingan rohani kepada warga binaan agar menjadi berakhlakul karimah yang membedakan adalah prosesnya jika di penjara sebagai bentuk hukuman tindakan yang dilakukan untuk menyadarkan warga binaan untuk kembali ke jalan yang benar dan diterima oleh masyrakat sebagai pribadi yang berakhlak mulia. 2. Berdasarkan penelitian yang ditulis oleh Novalian Kusumasari dengan judul penelitian “Pengaruh Pembinaan Kerohanian Islam Terhadap Kesadaran Beragama Narapidana studi kasus di lembaga pemasyarakatan kelas II A wanita, Tanggerang ” yaitu pelaksanaan pembinaan kerohanian Islam Tanggerang terbentuk program pengajaran, pelatihan, dan pembinaan. Terdapat pengaruh yang sangat signitifkan antara pembinaan kerohanian Islam terhadap kesadaran beragama dikarenakan adanya pengaruh positif pembinaan kerohanian Islam terhadap kesadaran beragama Narapidana, materi sudah baik dan struktur sudah jelas. Namun yang perlu ditingkatkan adalah penyadaran keagamaan bukan hanya sekedar pemberian materi, tetapi demi meningkatkan kesadaran beragama Narapidana dalam melaksanakan tugasnya sebagi hamba, maka perlu ditingkatkan dengan memberi kesempatan Narapidana berbagi pengalaman spritualnya ataupun memberikan kesempatan untuk memimpin sebuah pengajian.