Materi Pengajaran Agama Islam Bagi Narapidana

56 sudah tertumpu nama-nama indah Allah ada didalamnya. Jadi kita kembali lagi untuk menenangkan hati mereka. Kita sangat menganjurkan agar selalu berdzikir Asmaul Husna. InsyaAllah dengan menyebut nama Allah yang Maha Segalanya, yang Maha Indah tersebut apa yang kita inginkan atau hajat kita InsyaAllah lancar. ” 7 Rincian materi yang diberikan setiap minggu sebagai berikut: Minggu pertama : tentang ESQ yang dipadukan dengan Al-Qur`an yang dipondasikan dengan Islam, Iman dan Ihsan. Minggu kedua : berkaitan dengan masalah kesehatan Minggu ketiga : berkaitan dengan Fiqih, Akhlak, dan Tauhid. Dan aspek yang ditekankan untuk pengajaran agama Islam ini bagi narapidana adalah dzikir Asmaul Husna. Berdasarkan pemaparan diatas, maka tim pengajar sebagai badan pemberi kerohanian Islam yang paling utama dan ujung tombak pengajaran agama Islam di RUTAN sangat memilki arti, bahwa tim pengajar dipandang sebagai tim inti pengajaran agama Islam yang dapat menumbuhkan kesadaran beragama sehingga tim pengajar harus pula mengupayakan untuk merumuskan tujuan dan sasaran materi yang akan dicapai oleh narapidana, sampai dengan menetapkan cara atau strategi yang akan ditempuh untuk mencapainya yang berupa materi, program dan pelaksanaanya akan dirasakan manfaatnya oleh narapidana. Pada kesempatan yang sama, peneliti mewawancarai tiga narapidana untuk memberikan pendapat materi yang paling dimengerti difahami sebagai hasil pengajaran yang diberikan oleh tim pengajar: a Eka Fridayanti 47 tahun = Materi yang sangat saya fahami dan saya sukai yaitu prinsip dasar Islam tapi yang ummnya saja yang dipakai pemerintah seperti NU, karena bingung banyak perbedaan-perbedaan tentang Islamnya. Menurut saya prinsip dasar Islam sangat bagus dan bermanfaat sekali, saya jadi tahu mengapa Islam memerintahkan untuk menutup aurat bagi perempuan, saya 7 Wawancara dengan Pengajar dari ESQ KORDA JAKTIM Ibu Eva Fachriani, Jum`at, 21 November 2014, pukul 10:52, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN. 57 juga sangat senang pada hari jum`at yaitu materi yang diberikan ESQ banyak sekali motivasi-motivasi yang diberikan. b Puja 37 tahun = saya mualaf baru 1 tahun sebelum masuk ke RUTAN, disini materi yang menurut saya untuk menambah ilmu tentang Islam, saya sangat suka belajr dari tim pengajar KEMENAG cara membaca Al-Qur`an sekarang sudah Iqra 6. Motivasi-motivasi yang saya sangat sukai bersyukur dalam menerima yang diberikan oleh Allah SWT. Kadang-kadang saya juga bingung dalam pemberian materinya suka berbeda-beda mengajarkan shalat atau tata cara Islam. c Ibu Imelda 48 Tahun = Materi yang saya sangat fahami dan saya sukai adalah tentang akidah seperti sabar dan taubat, saya senang sekali mendapatkan materi ini karena seperti charger untuk kehidupan saya. Karena saya WNA dahulunya jadi banyak menambah ilmu yang bermanfaat bagi saya baik disini maupun saat saya sudah keluar nanti. 8 Dalam wawancara narapidana tersebut, peneliti menemukan masalah dalam tim pengajar yaitu ketika memberikan materi, tim pengajar memberikan faham-faham yang dianutnya dan didalam materi tersebut diberikan, dan yang diajarkan membuat narapidana bingung karena yang diajarkan tidak pada umumnya. Hal tersebut peneliti mewawancari permasalahan pemberian materi kepada koordinator kerohanian Islam RUTAN yaitu bapak Solihin, beliau memberikan keterangan tersebut : “Memang hal ini pernah terjadi, karena itu kami membicarakan kepada tim pengajar bahwa kita sama-sama memberikan arahan bukan memberikan banyak faham-faham yang membuat mereka menjadi bingung. Kita hanya meluruskan dalam ibadahnya, lalu kita mengolah kembali jangan hal tersebut membuat bingung. Hal ini kita lakukan agar narapidana juga tidak menyalahi tim pengajar dan tim pengajar pun kita berikan masukan kalau disini hanya punya tugas membina bukan membuat bingung.” 8 Wawancara dengan Narapidana, Jum`at, 21 November 2014, pukul 11:35, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN. 58 Jadi hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan, menyatakan keberadaan tim pengajar ini sangat berarti sekali bagi RUTAN dalam kegiatan pengajaran agama Islam, materi-materi yang akan disampaikan oleh tim pengajar juga harus dikonsultasikan serta dikontrol oleh koordinator kerohanian Islam, agar dapat memberikan materi sesuai kebutuhan narapidana sehingga mereka dapat memahami dengan baik dan mengamalkan apa yang telah dipelajarinya sehingga dapat menumbuhkan kesadaran beragama dan keimanannya.

2. Strategi Pengajaran Agama Islam

Dalam pengajaran agama Islam ini sangat dibutuhkan strategi yaitu bagaimana tentang cara mengajar yang harus ditempuh dalam situasi-situasi khusus atau dalam keadaan tertentu yang spesfik. Dan ini sangat dibutuhkan karena pengajaran agama Islam di RUTAN yang dimana peserta didiknya mempunyai masalah sehingga harus belajar didalam RUTAN, keadaan psikologisnya sangat rentan. Dan hal tersebut situasi-situasi yang harus dilakukan banyak pendekatan dari tim pengajar dan para narapidana agar mereka dapat menerima pengajaran tersebut. Oleh karena itu tim pengajar kerohanian Islam banyak strategi yang dilakukan untuk pendekatan kepada narapidana. Pada observasi kehadiran peniliti saat pengajaran agama Islam, peneliti melihat strategi yang digunakan kebanyakan menguunakan metode ceramah, tartil Al- Qur`an dan shalawat bersama sebelum memulai pengajaran tersebut. Setelah itu sebelum tutup pengajaran biasanya pengajar menggunakan untuk tanya jawab dengan narapidana. Dalam hasil wawancara dengan tim pengajar KEMENAG Bapak Rusfendi menjelaskan pendekatan yang dipakai ketika proses pengajaran berlangsung yang menjadi interaksi antara pengajar dan narapidana selama proses belajar mengajar belangsung “Kami lebih terbuka kepada WBP sampai ada yang kalau sedang mengaji private ada yang sharing masalah pribadinya, sehingga kita menyampiakannya secara private juga. Kalau dikelas kami melakukan metode ceramah kelas klasikal memang pendekatannya sentuhan-sentuhan hati saja, walaupun yang 59 disampaikan adalah materi fiqih, kita kemas agar tidak hanya teori saja tetapi betul-betul fahami dan dilaksanakan, direnungkan seperti perintah shalat memahami sebagai perintah syariat syarat dan rukunnya juga meyakini bahwa perintah Allah itu adalah Maha Agung. kita lebih melakukan pendekatan kesana, sehingga faham shalat dengan perintah dari Maha Agung diharapkan melakukankannya dengan niat sendiri bukan karena pakasaan. Karena mereka sudah faham perintah shalat bukan sembarang perintah. Jadi pendekatan hanya lebih upaya penyadaran perintah Allah bukan beban semata tetapi itu kebutuhan rohani kita Selama interaksinya kita melakukan forum tanya jawab tetapi lebih banyak satu arah tapi jika masalah tertentu yang perlu dipertanyakan ada juga. Kita memberikan tanya jawab yang terbuka, bahkan menawarkan yang diluar bahasan jika ada yang harus disampaikan, kita beri kesempatan untuk bertanya. Ada juga yang mereka tidak faham mereka langsung bertanya. ” 9 Dan yang dilakukan oleh tim pengajar ESQ tidak jauh beda yang dilakukan dengan tim pengajar KEMENAG dalam pemaparannya saat wawancara yaitu “kami Melakukan sharing dengan WBP, kita tidak pernah menjudge WBP orang yang bersalah tetapi mereka sedang berusaha di dalam pesantren disini. Kita datang kesini ini untuk memberikan ketenangan, ketentraman, serta tidak menjudge mereka. Jadi lebih mendekatkan dengan kekeluargaan, terbuka menerima sharing dari mereka. Kita tidak ingin membedakan mereka orang yang tidak merdeka, tidak pernah ada perbedaan karena kita sama dengan mereka satu Iman.” Pendekatan yang dilakukan oleh ESQ menurutnya banyak didapatkan feed back dari narapidana, sehingga setiap hari jum`at narapidana lebih banyak mengikuti kegiatan pengajaran agama Islam dibandingkan saat hari yang lain, Seperti pemaparannya saat wawancara: “Mereka lebih aktif mengikuti pengajaran agama Islam. Boleh jadi hari jum`at mereka banyak yang mengaji dan penuh masjidnya kadang juga sampai 250 WBP, menurut saya itu adalah feed back dari mereka seperti itu. Karena 9 Wawancara dengan Ketua Kelompok Kerja Penyuluhan Agama Jakarta Timur Bapak Ruspendi Effendi, Senin, 24 November 2014, Pukul 11:08, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN. 60 mereka merasa mendapatkan sesuatu saat datang dihari jum`at, seperti mendapatkan ketenangan karena dzikir Asmaul Husna lebih dekat lagi.” 10 Peneliti melakukan wawancara kepada 3 narapidana untuk memberikan opini bagaimana tentang pendekatan pengajaran agama yang diberikan oleh tim pengajar a. Eka Fridayanti 47 Tahun = Kalau dalam pemberian materi itu saya tidak pernah bosan, walaupun ceramah, karena bermanfaat menghilangkan jenuh dari pada diam saja di keong sel b. Puja 37 Tahun = Saya suka mengambil inti sarinya kalau lagi dijelaskan karena ceramahnya banyak hikmahnya dan jadi banyak pengetahuan tentang Islam, sehingga saya tidak merasa bosan. c. Imelda 48 Tahun = Saya paling nyaman saat mengikuti pengajian karena bagus, tidak membuat bosan tapi kalau didalam keong saya pasti merasa bosan dan tidak ada manfaatnya jadi saya hampir setiap hari pasti mengikuti pengajian, dalam ceramahnya juga bagus-bagus, apalagi shalawatan itu membuat saya nyaman berada disini 11 . Jadi observasi dan wawancara peneliti lakukan, strategi pengajaran sangat menentukan penyampaian materi pengajar kepada narapidana, sehingga itu jadi membuat para narapidana juga rajin untuk mengikuti pengajaran agama Islam, karena menurut peneliti barisan narapidana tidak selalu sama, ada saatnya para narapidana itu banyak sekali yang datang tetapi juga hanya 2 barisan saja. Alasannya ada yang lebih nyaman dengan pengajar nya atau sedang tidak shalat jadi tidak kemasjid.

3. Evaluasi Pengajaran Agama Islam

Pengajaran agama Islam dipandang sebagai suatu usaha mengubah tingkah laku, yang diharapkan setelah mempelajari pelajaran agama Islam adanya perubahan tingkah laku yang diharapkan meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Begitu pula yang pengajaran agama Islam sangat berharap sekali pengajaran agama Islam memberikan perubahan yang lebih baik 10 Wawancara dengan Pengajar dari ESQ KORDA JAKTIM Ibu Eva Fachriani, Jum`at, 21 November 2014, pukul 10:52, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN. 11 Wawancara dengan Narapidana, Jum`at, 21 November 2014, pukul 11:35, di Masjid Al- Ikhlas RUTAN. 61 kepada narapidana, yang dapat dilihat bagaimana sikap narapidana saat pertama kali mempunyai masalah tersebut dan jauh dari agama sampai bisa mengikuti pengajaran agama Islam di RUTAN sehingga menumbuhkan kembali nilai-nilai Islam didalam dirinya dan terus mengikuti pengajaran agama Islam untuk memotivasi agar selalu lebih baik dan bermanfaat, sehingga saat keluar dari RUTAN bisa kembali diterima dimasyarakat dan mengamalkan apa yang sudah diajarkan ajaran Islam di RUTAN. Data untuk mengetahui bahwa ada perubahan dari naripadana peneliti melihat narapidana ada yang sudah bisa membaca Al-Qur`an yang awalnya narapidana tersebut tidak mengaji, lalu ada narapidana yang sharing saat pertama kali masuk RUTAN selalu menangis dan tidak bisa menerima keputusan untuk mendapatkan hukuman didalam RUTAN sampai akhirnya sudah bisa menerima keadaannya sekarang dan itu merupakan motivasi-motivasi yang dilakukan. Data ini peneliti dapatkan dengan saksi teman sejawat peneliti yaitu Serli widya wati. Lalu peneliti melakukan wawancara ke 3 narapidana mengenai perubahan sebelum dan sesudah mendapatkan pengajaran agama Islam sebagai berikut: a. Eka Fridiyanti 47 Tahun = Dahulu saya adalah pecandu narkoba dari umur 28 tahun yang sama sekali tidak tahu bagaimana ajaran agama Islam dan jauh dari agama, ini adalah teguran dari Alhamdulillah ini hukuman ada di Dunia dan membuat saya tobat, banyak yang saya dapatkan dimasjid ini sehingga banyak perubahan yang saya rasakan seperti saya sudah termotivasi untuk puasa sunnah, selalu shalat lima waktu, mengaji huruf hijaiyah dan Alhamdulillah saya sudah mengaji Al-Qur`an pada awalnya saya tidak bisa dan belajar Iqra saya sangat bersyukur. b. Puja 37 Tahun = Saya merasakan sekarang ini sudah lebih tenang di sini karena sebelumnya saya tidak terima karena saya disini terjebak dibisnis karena katanya saya ini banyak hutang saham dan saya tidak mengerti, kenapa tidak bos saya yang terkena kasus ini. Tapi mungkin ini adalah rencana Allah, saya mendapatkan motivasi untuk lebih sabar atas kasus saya, dan menganggap disini adalah Pondok Pesantrenjadi saya berfikir seperti itu saja sehingga lebih tenang keadaan saya dan menerima semuanya. Saya juga sudah Iqra 6 yang tadi