Kebutuhan Manusia Terhadap Agama Peran dan Fungsi Agama

24

3. Narapidana

a. Pengertian Narapidana

Istilah narapidana secara terminologi berarti orang yang sedang menjalani pidana hilang kemerdekaan di lembaga pemasyarakatan 34 . Arti dari pidana itu sendiri secara terminologi adalah hukuman yang dijatuhkan terhadap orang yang terbukti bersalah melakukan delik berdasarkan putusan yang berkekuatan hukum yang tetap 35 . Dan pidana penjara KUHP, 10 yaitu pidana yang berupa hilang kemerdekaan seumur hidup atau sementara waktu yang harus dijalani narapidana di lembaga pemasyarakatan. 36

b. Hukum Pidana

Hukum pidana ialah peraturan-peraturan hukum yang berisi tentang kejahatan dan pelanggaran yang digantungkan pada kepentingan umum . tujuan hukum pidana ialah: 1 Untuk menakut-nakuti setiap orang agar mereka tidak melakukan tindak pidana delict baik berupa kejahatan maupun pelanggaran. Fungsi ini disebut fungsi preventif pencegahan. 2 Untuk mendidik orang yang telah melakukan tindak pidana delict baik berupa kejahatan maupun pelanggaran, agar setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan, dia menjadi orang yang baik berguna bagi masyarakat dan Negara. Fungsi ini disebut fungsi represif perbaikan. 37 Tindak pidana pada hakikatnya adalah perbuatan yang melawan hukum, baik secara formal maupun secara material. Untuk lebih jelas, berikut ini dikutipkan beberapa ketentuan di dalam konsep edisi Maret 1993 Pasal 14: Tindak Pidana ialah perbuatan melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang oleh peraturan perundang – undangan dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana. 34 Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, cet 2, h, 107. 35 Ibid., 119. 36 Ibid., h, 121. 37 Hasanuddin AF, Pengantar Ilmu Hukum, Ciputat: UIN Jakarta Press, 2003, h, 272. 25 Pasal 15: Perbuatan yang dituduhkan harus merupakan perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana oleh suatu peraturan perundangan – perundangan. Agar perbuatan tersebut dapat dijatuhi pidana, perbuatan harus juga bertentangan dengan hukum. Pasal 16: Setiap tindak pidana dianggap selalu bertentangan dengan hukum, kecuali ada alasan pembenar yang dijatuhkan oleh pembuat. Pasal 17: Hakim harus selalu mengkaji apakah perbuatan yang dituduhkan itu bertentangan dengan hukum dalam arti kesadaran hukum rakyat. Hasil pengkajiannya harus dikemukakan sebagai bahan pertimbangan dalam putusannya. Pasal 14 sd 17 Konsep 1993 itu, dalam konsep 2004-2008 dirangkum dalam pasal 11 sebagai berikut: 1 Tindak pidana adalah perbuatan melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang oleh peraturan perundang – undang dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana. 2 Untuk dinyatakan sebagai tindak pidana, selain perbuatan tersebut dilarang dan diancam pidana oleh peraturan perundang – undangan, harus juga bersifat melawan hukum – hukum yang hidup dalam masyarakat. 3 Setiap tindak pidana selalu dipandang bersifat melawan hukum, kecuali ada alasan pembenar. 38

c. Jenis Sanksi Pidana

Jenis sanksi yang digunakan dalam konsep KUHP, terdiri dari jenis “pidana” dan “tindakan”. Masing-masing jenis sanksi ini terdiri dari: 1 Pidana: a Pidana Pokok 1 Pidana penjara. 2 Pidana tutupan. 3 Pidana pengawasan. 38 Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru, Jakarta: Kencana, 2011, cet, 3, h. 83-84.