Karakteristik Pendidikan Matematika Realistik

d Siswa siswi lain memberi tanggapan terhadap pekerjaan yang telah dipresentasikan e Dari beberapa penyelesaian dan hasil diskusi, akhirnya melalui proses negosiasi siswa-siswi memilih penyelesaian yang paling baik f Siswa-siswi mengakhiri kegiatan penyelesaian masalah dengan refleksi. Pembelajaran matematika dengan pendekatan pendidikan matematika realistik memerlukan alat peraga dan media. Dalam hal ini alat peraga dapat menjembatani konsep abstrak matematika dengan dunia nyata. Di samping itu, alat peraga juga dapat membantu siswa menemukan strategi pemecahan masalah. Dari penggunaan alat peraga ini siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya, memahami masalah dan menemukan strategi pemecahan masalah. 48 Contoh alat peraga yaitu pizza pada materi pecahan, permen pada materi perkalian, kaleng susu pada materi bangun ruang. Penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran itu sendiri. Kondisi itu terjadi karena ada beberapa hal yang memberikan implikasi langsung sehingga tercipta suasana pembelajaran yang dinamis dan bermakna. Hal-hal yang dimaksud adalah pembelajaran matematika realistik dengan pengamatan secara nyata pada bendanya akan menambah ingatan siswa akan objek yang dipelajari, guru tidak menjadi pusat perhatian, melainkan hanya berfungsi sebagai fasilitator dan mediator, siswa menjadi subjek pembelajaran dalam arti siswa tidak lagi menjadi objek tetapi siswa menjadi subjek pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi aktif-kreatif, menyenangkan dan tidak kaku serta bersifat demokratis. 49 Dapat disimpulkan pembelajaran matematika realistik diawali dengan fenomena, kemudian dengan bantuan guru diberikan kesempatan menemukan kembali dan mengkonstruksi konsep sendiri. Setelah itu, menyelesaikan masalah realistik tersebut. 48 Esti Yuli Widyanti, Ibid., h.7-22 49 Kartika I Komang, “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Dan Penalaran Operasional Konkret Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Semarapura Kangin”, Jurnal Pasca Undiksha,2010,h. 14.

3. Kajian Materi KPK Kelipatan Persekutuan Terkecil dan FPB Faktor

Persekutuan Terbesar Materi kelas IV semester satu yang peneliti pilih yaitu KPK dan FPB. Sesuai dengan Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk mata pelajaran matematika SDMI kelas IV. Standar kompetensi yang harus di capai siswa adalah Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah . Kompetensi Dasar yang harus dikuasai siswa adalah mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan, menentukan kelipatan dan faktor bilangan, menentukan kelipatan persekutuan terkecil KPK dan faktor persekutuan terbesar FPB, menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB. 50 KPK adalah kelipatan yang sama dan terkecil dari dua bilangan atau lebih. 51 KPK merupakan bilangan bulat terkecil yang merupakan kelipatan dari kedua bilangan tersebut. Ada beberapa tahap dalam menentukan KPK yaitu: 1 Menentukan kelipatan Kelipatan suatu bilangan merupakan himpunan bilangan-bilangan asli yang habis oleh bilangan tersebut. Contoh kelipatan 2 adalah {2, 4, 6, 8, 10, ...}. Suatu bilangan a dikatakan kelipatan b, jika a merupakan hasil perkalian b dengan bilangan asli. 2 Menentukan kelipatan persekutuan dan pilih dari kedua kelipatan persekutuan yang terkecil. Kelipatan persekutuan adalah kelipatan yang sama-sama dimiliki oleh dua bilangan yang sama. Setelah menentukan kelipatan dan kelipatan persekutuan maka pilih yang terkecil. Contoh: kelipatan persekutuan 2 dan 3 adalah {6,12, ...}. KPK 2 dan 3 adalah 6. FPB adalah faktor yang sama dan terbesar dari dua bilangan atau lebih. 52 FPB merupakan faktor persekutuan dari dua bilangan positif yang terbesar, yang membagi keduanya. Ada beberapa tahap dalam menentukan FPB yaitu: a Menentukan faktor 50 Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika, h. 153 51 Tia Purniati, Matematika, Jakarta:Departemen Agama Republik Indonesia, 2009, h.31 52 Tia Purniati, Ibid., h.28 Faktor merupakan suatu himpunan bilangan yang habis membagi bilangan tersebut. Contoh faktor 6 adalah {1,2,3,6}, faktor 8 adalah {1,2,4,8}. b Menentukan faktor persekutuan dan pilih dari kedua faktor persekutuan yang terbesar. Faktor persekutuan adalah faktor yang sama-sama dimiliki oleh dua bilangan yang sama. Setelah menentukan faktor dan faktor persekutuan, maka langkah selanjutnya adalah pilih faktor persekutuan yang terbesar. Contoh: faktor persekutuan 6 dan 8 adalah 2. FPB 6 dan 8 yaitu 2. Untuk dapat menyelesaikan soal yang berhubungan dengan KPK dan FPB, siswa diharuskan dapat menguasai konsep kelipatan dan faktor. Tanpa itu semua siswa akan kesulitan menyelesaikan soal KPK dan FPB. Sedangkan materi prasyarat untuk mempelajari kelipatan dan faktor adalah perkalian dan pembagian. Maka dari itu, siswa di kelas sebelumnya harus menguasai pekalian dan pembagian, agar lebih mudah belajar konsep KPK dan FPB.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan ini, diambil dalam skripsi mahasiswa UIN Jakarta. Penelitian relevan yang mencakup judul ini, yaitu: 1 Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuraini, yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematic Education RME Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Konsep Pengukuran Waktu, Panjang d an Berat” yang dilakukan di MIN 16 Cipayung siswa kelas III tahun ajaran 20102011. Hasil penelitian menunjukan hasil belajar pada materi pengukuran waktu, panjang dan berat dengan menggunakan pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar dibandingkan tanpa menggunakan pendekatan realistik. Kelas yang menggunakan pendekatan matematika realistik lebih aktif saat pembelajaran. 2 Penelitian ini sesuai dengan penelitian Ida Farihah yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa” yang dilakukan di SMP Nusantara Plus Ciputat pada tahun ajaran 20092010. Hasil penelitian menunjukan kemampuan komunikasi matematika siswa dengan pendekatan pembelajaran