63 waktu luang mereka sehingga bersifat motivasi ini walaupun ada materi yang
disampat tapi kita usahakan pada saat pindah dari sini kalau sudah termotivasi pasti akan mencari karena sudah termotivasi untuk belajar jadi lebih banyak
motivasi untuk mereka ibadah, belajar. Tidak hanya disini apa nanti akan dipindah ke Lapas Tanggerang ata bebas dari sini mereka tetap mau belajar.”
13
Berbeda lagi dengan tim pengajar dari ESQ, berikut ini pemaparan dari Ibu Eva selaku pengajar dari ESQ
“Kesulitan atau hambatan muncul karena disini kita sosial, kadang-kadang kita ingin memberikan ilmu dengan bungkus yang beda tapi terbentur dengan
masalah dana karena kita selama ini berjalan sendiri. Tidak ada sepeser dari RUTAN atau pun ESQnya, kita kesini karena Lilahi Ta`ala, seperti foto copy
itu dari uang sendiri. karena ini bidang sosial pengajarnya pun yang datang itu Lillahi Taala banyak upah dari Allah, Agar ilmu kita bermanfaat. Masalah
dana saat kita ingin mengadakan lomba kita juga mengumpulkan dana sosial sendiri.
Kalau masalah pemberian materi kita harus sering melakukan review materi yang minggu lalu agar WBP yang baru masuk mendapatkan ilmunya. Jadi itu
bisa teratasi. Inovasi ini agar mereka bisa menghafal dzikir-dzikir, do`a dan shalawat, jadi kita mengatasi hal ini dengan berlapang dada dan ikhlas langkah
kita kesini hanya bisa berbagi. Karena ini titipan Allah SWT. Semoga ilmu ini menjadi ber
manfaat dan memberikan inovasi”
14
Jadi dari hasil wawancara, peneliti menyimpulkan setiap permasalahan pengajaran ini harus lebih diperhatikan untuk menimalisir kesulitan pengajaran
agama Islam. Dan harus diberikan dukungan untuk tim pengajar sebagai inti pemberi materi pengajaran agama Islam.
13
Wawancara dengan Ketua Kelompok Kerja Penyuluhan Agama Jakarta Timur Bapak Ruspendi Effendi, Senin, 24 November 2014, Pukul 11:08, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN.
14
Wawancara dengan Pengajar dari ESQ KORDA JAKTIM Ibu Eva Fachriani, Jum`at, 21 November 2014, pukul 10:52, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN.
64
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Program pelaksanaan pengajaran agama Islam bagi narapidana wanita di Rumah Tahanan Negara RUTAN Pondok Bambu Kelas II A Jakarta Timur
mendapatakan pengajaran agama Islam dalam kegiatan kerohanian Islam selama menjalani masa hukuman. Tim pengajar sangat berperan penting adanya program
pengajaran agama Islam di RUTAN yang memberikan kebutuhan pribadi narapidana, sehingga secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian dan kecerdasan akhlak mulia yang akan bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Jadi, narapidana
yang tinggal di balik jeruji besi tak hanya diam dan sekedar menghitung hari- harinya disana. Tetapi, narapidana diberi bekal untuk mempersiapkan kehidupan
selepas keluar dari rumah tahanan Negara. Mereka dididik dan diberi kesempatan untuk menyalurkan kemampuan dan bakat masing-masing, serta narapidana
dibekali pengajaran agama Islam guna menumbuhkan kesadaran beragama dan motivasi-motivasi untuk selalu hidup yang bermanfaat. Pengajaran agama Islam
juga membuat narapidana bersyukur dan menerima ketetapan dari Allah SWT atas yang mereka alami untuk didalamnya.
2. Pelaksanaan pengajaran agama Islam bagi narapidana wanita di Rumah Tahanan Negara RUTAN Kelas II A Pondok Bambu Jakarta Timur yaitu
diberikan setiap hari senin-jumat dimulai pukul 09:20 – 11:30 kemudian shalat
dzuhur berjamaah dan dilanjutkan 13:30 – 15:00. Semua kegiatan yang di
RUTAN sudah diatur oleh struktur organisasi dalam RUTAN termasuk pengajaran agama Islam diatur oleh Sub. Sie Bimbingan Kegiatan, dan selama
kegiatan berlangsung selalu diawasi oleh Koordinator kerohanian Islam, serta pemberi materi didalamnya adalah tim pengajar yang sudah berpengalaman dan
profesional. Pelaksanaan pengajaran agama Islam dilakukan di Masjid. Semua kegiatan agama Islam tergantung tim pengajar. Sehingga tim pengajar yang paling
utama dalam pelaksanaan pengajaran agama Islam di RUTAN.
65
B. Implikasi
Seperti dalam kesimpulan peneliti menyingung masalah kegiatan kerohanian Islam bagi narapidana, yang sangat berpengaruh dari tim pengajar yang akan
memberikan materi tersebut, sangat disayangkan jika ada tim pengajar yang tidak memberikan sesuai kebutuhan beragama. Karena bagi narapidana pengajaran
agama Islam di dalam RUTAN memberikan manfaat yang banyak untuknya, baik itu menambah kegiatan di dalam RUTAN mereka juga menambah pengetahuan
agama Islam dan menanamkan nilai-nilai agama pada dirinya sehingga perlu adanya sistematik pengajaran agama Islam misalnya rapat antar tim pengajar
supaya tidak ada faham-faham agama Islam yang berbeda-beda, dan memberikan materi yang sesuai ruang lingkup pengajaran agama Islam secara umumnya.
Tim pengajar juga harus banyak memberikan inovasi dalam strategi pengajaran agama Islam. menjadikan narapidana tidak hanya selalu dengan
ceramah tapi bisa dengan diskusi kelompok, dan dalam BTQ Baca Tulis Al- Qur`an narapidana tidak hanya bisa membaca Al-Qur`an tapi juga diberikan
pengetahuan menulis bahasa Arab, meningkatkan cara membaca Al-Qur`an dengan tajwid cara membaca Al-Quran yang baik dan benar.
Maka implikasinya harus ditanamkan pengajaran agama Islam bagi narapidana dengan baik dan benar sesuai kebutuhan beragama mereka dan
tersistematik dalam memberikan materi pengajaran agama Islam. Perlu adanya kordinasi antar tim pengajar untuk mengatur strategi pengajaran agama Islam dan
materi yang diberikan untuk narapidana.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi diatas, maka peneliti memberikan saran antara lain:
1. Kepada Koordinator kerohanian Islam dan Unit kegiatan narapidana sudah sangat bagus untuk memberikan pengajaran agama Islam sebagai membentuk
keperibadian narapidana yang perlu ditekankan adalah pengawasan saat memberikan materi yang diberikan, dan narapidana yang tidak mengikuti