53 Islam. karena RUTAN-pun sangat terbuka dengan tim pengajar, sehingga tim
pengajar sangat berperan penting untuk tercapainya tujuan pengajaran agama Islam di RUTAN. Tim pengajar juga berperan aktif dalam memberikan pengajarannya,
pelaksanaan pengajaran agama Islam yang dilakukan oleh tim pengajar dilakukan atas pengabdian dan tanpa dibayar sepeserpun. seperti yang dikatakan koordinator
kerohanian Islam Bapak Solihin saat wawancara yaitu “Kami sangat terbuka kepada tim pengajar untuk kepentingan narapidana agar
mereka keluar dari sini dapat diterima oleh masyrakat dan menjadi orang yang baik. Mereka pengajar atas pengabdian tidak dipungut biaya sepeserpun untuk
RUTAN, bahkan mereka suka menyumbang buka bacaan keagamaan dan hal- hal lain yang bersifat untuk membantu, mempermudah mereka mengajar
pengajaran kepada Narapidana ”
5
Selain itu, bentuk kontribusi tim pengajar lainnya yaitu membuat strategi program pengajaran untuk meningkatkan ajaran agama Islam dan dapat meningkat keimanan
Narapidana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pemaparan data dibawah ini:
1. Materi Pengajaran Agama Islam Bagi Narapidana
Pengajaran agama Islam yang umum dilaksanakan pada setiap pembahasan dan pengelompokkannya menjadi bidang-bidang studi yang mungkin semakin banyak.
Tetapi pada prinsip pokok dan sumber tidak akan mengalami perubahan, karena wahyu dan sabda Rasulullah tidak akan bertambah lagi. Materi pengajaran agama
Islam umumnya dari sejumlah mata pelajaran terdiri dua belas, diantaranya: a. Pengajaran Keimanan
b. Pengajaran Akhlak c. Pengajraran Ibadat
d. Pengajaran Fiqih e. Pengajaran Ushul Fiqih
f. Pengajaran Qiraat Qur`an g. Pengajaran Tafsir
h. Pengajaran Ilmu Tafsir
5
Wawancara dengan Koordinator Kerohanian Islam Bapak Solihin, Jum`at, 21 November 2014, 11:14, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN
54 i. Pengajaran Hadist
j. Pengajaran Ilmu Hadist k. Pengajaran Tarikh Islam
l. Pengajaran Tarikh Tasyri` Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dengan mengikuti
pengajaran agama Islam di Masjid RUTAN setiap hari senin dan hari jum`at, yaitu masing
– masing tim pengajar berbeda-beda dalam memberikan materi pengajaran, jadi beda tim pengajar maka beda pula materinya, dan tidak menggunakan silabus
sebagai rencana pembelajaran pada suatu kelompok materi. Biasanya pengajar melakukan koordinasi dengan tim kesatuannya lalu memberikan materi secara
flexible. Dalam pembuatan silabus juga menjadi kesulitan atau hambatan tim pengajar dari Kementrian Agama KEMENAG karena RUTAN hanya menjadi
transit para narapidana saja, bukan tempat yang bisa dibuat materi dengan silabus dan rincikan secara level tertentu.
Penelitian obeservasi ini juga diperkuat dengan hasil wawancara pada tanggal 24 November 2014 dengan tim pengajar KEMENAG bapak Ruspendi Effendi
“Kesulitan yang kita alami yaitu karena ini RUTAN, para tahanannya sifatnya sementara saja di RUTAN. Jadi jika dibuat materi secara utuh persemester
apalagi 1 satu tahun, itu peserta didiknya bisa ganti-ganti berbeda dengan yang ada di LAPAS mereka sudah divonis dan paling minimal 1satu tahun
jadi membuat perencanaannya lebih leluasa diprogramkan beberapa level kedepan jadi mendapatkan target belajarnya yang dicapai, kalau disini hanya
transit saja jadi ketika membuat perencanaan pembelajaran tidak bisa dibuat materi dalam
beberapa level pengajaran”.
6
Dari yang materi yang rinci oleh tim pengajar KEMENAG yaitu: 1 Akidah dan Akhlak
2 Fiqih 3 Sejarah para nabi
6
Wawancara dengan Ketua Kelompok Kerja Penyuluhan Agama Jakarta Timur Bapak Ruspendi Effendi, Senin, 24 November 2014, Pukul 11:08, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN.