Pengertian Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

matematika atau pemodelan matematika. Pemodelan matematika pada soal- sal yang nyata dan diselesaikan secara informal disebut matematisasi horizontal. Sedangkan pemodelan yang menggunakan simbol-simbol atau penyelesaian secara formal disebut matematisasi horizontal. 2 Fenomenologi didaktik didactical penenomenology artinya bahwa dalam mempelajari konsep-konsep, prinsip-prinsip dan materi-materi lain dalam matematika, para peserta didik bertolak dari fenomena-fenomena konstektual yaitu masalah-masalah yang berasal dari dunia nyata dan berhubungan dengan konsep matematika. Setidaknya masalah tersebut dapat dibayangkan. 3 Mengembangkan model-model sendiri self developed models artinya bahwa dalam mempelajari konsep-konsep atau materi-materi matematika yang lain melalui masalah-masalah kontekstual, siswa siswi perlu mengembangkan sendiri model-model atau cara menyelesaikan masalah tersebut. Model-model ini menjadi jembatan dari jawaban informal siswa ke bentuk formal. Urutan model matematika yaitu dimulai dari model situasional yaitu benda yang nyata bagi siswa. Kemudian meningkat menjadi model of yaitu sudah berupa gambar-gambar atau pemodelan tanpa bendanya. Lalu bergeser menjadi model for yaitu berupa simbol-simbol matematika seperti kali, tambah, kurang. Dan yang paling tinggi tingkatannya model formal matematika.

d. Desain Model Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik

Dalam pembelajaran, sebelum siswa siswi masuk dalam sistem formal terlebih dahulu mereka dibawa ke situasi informal. Misalnya, pembelajaran pecahan dapat diawali dengan pembagian menjadi bagian yang sama. Contoh yaitu pembagian kue. sehingga tidak terjadi loncatan pengetahuan informal anak didik dengan konsep-konsep matematikapengetahuan matematika formal. Setelah mereka memahami pembagian menjadi bagian yang sama, baru diperkenalkan istilah pecahan. Ini yang membedakan pendidikan matematika realistik dengan pembelajaran konvensional. Pada konvensional siswa sejak awal diajarkan istilah pecahan dan beberapa jenis pecahan. Secara umum langkah-langkah pembelajaran matematika realistik dapat dijelaskan sebagai berikut: 46 1 Persiapan Selain menyiapkan masalah kontektual, guru harus benar-benar memahami masalah dan memiliki berbagai macam strategi yang mungkin akan ditempuh siswa dalam menyelesaikannnya. 2 Pembukaan Pada bagian ini siswa diperkenalkan dengan masalah dari dunia nyata. Kemudian siswa diminta memecahkan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri. 3 Proses Pembelajaran Siswa mencoba berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan pengalamannya, dapat dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok. Kemudian setiap siswa atau kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan siswa atau kelompok lain, siswa lain memberi tanggapan. Guru mengamati jalannya diskusi dan memberi tanggapan sambil mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik serta menemukan aturan atau prinsip yang bersifat lebih umum. 4 Penutup Setelah mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik melalui diskusi kelas, siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. Pada akhir pelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi. Penerapan Pendidikan Matematika Realistik dalam pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut: 47 a Pemberian masalah b Penyelesaian masalah oleh siswa siswi dengan cara mereka sendiri c Siswa siswi yang memiliki penyelesaian masalah yang berbeda-beda mempresentasikan hasil pekerjaannya 46 Nyimas Aisyah, dkk, Pengembangan Pembelajaran Matematika SD, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2007, h. 7-20 47 Esti Yuli Widyanti, dkk, Op cit., h.3-10 d Siswa siswi lain memberi tanggapan terhadap pekerjaan yang telah dipresentasikan e Dari beberapa penyelesaian dan hasil diskusi, akhirnya melalui proses negosiasi siswa-siswi memilih penyelesaian yang paling baik f Siswa-siswi mengakhiri kegiatan penyelesaian masalah dengan refleksi. Pembelajaran matematika dengan pendekatan pendidikan matematika realistik memerlukan alat peraga dan media. Dalam hal ini alat peraga dapat menjembatani konsep abstrak matematika dengan dunia nyata. Di samping itu, alat peraga juga dapat membantu siswa menemukan strategi pemecahan masalah. Dari penggunaan alat peraga ini siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya, memahami masalah dan menemukan strategi pemecahan masalah. 48 Contoh alat peraga yaitu pizza pada materi pecahan, permen pada materi perkalian, kaleng susu pada materi bangun ruang. Penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran itu sendiri. Kondisi itu terjadi karena ada beberapa hal yang memberikan implikasi langsung sehingga tercipta suasana pembelajaran yang dinamis dan bermakna. Hal-hal yang dimaksud adalah pembelajaran matematika realistik dengan pengamatan secara nyata pada bendanya akan menambah ingatan siswa akan objek yang dipelajari, guru tidak menjadi pusat perhatian, melainkan hanya berfungsi sebagai fasilitator dan mediator, siswa menjadi subjek pembelajaran dalam arti siswa tidak lagi menjadi objek tetapi siswa menjadi subjek pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi aktif-kreatif, menyenangkan dan tidak kaku serta bersifat demokratis. 49 Dapat disimpulkan pembelajaran matematika realistik diawali dengan fenomena, kemudian dengan bantuan guru diberikan kesempatan menemukan kembali dan mengkonstruksi konsep sendiri. Setelah itu, menyelesaikan masalah realistik tersebut. 48 Esti Yuli Widyanti, Ibid., h.7-22 49 Kartika I Komang, “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Dan Penalaran Operasional Konkret Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Semarapura Kangin”, Jurnal Pasca Undiksha,2010,h. 14.