Sarana dan Prasarana Pengajaran Agama Islam di RUTAN Program Pengajaran Agama Islam Bagi Narapidana Wanita

54 i. Pengajaran Hadist j. Pengajaran Ilmu Hadist k. Pengajaran Tarikh Islam l. Pengajaran Tarikh Tasyri` Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dengan mengikuti pengajaran agama Islam di Masjid RUTAN setiap hari senin dan hari jum`at, yaitu masing – masing tim pengajar berbeda-beda dalam memberikan materi pengajaran, jadi beda tim pengajar maka beda pula materinya, dan tidak menggunakan silabus sebagai rencana pembelajaran pada suatu kelompok materi. Biasanya pengajar melakukan koordinasi dengan tim kesatuannya lalu memberikan materi secara flexible. Dalam pembuatan silabus juga menjadi kesulitan atau hambatan tim pengajar dari Kementrian Agama KEMENAG karena RUTAN hanya menjadi transit para narapidana saja, bukan tempat yang bisa dibuat materi dengan silabus dan rincikan secara level tertentu. Penelitian obeservasi ini juga diperkuat dengan hasil wawancara pada tanggal 24 November 2014 dengan tim pengajar KEMENAG bapak Ruspendi Effendi “Kesulitan yang kita alami yaitu karena ini RUTAN, para tahanannya sifatnya sementara saja di RUTAN. Jadi jika dibuat materi secara utuh persemester apalagi 1 satu tahun, itu peserta didiknya bisa ganti-ganti berbeda dengan yang ada di LAPAS mereka sudah divonis dan paling minimal 1satu tahun jadi membuat perencanaannya lebih leluasa diprogramkan beberapa level kedepan jadi mendapatkan target belajarnya yang dicapai, kalau disini hanya transit saja jadi ketika membuat perencanaan pembelajaran tidak bisa dibuat materi dalam beberapa level pengajaran”. 6 Dari yang materi yang rinci oleh tim pengajar KEMENAG yaitu: 1 Akidah dan Akhlak 2 Fiqih 3 Sejarah para nabi 6 Wawancara dengan Ketua Kelompok Kerja Penyuluhan Agama Jakarta Timur Bapak Ruspendi Effendi, Senin, 24 November 2014, Pukul 11:08, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN. 55 4 Al-Qur`an bagi yang belum bisa membaca Iqra` dilakukan secara private dan klasikal secara bersama-sama membaca Al-Qur`an. Penjelasan dalam wawancara tersebut, alasannya kenapa diberikan materi tersebut, karena Aqidah tentu masalah pokok keyakinan jadi untuk menguatkan mereka dalam hal berkeyakinan kepada Allah SWT. Terkait dengan ketetapan Allah salah satunya kenapa mereka ada di sini, sehingga mereka harus meyakini bahwa itu ketentuan Allah kemudian mereka mengambil hikmahnya dari ketetapan Allah untuk menyadarkan mereka bahwa ketentuan Allah itu kelihatannya tidak enak tapi boleh jadi sesuatu yang tidak enak itu baik. Hanya kadang-kadang kita tidak tahu hikmah dibalik itu. Sehingga aspek yang sangat ditekankan bagi narapidana yang diberikan tim pengajar KEMENAG yaitu adanya perubahan akhlak dan mental untuk selalu meyakini adanya ketetapan Allah, sehingga menambah keimanannya. Dari hal ini pula tim KEMENAG sangat mengharapkan setelah bebas dari RUTAN atau dipindahkan ketempat lain, narapidana bisa selalu untuk sadar bahwa ternyata hidup ini bukan hanya materi Harta saja yang dicari tapi ada sesuatu yang lebih berharga dari pada materi. Walaupun nanti mereka keluar tetap berusaha mendapatkan materi itu tapi dia meyakini ada sesuatu lagi yang lebih dari padanya, yakni kepuasan hati, bathin dan itu diperoleh dari keyakinan agama, keyakinan kepada Allah SWT. Begitulah kesimpulan pemaparan dari bapak Rusfendi selaku tim pengajar KEMENAG. Sedangkan tim pengajar ESQ Emotional Spritual Quetient dalam memberikan materi pengajaran, ada satu materi yang sangat diutamakan yaitu dzikir Asmaul – Husna. Menurut Ibu Eva sebagai Tim Pengajar ESQ materi ini diberikan karena “kembali lagi segala permasalahan hidup kita ini bertopangnya kepada Allah SWT. Sedangkan diAsmaul Husna adalah nama-nama Allah yang Maha Segalanya jadi dari kitapun minta tolong kepada Allah ada “ ” , Maha Kasih ada “ ”, Maha Sayang ada “ ”. Semua