Hakekat Pembelajaran Matematika Deskripsi Teori

Ketiga, menerapkan berkaitan dengan menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah. Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur dan mengimplementasi. Menjalankan prosedur dapat dilakukan melalui pengetahuan yang dimiliki siswa. Contoh dalam soal yaitu Dinda pergi ke toko buku 12 hari sekali. Ari pergi ke toko buku 8 hari sekali. Jika hari ini mereka ke toko buku bersama-sama, berapa hari lagi mereka ke toko buku bersama-sama lagi? Keempat, menganalisis berkaitan dengan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan. Contoh dalam soal yaitu Wati membeli 10 tangkai bunga mawar merah dengan harga Rp1.500,00 dan 15 tangkai bunga mawar putih dengan harga Rp2.000,00. Wati merangkai bunga mawar tersebut dengan cara mengikatnya dan menjual Rp1.000,00ikat. Berapa ikat bunga mawar yang dirangkai dan berapa uang yang Wati dapat jika semua bungkusan kue terjual? Kelima, evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian. Evaluasi meliputi mengecek dan mengkritisi. Mengecek mengarah pada hal-hal yang tidak konsisten. Sedangkan mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis. Menciptakan merupakan meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur. 27 2 Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kelima aspek dimulai dari tingkat dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks yaitu Recivingattending penerimaan, Responding jawaban, Valuing penilaian, Organisasi, Karakteristik nilai atau internalisasi nilai. 27 Imam Gunawan dan Anggraini Retno Palupi. “Taksonomi Bloom – Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Penilaian ” . Jurnal FIP IKIP PGRI Madiun, 2010,h. 26-29. Pertama yaitu Recivingattending. Aspek ini berkenaan kepekaan dalam menerima rangsangan stimulasi dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. Kedua yaitu Responding atau jawaban. Aspek ini reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. Ketiga yaitu valuing atau penilaian. Aspek ini berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. Keempat yaitu organisasi. Aspek ini berkenaan pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain- lain. Kelima yaitu karakteristik nilai atau internalisasi nilai. Aspek ini berkenaan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadiannya dan tingkah laku ke dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya. 28 3 Ranah Psikomotor Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni pertama, gerakan refleks yaitu keterampilan pada gerakan yang tidak atau sadar. Kedua yaitu keterampilan pada gerakan-gerakan dasar. Ketiga yaitu kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain. Keempat yaitu kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan. Kelima yaitu 28 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012, h.22 gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks. Keenam yaitu kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. 29 Hasil belajar tidak dapat berdiri sendiri. Tetapi, selalu berhubungan satu sama lain. Bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya berubah pula sikap dan perilakunya. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Tipe hasil belajar ranah afektif berkenaan dengan perasaan, minat, dan perhatian, keinginan, penghargaan dan lain-lain. Misalnya yaitu kemauan untuk menerima pelajaran dari guru-guru, perhatian terhadap apa yang dijelaskan guru, hasrat untuk bertanya kepada guru dan lain-lain. 30 Tipe hasil belajar ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan atau kemauan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini tahap lanjutan dari afektif yang tampak dalam berperilaku. Pembatasan hasil pembelajaran yang akan diukur, peneliti mengambil yaitu ranah kognitif.

e. Faktor-faktor Hasil Belajar Matematika

Seorang pembelajar mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam belajar. Faktor tersebut menentukan bagaimana proses belajar mengajar itu akan terjadi di dalam diri si pelajar. Sehingga dapat dikatakan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdapat dua faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor- faktor tersebut sebagai berikut: 31 1 Faktor dari Dalam Faktor ini terdapat dari dalam diri siswa. Faktor dari dalam terdiri dari faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. 29 Nana Sudjana, Ibid., h.23 30 Nana Sudjana, Ibid., h.31 31 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka Cipta,2010, h.54-70 a Faktor Jasmaniah Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu. Selain itu ia akan cepat lelah, kurang bersemangat mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan kelainan- kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Selain kesehatan, cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuhbadan. Seperti buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan sebagainya. Siswa yang cacat belajarnya akan terganggu. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa tidak memuaskan. b Faktor Psikologis Terdapat tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. 1. Inteligensi, dalam hal ini intelegensi seseorang mempengaruhi belajar. Tetapi, tidak semua siswa intelegensi tinggi yang akan berhasil. Banyak faktor lain yang mempengaruhi belajarnya. Meskipun terdapat siswa yang intelegensinya normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik. Artinya belajar dengan menerapkan metode yang efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya berpengaruh positif. Maka siswa tersebut dapat berhasil. 2. Perhatian, untuk mendapatkan hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap pelajaran yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak mendapat perhatian siswa, timbullah kebosanan. 3. Minat, adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa. Maka siswa tidak akan belajar dengan baik.